NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ALERGI KACANG

Setelah membayar Seno segara pergi dari tempat itu, di pinggir jalan Seno bingung akan pulang naik angkot lagi atau taksi.

"Naik angkot kalau kosong sih gak masalah, tapi kalau penuh duh"

Ucap dalam hatinya, merasa bimbang namun jika teringat saat di dalam angkot itu, Seno kini mengurungkan niatnya untuk menaiki angkot, dan Ia pun memilih naik taksi.

"Mahal dikit gak apa-apa deh, yang penting Aku nyaman"

Saat sampai di rumah Anita mempersilahkan Fathia memasuki rumahnya.

"Silahkan masuk Fathia, maaf ya rumah Tante kecil gak seperti rumah Fathia yang besar dan bagus"

"Gak apa-apa Tante, Papah mana?"

"Papah lagi di jalan, sebentar lagi sampai, sambil nunggu Papah pulang, mau gak kalau Tante buatkan pop ice blender toping"

"Boleh Mah... Aku mau"

Jawab Sena dengan bersemangat begitupun Fathia Ia juga mau dan ingin mencoba ice buatan Anita.

"Oke, kalau begitu Sena ganti baju ya dan Fathia bisa berganti pakai baju Sena saja ya dulu"

"Iya Tante"

Setelah Anita mengganti pakaian Sena dan Fathia Anita segera membuatkan ice tersebut.

Tak lama Seno datang dan menyambut hangat kedatangan Fathia.

"Fathia sayang, bagaimana kabar Kamu? Hmm?"

Tanya Seno dengan wajah ceria.

"Aku baik kok Pah, Papah kok gak pernah main ke rumah Mamah sih?"

"Iya maaf ya sayang, Papah lagi sibuk jadi belum sempat, tapi mulai sekarang kalau Fathia kangen Papah, Fathia bisa kan ketemu Papah di rumah Sena saja"

"Boleh kok, nanti Aku bilang Mamah ya"

"Iya sayang, Sena Mamah mana?"

"Mamah lagi bikin ice blender untuk Kita"

"Oh gitu, ya sudah Kalian main ya disini, Papah mau ke Mamah Anita dulu"

"Hai sayang"

Sapa Seno kepada Anita yang sedang sibuk di dapur.

"Kamu sudah pulang, bagaimana laptopnya?"

"Alhamdulillah sudah berfungsi kembali"

Lalu Anita mengatakan soal sewa rumah.

"Jadi ada yang kosong?"

"Ada.. Nomor 15 ga jauh dari rumah Aku"

"Boleh.. kabari sama orangnya, malam ini Aku transfer uang sewanya"

"Iya sayang"

Lalu Seno mendekati Anita, dan Ia memeluk Anita dari belakang.

"Kalau sudah nikah, pasti enak nih di dapur".

"Seno... Gak usah ngelantur deh pikiran Kamu?"

"Apaan sih, enak di dapur ya enak masaknya enak makanya kan bisa terus berduaan sama Kamu"

Anita hanya tersenyum mendengar gombalan yang Seno ucapkan untuk dirinya.

"Sudah sana ganti baju Kamu, nanti Kita sama-sama minta kunci dan lihat isi di dalam rumah itu".

Sementara Seno berganti baju, kini makanan untuk anak-anak sudah siap.

"Tara... Makanan sudah siap, dan ini ice blendernya"

Ucap Anita dengan penuh semangat dan kebahagiaan.

"Wah nugget ayam, Aku suka banget loh Tante"

"Iya sayang di makan ya, Sena juga makan ya"

Dan saat Fathia memakan ice blender buatan Anita, Fathia batuk-batuk dan nafasnya terasa sesak.

Anita merasa khawatir melihat hal itu.

"Fathia Kamu kenapa sayang?"

Namun Fathia tak menjawab Ia terus batuk hingga sesak nafas.

Seno yang kembali ke ruang tamu kini langsung panik saat melihat Fathia terbatuk hingga sesak.

"Fathia Kamu kenapa, Fathia kenapa Sena?"

"Gak tahu Pah, tadi Fathia habis minum ice blender terus batuk-batuk"

Seno segera meminum ice itu, dan saat di rasakan dalam mulutnya ternyata ada sebuah kacang.

