NovelToon NovelToon
Duka Dua Garis Merah

Duka Dua Garis Merah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:587.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: alfajry

Pernikahan Brian Zaymusi tetap hangat bersama Zaira Bastany walau mereka belum dikaruniai anak selama 7 tahun pernikahan.

Lalu suatu waktu, Brian diterpa dilema. Masa lalu yang sudah ia kubur harus tergali lantaran ia bertemu kembali dengan cinta pertamanya yang semakin membuatnya berdebar.

Entah bagaimana, Cinta pertamanya, Rinnada, kembali hadir dengan cinta yang begitu besar menawarkan anak untuk mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curhat

Di tengah lorong rumah sakit, lengannya di tarik. Membuat Zaira sedikit terkejut.

"Hah. Kau!" Zaira sedikit teriak saat melihat orang yang menarik lengannya.

"Kenapa? Tegang sekali saraf-sarafmu".

Dia Revi. Pskiatri di rumah sakit ini. "Habis dari mana?"

"Dari ruang kepala. Anaknya tadi ingin kenalan katanya".

"Anaknya?" Revi sedikit berfikir. "Anaknya agak aneh, kan?" Revi berbisik. Takut kalau ada orang yang mendengar mereka saat membicarakan anak kepala rumah sakit, bisa gawat.

"Pernah ketemu ya?".

Revi mengangguk cepat. "Enggak sengaja tadi pagi ketemu di parkiran. Kalau di lihat-lihat, dia sepertinya punya tekanan yang agak berat". Revi mengingat-ingat wajah Nada saat di parkiran tadi, bersama dokter Winda. Dokter Winda memperkenalkan anaknya dengan dokter senior yang juga tak sengaja bertemu di parkiran. Revi hanya mendengar dokter Winda menyebutnya sebagai anak.

"Tekanan berat? Kasihan juga". Gumam Zaira mengangguk-angguk sambil mengingat tingkah Nada tadi.

"Kau juga sepertinya ada masalah". Revi memperhatikan wajah temannya yang agak kusut.

"Halah, mulai sok tahu". Zaira mengalihkan wajahnya sambil berjalan lagi. Ia tahu bahwa ia pun tidak bisa berbohong di hadapan Revi.

"Hey, kau lupa siapa aku". Revi menujuk benda kecil bertuliskan nama dan gelar di dadanya sambil ikut berjalan disebelah Zaira.

"Iya iya, dokter jiwa".

"Ayolah, cerita. Aku ketinggalan berita apa?" Tanya revi.

"Nanti aku cerita. Hani udah nunggu di Kafetaria."

Mereka pun bergegas ke Kafe. Menuju tempat duduk yang di isi wanita berkemeja dan rok pendek selutut sedang bertopang dagu.

"Aduh, lama sekali. Aku lapar, tahu."

Hani mengoceh setelah melihat siapa yang datang.

"Iya maaf, dokter Winda tadi panggil. Mana bisa aku abaikan". Zaira sudah memegang sendok dan menyuapkan makanan yang sudah ia pesan duluan ke Hani.

"Punyaku, mana?" Tanya Revi yang hanya melihat 2 piring di atas meja.

"Pesan sendiri, sana." Jawab Hani ketus.

Revi menggeser kursinya dan beranjak sambil ngedumel.

Setelah selesai makan, Revi menagih cerita dari Zaira.

"Apa ceritamu? Biar aku bantu cari solusi".

Zaira sejenak berpikir. Memang ia merasa agak tenang kalau Revi sudah memberikan nasihat ala dokter Jiwa kepadanya. Benar-benar menenangkan Jiwanya. Itulah kenapa, Revi sering bertugas kesana kemari dan sering menjadi pendengar dan penasehat orang-orang yang jiwanya terguncang.

Kadang Hani iri, enak sekali jadi Revi. Bisa-bisanya hanya mendengarkan curhat dan rahasia orang-orang bisa menghasilkan uang yang banyak. "Enak kepalamu!" Begitu respon Revi terhadap keirian Hani.

