Bagaimana jadinya kalau kita dijodohkan dengan orang yang kita cintai?
Pasti bahagia sekali bukan? Tapi, tidak untuk Nabila. Justru perjodohan inilah yang menjadi pintu awal penderitaannya.
Bagaimana tidak? Nadeo sang suami yang terang-terangan mengatakan tidak menginginkan pernikahan ini dan akan melakukan poligami. Parahnya lagi, nadeo membawa istri kedua tinggal satu atap bersama dengan Nabila. Wanita mana yang tidak sakit hati, melihat orang yang kita cintai bermesraan setiap hari didepan kita.
Bisakah Nabila bertahan dengan rumah tangganya? atau lebih memilih mundur dan kalah? Yuk baca selengkapnya di menepi (mencintai dalam sepi?)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon da alfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Malam yang ditunggu-tungu Buu Ningrat tiba. Di mana ia akan kedatangan tamu yang diundang nya. Bu Njngrat akan bertemu langsung dengan dengan calon istri anak laki-lakinya yang tak lain juga sebagai calon menantunya.
Jujur saja Bu Ningrat juga belum mengenal dan melihat langsung calon menantunya. Bu Ningrat hanya pernah melihatnya melalui foto di hp saja. kalau dilihat di foto kelihatannya cantik sih, tapi jangan berharap lebih, karna sekarang semua bisa terlihat cantik karna filter instagram. Toh cantik atau tidaknya itu tidak terlalu penting, yang terpenting dia adalah perempuan baik dan berasal dari keluarga baik, juga bisa menjaga diri dan martabat suami nantinya.
"Assalamu'alaikum" Pakde memberi salam.
"Wa'alaikum salam, ayo masuk-masuk!" Sahut Bu Ningrat sembari tersenyum hangat.
Bu ningrat memang sudah menunggu di pintu. Pakde, Bude dan juga Nabila dipersilahkan untuk masuk ke dalam rumah mewah berlantai dua itu. mareka langsung dibawa oleh Bu Ningrat menuju ke meja makan keluarga untuk dijamu dengan makanan yang sudah dihidangkan.
Di meja makan sudah ada berbagai makanan lezat yang memang khusus dipersiapkan untuk menunggu calon besan dan calon menantu.
Nabila duduk di antara Pakde dan Bude yang di depannya ada beberapa keluarga dari calon suaminya. mungkin Nabila juga belum tahu yang mana suaminya.
Di meja makan ini hanya ada satu laki-laki yang usianya mungkin sekitar empat puluh tahun. Nabila berfikir, apakah laki-laki itu adalah calon suaminya? Jika iya, sungguh malangnya dia, mendapatkan jodoh seorang yang pantas dipanggil om-om. Lalu jika bukan pria itu, yang mana lagi? Pasalnya di meja makan ini hanya ada dua orang laki-laki, pakdenya dan laki-laki itu. Kalau dibilang tampan, laki-laki ini memang tampan, tapi rasanya kurang sreg saja.
"Bentar ya ada yang belum turun." Tutur Bu Ningrat.
Selang beberapa saat, datanglah seorang pria bertubuh atletis yang tidak asing di mata Nabila. Pria yang setiap kali Nabila melihatnya membuat jantungnya berdetak kencang.
Pria itu duduk di kursi yang tersisa di samping Bu Ningrat, tepat di hadapan Nabila.
"Halo semua, maaf saya telat." sapa pria itu diiringi senyum singkat.
Nabila menunduk. Semua rasa di hati campur aduk, ada rasa penasaran, yang manakah calon suaminya? Ada juga rasa harap, semoga Pria itu lah calon suaminya. Jadi ia tak perlu susah melupakan Pak Dosen kesayangannya. Ada rasa deg-degan juga karna berada tepat di hadapan orang yang selama ini dikagumi.
Nadeo. Iya, laki-laki yang berada tepat di hadapan Nabila adalah Nadeo. Orang yang selama ini diam-diam ia cintai. Apakah ini sebuah kebetulan?
"Oh ya Pak Mario, kenalin ini anak saya namanya Nadeo yang ingin saya jodohkan dengan keponakan Bapak!" Ucap Bu Ningrat seraya memegang bahu Nadeo.
DEG!!!
Ini kenyataan kan? Bukan mimpi atau halusinasi. Begitulah perasaan nabila ketika tahu yang mau dijodohkan dengan dia adalah Pak Dosen yang selama ini dia suka. Betapa tuhan Maha baik dan Maha penyayang. ketika Nabila sudah berputus asa, Allah mengirimkan kejutan yang sangat tidak disangka-sangka.
Nadeo tersenyum sebagai respon ramahnya.
"Ini Icha adiknya Nadeo, ini Ines kakaknya Nadeo dan itu Hanis suaminya Ines!" Jelas Bu Ningrat memperkenalkan anak-anaknya.
Rupanya laki-laki yang tadi adalah suami dari Ines, itu artinya calon kakak iparnya. wah keluarganya good looking semua, tidak ada bau-bau keburikan di sini.