"Anita Kamu pakai kacang isi toping ice ini?"

"Iya Seno, karena cuma ada keju dan kacang di dapur"

"Fathia alergi kacang, kenapa Kamu gak tanya dulu sih sama Aku"

Anita kini merasa bersalah karena ketidaktahuannya.

"Maafkan Aku Seno, sungguh Aku gak tahu hal ini"

Dengan segera Seno menggendong Fathia, membawa Fathia ke rumah sakit.

Sudah hampiri lama menunggu di pinggir jalan, namun tak ada taksi yang lewat satupun.

"Ya Allah Fathia bertahan ya Nak"

Anita pun menyusul membawa Sena.

"Seno belum dapat taksi juga?"

Seno tak menjawab pertanyaan Anita, mungkin saja Seno terlalu khawatir dengan keadaan Fathia jadi Ia tak dengar Anita bicara.

Fathia terus batuk hingga sesak nafasnya.

"Pah.. Aku gak bisa nafas"

"Sabar Sayang, tahan ya Nak.. Mana sih taksi ini"

Ucap Seno dengan suara marahnya.

"Sabar Seno pasti sebentar lagi ada taksi lewat"

"Lain kali Kamu kalau kasih sesuatu sama anak-anak Kamu tanya Aku dulu"

"Iya Aku minta maaf Aku benar-benar gak tahu kalau Fathia alergi kacang"

"Kalau sudah seperti ini, Kita juga yang kebingungan"

Seno berbicara dengan nada cukup meninggi pada Anita, membuat Anita menjadi semakin merasa bersalah.

Begitu lama menunggu akhirnya ada juga taksi yang lewat.

"Alhamdulillah...Pak cepat bawa ke rumah sakit terdekat"

Seno terlihat begitu panik dan khawatir.

"Anita, minum Anita Aku minta air minum"

"Aku gak bawa air minum Seno"

"Kamu bagaimana sih, sudah tahu Fathia batuk seperti ini, tapi Kamu gak persiapan bawa air minum"

"Aku minta maaf Seno, Aku gak kepikiran"

Seno sepertinya marah pada Anita.

Seno semakin resah melihat nafas Fathia tersengal-sengal.

"Tahan ya Fathia, Pak cepat Pak anak Saya butuh pertolongan cepat"

Anita hanya memandangi Seno yang pandangannya hanya tertuju pada Fathia.

Sesampainya di rumah sakit, Seno langsung keluar dari mobil dan memanggil suster.

"Suster...suster cepat anak Saya sesak nafas karena alergi"

Dengan segera suster membawa Fathia ke ruang IGD.

"Tunggu di luar ya Pak, Kami akan memeriksanya"

Seno pun menunggu dengan perasaan begitu khawatir.

Setelah selesai pemeriksaan dokter pun keluar dan memberitahu kondisi Fathia.

"Bagaimana Dokter keadaan Anak Saya"

"Alhamdulillah di bawa tepat waktu, Fathia masih bisa di selamatkan"

Seno bersyukur kondisi Fathia tidak begitu parah, begitupun juga Anita bersyukur mendengar hal itu namun Ia juga sungguh merasa bersalah akan kejadian ini.

"Alhamdulillah, Dok Saya boleh lihat anak Saya"

"Nanti ya Pak, pasien saat ini tidak sadarkan diri, sebab tadi Kita hampir saja kehilangan nafasnya, jadi itu yang menyebabkan pasien tak sadar"

Setelah mendengar penjelasan dokter Seno pun duduk di kursi, merasa lega karena Fathia bisa di selamatkan.

"Kalau saja tadi Kita telat datang, mungkin Fathia tidak bisa di selamatkan"

Ucap perkataan dingin Seno pada Anita.

"Aku benar-benar minta maaf Seno, Aku gak tahu kalau Fathia alergi kacang"

"Anita.. bisa gak sih Kamu jangan selalu ceroboh"

Anita tahu Ia bersalah atas kejadian ini, namun mengapa rasanya Seno tak dapat memaafkan dirinya.