Zaira menceritakan semuanya, sampai kejadian pagi tadi yang membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Pasti Brian sedikitnya kecewa walau ucapan dan perlakuannya tadi malam sangat baik kepadanya.

"Begitu ya.." Revi menangguk-angguk setelah mendengar cerita Zaira.

"Kau tahu tidak, apa yang ada dalam hati dan pikiran Brian?" Tanya Hani.

"Kau gila, ya? Kau pikir aku peramal!" Revi marah-marah.

"Aku, kan, hanya tanya. Tanya!" Ulang Hani. "Kali aja kau tau. Kan kalian belajar begituan."

Zaira hanya tertawa.

"Aku belajar ilmu jiwa, ekspresi, gestur, bukan ilmu hitam!"

"Hahaha" Hani tertawa lepas.

Revi menjelaskan, sebaiknya Zaira bersikap sebagaimana semestinya. Karena bagaimanapun, mereka sudah berjanji akan selalu bersama apapun hasilnya. Mendengar itu, Zaira hanya menunduk.

'Ternyata caraku salah'. Batin Zaira.

*****

Sore ini Zaira menuju kantor suaminya. Dia sengaja datang karena Brian tak membalas pesannya dari siang tadi.

Zaira lama berdiri di halaman kantor.

'Sudah lama tidak kemari' pikirnya.

Suara deru mobil dari belakang menganggu lamunannya. Pintu mobil yang terbuka disambut senyuman oleh Zaira.

"Ira, mau ketemu Brian?" Sapa Andre yang baru keluar dari mobilnya.

"Iya, kak. Apa Mas Bian ada didalam?"

"Ada kayanya. Soalnya hari ini dia tidak ada klien khusus."

Zaira berdiam dan sedikit berpikir.

"Ayo, masuk". Ajakan Andre membuyarkan pikirannya.

"Romantis sekali. Seperti masih pacaran saja". Ucap Andre yang berjalan sejajar dengan Zaira.

"Hehee, jomblo jangan iri dong". Ucap Zaira bangga.

Andre hanya tergelak.

Sebelum menikah, Brian memperkenalkan Zaira kepada Andre. Sebagai Sahabat kentalnya sedari masa sekolah dulu. Andre adalah orang yang paling depan membantu Brian mendekati Zaira. Karena pada saat itu, Andre sedang ada pekerjaan di dekat rumah sakit tempat Zaira bekerja.

8 tahun yang lalu, Andre mengajak Brian bertemu dengan salah satu dokter di rumah sakit itu. Mengurus masalah yang menimpa dokter senior disana. Saat itu, Andre sengaja mengajak Brian yang baru mulai mengikuti jejaknya supaya membantunya mengurus masalah dokter senior yang cukup rumit sekaligus memperkenalkan kehadiran Brian sebagai Pengacara kharismatik. Karena sedikit gugup, Brian keluar ruangan dan menuju ruang terbuka untuk menghirup udara segar. Tak disangka, ia bertemu Zaira di taman rumah sakit yang sedang membawa pasien paruh baya di kursi roda.

Matanya tidak lepas dari dokter muda yang sedang berjalan membawa pasien ke arahnya. Namun tiba-tiba, Sendal yang dipakai pasiennya terlepas saat tepat di depan Brian. Saat Zaira akan menunduk untuk mengambilnya, Brian dengan sigap meraih dan memasangkan sendal itu ke pasiennya.

"Ah.. terimakasih" ucap Zaira saat itu sambil menundukkan kepala kepada pria yang berkacamata.

Brian hanya mengangguk cepat. Terlihat gugup. Matanya tidak lepas dari perempuan berjas dokter.  dr. Zaira, Sp.BTKV . Tertulis di plang kecil di jas putih itu.

'Ah, gelar apa itu? Dokter apa dia?' Brian berpikir. Dia sepertinya tidak pernah tahu gelar itu.

