Bagaimana menurutmu Jika seorang ratu pelakor yang cantik dari masa depan berpindah dimensi ke tubuh menantu sampah dengan tubuh super jelek?
Dengan identitas baru yang dianggap sebagai menantu sampah dan keluarga besar yang terus menindasnya, Amira menggunakan kemampuannya dan bantuan dari dunia ajaib untuk mengubah keadaan dan membalaskan dendam perempuan yang memiliki tubuh yang ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Pertama kali tidur bersama.
Sesaat, Fernando mengerutkan keningnya, tetapi dia kemudian menyalakan mesin kendaraannya dan dengan perasaan yang aneh, pria itu mengendarai motornya sampai tiba di kediaman Barata.
Begitu mereka memasuki rumah kecil yang terletak di samping rumah besar milik keluarga Barata, keduanya langsung disambut oleh tatapan kesal dari Aulia yang merupakan ibu mertua Amira.
'Hm,, ini ibu mertua yang terlalu galak dan menyebalkan. Setiap hari kerjaannya hanya membanggakan putranya yang hanya bekerja dengan gaji kecil di rumah keluarga Barata, lalu merendahkan menantunya dan menyuruh menantunya melakukan segala pekerjaan rumah.' ucap Amira dalam hati sembari menilai perempuan paruh baya di depannya.
"Bagus sekali!! Kau Pergi tanpa memasak makan malam lagi, membuat suamimu yang sudah kelelahan bekerja di kantor kembali memasak di dapur!! Kau bahkan menyuruhnya untuk menjemputmu, padahal sudah tahu bahwa suamimu sudah sangat lelah!!! Istri macam apa kau ini?!! Sama sekali tidak memiliki kelebihan!!" Kesal Aulia pada menantunya.
Fernando yang berdiri di samping Amira langsung berkata, "Ibu, jangan terus menyalakan Amira, aku yang memintanya untuk tidak memasak, dan aku sendirilah yang berniat menjemputnya."
"Apa?!! Kau membelanya lagi?!! Wanita tak berguna seperti ini,, hah,," Aulia memenjamkan matanya sembari memegangi kepalanya lalu duduk di sofa.
"Bagaimana bisa nasib ku begitu sial mendapatkan menantu yang tak berguna, dan sekarang anakku satu-satunya malah membela menantu sampah itu dibanding ibunya sendiri!! Karma apa yang sudah kudapatkan di kehidupan sebelum ku hingga bisa sesial ini?!!" Kelu Aulia dengan kepal berdenyut.
Tidak masalah jika dia memiliki seorang anak yang dianggap tak berguna oleh keluarga besarnya, hingga hanya bisa menjadi karyawan biasa di perusahaan keluarga mereka.
Tapi mengapa kemalangannya harus ditambah dengan mendapatkan seorang menantu sampah yang begitu tak berguna di keluarganya?
"Ibu, Jangan mengeluh terus atau keriputmu akan bertambah." Ucap Fernando lalu memegang tangan Amira dan menarik istrinya ke dalam kamar.
Begitu tiba di kamar, Amira langsung terhenyak melihat kamar yang begitu sederhana yang hanya diisi oleh satu ranjang, satu lemari pakaian dan sebuah cermin kecil di dinding.
'Astaga,, rumah ini bahkan tak layak untuk pembantuku di kehidupanku yang sebelumnya.' pikir Amira menelan air liurnya.
"Duduklah," ucap Fernando mendorong Amira duduk di pinggirnya ranjang lalu pria itu segera berlutut di depan Amira.
Fernando lalu melepaskan sepatu Amira dan mulai memijat kaki Amira.
"Lain kali kalau kamu pergi-pergi sebaiknya katakan padaku supaya aku mengantarmu. Lihat kakimu, jadi bengkak begini." Ucap Fernando langsung membuat Amira menyatukan alisnya membentuk satu garis lurus.
"Tidak berjalan pun kaki itu sudah bengkak. Jadi tidak perlu mengatakannya lagi." Ucap Amira langsung menjatuhkan tubuhnya untuk berbaring di atas keranjang ketika dia merasakan ranjang yang begitu keras.
'Oh, astaga!! Sepertinya hal pertama yang harus kulakukan adalah mencari uang untuk mendapat rumah yang lebih layak!' pikir Amira meratapi nasibnya yang terlalu sial.
Setelah lama memijat kaki Amira, Fernando kemudian berdiri lalu melihat istrinya yang sedang menatap langit-langit kamar.
"Tidurlah," ucap Fernando sembari mengambil selimut yang diletakkan di samping Amira.
"Oh, kau juga mau tidur?" Amira langsung duduk karena menyadari tubuhnya yang terlalu besar mengambil banyak tempat.
Dia hendak memperbaiki posisinya ketika dia melihat Fernando malah membungkus dirinya dengan selimut dan tidur di lantai.
"Hei! Kenapa malah tidur di situ?" Tanya Amira pada Fernando.
"Lalu menurutmu, di mana lagi aku harus tidur?" Tanya Fernando kantor repot-repot membuka matanya.
Ini adalah kebiasaan mereka, dia akan terus tidur di lantai, sementara istrinya tidur di ranjang, karena sejak mereka menikah, istrinya selalu membatasi interaksi mereka.
Hanya boleh berpegangan tangan tanpa boleh memeluk, dan apa lagi berciuman,, tidak boleh!!!
"Hah,, kau bisa tidur di sini bersamaku." Ucap Amira menggeser tubuhnya ke samping membuat Fernando langsung duduk di lantai menatap istrinya.
"Kau serius?" Tanya Fernando.
"Aku hitung sampai 3 kalau kau tidak segera ke sini maka kesempatanmu hangus. 1--"
"Tentu saja aku mau!!!" Langsung teriak Fernando berdiri dan naik ke ranjang.
Begitu suaminya tidur di sampingnya, Amira langsung berbalik menghadapkan punggungnya ke arah pria itu, karena dia perlu berpikir banyak hal.
Sepanjang malam, Amira terus mempelajari ingatan dari pemilik tubuh yang ia tempati sampai akhirnya dia ketiduran.
Sementara pria yang ada di belakang Amira, Fernando sama sekali tidak bisa tidur karena jantungnya terus berdegup-degup memikirkan malam pertamanya tidur seranjang dengan istrinya.
'Sepertinya dia juga tidak bisa tidur, mungkin besok, aku sebaiknya tetap tidur di lantai.' pikir Fernando yang merasa tidur di lantai lebih baik untuk mereka berdua.