"Kalau saya sudah tidak perlu saya perkenalkan lagi, karna seperti yang Bu Ningrat lihat, saya hanya membawa seorang gadis yang pastinya adalah Nabila, yang akan dijodohkan dengan anak ibu." Terang Pakde Mario.
"Cantiknya anak Almarhum Pak Asnawi," Puji Bu Ningrat, "Gak salah pilih calon mantu."
Nabila hanya tersenyum menanggapi ocehan dari calon ibu mertuanya, ia terlampau senang dengan apa yang dirasakan sekarang. Kejutan langsung dari tuhan yang mengabulkan segala doa-doanya.
Berbanding terbalik dengan nadeo yang sebenarnya muak dengan perjodohan yang sedang dijalani sekarang, andai bukan karna memikirkan Mamanya, sudah pasti Nadeo pergi meninggalkan semua orang di sini.
Nadeo melirik wanita yang ada di hadapannya, rasa-rasanya perempuan ini tidak terlalu asing di matanya. Di mana ya ia melihat perempuan ini? Nadeo ingat. Perempuan kecil ini kan mahasiswa di kampusnya. Oh tuhan bisa-bisanya dia dijodohkan dengan bocah tengil dan lugu seperti ini.
Gadis yang dibalut dengan gamis syar'i dan hijab berwarna peach ini terkesan lumayan cantik. Tapi secantik apapun dia, tidak membuat hati seorang Nadeo bergetar. yang ada malah rasa jijik, membayangkan posisi Raya yang seharusnya di sini malah tergantikan dengan muridnya ini.
"Kita makan dulu ya, ngobrolnya biar lebih serius." Ajak Bu Ningrat.
Semuanya pun menyantap makanan yang ada di meja, tak terkecuali Nadeo. Walau sedang kesal, Nadeo tetap akan menyantap makanannya.
Bu nNngrat dan Pakde Mario pun membahas pernikahan Nadeo dan Nabila yang harus diadakan secepat mungkin agar lebih baik, karna mareka pun akan pulang kampung.
...****************...
Matahari bersinar dengan terangnya, seolah tahu ada umat manusia yang sedang bergembira. Senyum manis nan ranum terukir di bibir kecil Nabila.
"Eh mau cerita." Ujar Nabila pada Cinthya ketika siang itu.
"Cerita apa? kok kayaknya happy banget?" tanya Cinthya penasaran
Baru kemarin rasanya cinthya melihat wajah nabila bermuram durja, tapi hari ini sudah lagi memasang tampang ceria. Entah setan apa yang merasuki Nabila, bisa-bisanya moodnya berubah dengan cepat. Atau jangan-jangan ternyata yang dijodohkan itu tampan, melebihi Pak Nadeo, sehingga Nabila tidak perlu lagi move on dan memikirkan Pak Nadeo.
"Tau gak sih, tenyata yang mau dijodohin sama aku itu ternyata Pak Nadeo!" Ungkap Nabila.
"Waw! serius lu?" Teriak Cinthya histeris.
"Shuttt!! Jangan berisik!" Nabila memberi isyarat dengan telunjuknya, agar tidak ada orang yang mendengar pembicaraan mareka.
Nabila yakin, pasti Cinthya akan kaget dan tidak percaya dengan apa yang diucapkannya. Rasanya memang mustahil bisa sekebetulan itu. Tidak salah kalau ada yang mengatakan kalau jodoh rahasia tuhan dan jodoh tidak ada yang tahu.
Benar!. Jodoh tidak ada yang tahu. Buktinya Nabila sendiri tidak akan menyangka akan berjodoh dengan dosen incarannya sendiri. Eitss..., ralat belum jodoh namanya, kalau belum ijab qabul.
"Eh gimana-gimana, cerita dong!"
"Jadi malam kemaren itu aku ke rumah Pak Nadeo, dan ternyata Pakde sama Bude mau ngejodohin aku sama Pak Nadeo. Apa ku bilang, Pakde dan Bude ku gak akan salah memilihkan jodoh untuk aku." Celoteh Nabila bangga.
"Iya deh..., jadi kapan nih akadnya?"
"Berkasnya udah diserahin ke KUA, mungkin semingguan lagi kita udah akad."
"Wah cepet banget"
"Tapi kita gak ada resepsinya, cuma akad aja"
"Kok gitu? Padahal aku pengen loh jadi bridesmaidnya sahabat aku."
"Katanya ada berbagai alasan gitulah, aku juga gak terlalu memikirkan resepsi, karna yang penting akad aja."
"Yaudah deh selamat, yang penting lo bahagia, udah dapat pria idaman. Gak lama lagi bakal jadi Buk Nabila nih." goda cinthya
Nabila tersenyum menanggapi ocehan sahabatnya yang selalu mendukung keputusannya.
"Wah..., kalo Rizki tau, bakal patah hati berat nih dia!" Canda Cinthya, "Secara dia kan lama banget udah suka sama lo!"
"Ih..., gak usah bahas masa lalu, lagian kita juga gak tau dia kemana!"
n
🥰🥰😝
🥰🥰cegukan