Zaira tersenyum dan mendorong kursi roda pasiennya lagi. Berjalan melewati Brian yang membalas senyum Zaira. Ah cantiknya...

Dipandanginya perempuan bertubuh langsing itu. Rambutnya lurus panjang sepinggang dibiarkannya begitu saja. Kulitnya putih bersih, matanya bersinar, bibirnya kecil mungil, alis matanya tebal dan banyak anak rambut kecil-kecil halus di atas dahinya. Benar-benar sempurna. Batinnya.

Plak!

Punggung Brian di pukul Andre.

"Apa-apaan kau. Pergi dan gak balik-balik"

"Aduh, maaf, Ndre. Aku tadi mau ke toilet."

"Toilet apanya! Ini jauh dari arah toilet!" Andre menunjuk arah toilet dengan kesal karena niatnya tadi ingin memperkenalkan Brian supaya lebih dikenal orang. Tapi batang hidungnya bahkan tak terlihat tadi.

"Ah iya. Ternyata aku nyasar." Jawabnya asal.

"Ya sudahlah. Besok aku sendiri yang kesini. Kau ambil saja kasusku yang baru masuk ini." Andre menyerahkan berkas ke Brian.

"Oh tidak, tidak. Aku tetap ikut kesini. Aku akan bantu kasus ini. Butuh dua pengacara, kan? Aku akan ambil yang ini saja hehe..." Brian menolak cepat berkas itu. Kini pikirannya sudah berubah.

"Kenapa? Bukannya tadi kau malas-malasan?"

"Tidak dong, siapa yang malas. Ya sudah, kasih tahu aku jam berapa kita kesini lagi. Sekarang aku sangat semangat. Hyuhhh!" Brian membuang napasnya keras-keras dengan wajah ceria sambil berjalan penuh semangat.

"Aneh" gumam Andre sambil mengikuti Brian.

Langkah Andre dan Zaira terhenti saat melihat siapa yang baru saja keluar dari ruangan sebelah kiri mereka.

"Wah, dokter Zaira".

Suara sumringah yang Zaira dengar di ruangan dokter Winda tadi.

'Ah.. kenapa aku harus bertemu anak ini disini?' Batin Zaira.

Bersambung....

1
Cana Galak
Luar biasa
Cana Galak
Lumayan
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
yg menghancurkan rumah tangga mu bkn dinnara atau siapapun itu tpi dirimu, dirimu sendiri yg menghancurkan itu
Gesuriwati Damiri
Biasa
Gesuriwati Damiri
Buruk
Pingkan Tumbuan
kayak muter2 ceritanya
Elok Pratiwi
cerita yg burukkk ... alur cerits yg ga jelas ... apa yg msu diceritakan ....
Ooem Ummiyati
Kecewa
Ooem Ummiyati
Buruk
zahra ou
gila ja sendiri gk usah bawa temen, ntar tk lapori sama pak pur. polisi baik yg suka giring org model kamu buat dsembuhin
zahra ou: biar joged asolole tak dung dung
total 1 replies
zahra ou
mampus lu
cow gk tahu diuntung
Amilia Indriyanti
jangan biarkan kemungkaran terus merajalela.... 💪💪💪💪💪💪
Amilia Indriyanti
aku paling seneng sama perempuan tegas seperti ini
cinta semu
ngebut baca ny ...Sampek lupa piring dari pagi belum di cuci😁😂next thor
cinta semu
Rinnada itu sakit parah loh....benar kata dokter Revi ...😁😂ichhh....serem
cinta semu
pelakor ny ngamuk gaess 😂😁hancur semua barang2...
cinta semu
baru baca dah nyesek Thor...😢apalagi zaira yg baca hasil tulisan di kertas itu ya.... penasaran 🤔🤔
Npy
klw aku..akupun akan mengambil keputusan yg sama sprt Zaira🍀😊
Tri Astuti
hahaha
Tri Astuti
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!