"Seno, Aku kan sudah minta maaf, kenapa sih Kamu terus menyalahkan Aku"

"Ya karena ini semua emang salah Kamu, Kamu yang gak hati-hati dan gak bertanya dulu sama Aku soal kebiasaan Fathia"

"Iya Aku tahu Aku salah, tapi Kita juga berusaha kan membawa Fathia tepat waktu"

Kini perdebatan Anita dan Seno semakin memanas.

"Tapi Kita hampir gak dapat taksi tadi"

Anita merasa bingung apakah dengan tidak mendapatkan taksi menjadi salahnya juga.

"Jadi ini salah Aku juga taksi gak lewat tadi"

Seno mengusap-usap wajahnya lalu mengatakan,

"Ya gak gitu juga, sudahlah"

Perasaan Seno kini Kacau, dan mau tidak mau Seno harus mengabari Tania ibunya Fathia.

Saat mendengar kabar itu Tania begitu khawatir dan cemas.

"Lalu bagaimana keadaan Fathia Seno?"

"Fathia masih tidak sadarkan diri"

Dengan segera Tania pergi ke rumah sakit melihat putrinya.

Dan ketika sampai di rumah sakit, Tania spontan memeluk Seno, dan Ia menangis karena Fathia di larikan ke rumah sakit, Anita hanya terdiam melihat pemandangan itu.

"Tania tenang, Fathia baik-baik saja dokter bilang, hanya saja Fathia belum sadarkan diri"

"Lalu dimana Fathia Seno?"

"Dia di dalam IGD, Dokter bilang Kita belum boleh menengoknya karena masih dalam pemeriksaan lebih dalam"

"Ini yang Aku khawatirkan jika Fathia tidak bersama Aku"

"Aku minta maaf Tania, ini kesalahan Aku tidak memantau makanan Fathia"

"Seno Kamu kan tahu, Fathia alergi kacang, kenapa Kamu sampai bisa memasukkan kacang ke dalam makanan Fathia"

Lalu Anita menjelaskan kejadian tadi, jika Ia tak sengaja karena ketidaktahuannya.

"Aku benar-benar minta maaf Tania"

Tania menatap tajam wajah Anita dengan tiba-tiba Tania menampar wajah Anita.

"Tania..."

Ucap Seno yang kaget akan apa yang di lakukan Tania.

"Kamu pasti sengaja kan Anita, karena Kamu benci sama Aku, dan ingin menyingkirkan Fathia dari hidup Seno"

Sungguh sangat pemikiran picik yang Tania katakan untuk Anita.

"Apa Kamu bilang sengaja, Aku benar-benar gak tahu Tania, kalau Fathia alergi kacang, kenapa Kamu bisa berfikiran negatif seperti ini sama Aku"

Tania tersenyum kecut mendengar penjelasan Anita lalu Ia mengatakan,

"Bukan tidak mungkin kan Kamu berniat ingin membunuh Fathia, karena Fathia bukan anak kandung Seno, jadi Kamu tidak ingin cinta Seno terbagi dengan Fathia"

"Aku benar-benar gak ngerti ya sama pemikiran Kamu, kalau Aku mau bunuh anak Kamu ngapain harus pake drama seperti ini, sudah saja Aku dorong Fathia ke jalanan saat di taksi tadi"

Kini Anita merasa tak terima selalu di sudutkan padahal jelas-jelas Ia tak tahu sedikitpun tentang Fathia.

"Sudah cukup Tania, Aku panggil Kamu kesini karena Kamu ibunya Fathia, siapa tahu Fathia bisa cepat sadar dengan kehadiran Kamu, bukannya untuk bertengkar seperti ini"

"Kamu menjadi ayah saja sudah gagal Seno, di tambah Kamu mau gagal dalam menjaga Fathia, kalian pasti pacaran terus kerjanya, jadi Kalian gak perhatikan anak-anak"

Anita semakin kesal dengan ucapan Tania, lalu Ia membalas tamparan Tania tadi dengan tamparan juga untuk Tania.

"Jaga ucapan Kamu, jangan hanya karena Kamu cemburu, Kamu berfikir seperti itu tentang Saya"

"Sena ayo Kita pulang Nak, Kita gak di harapkan disini"

Ajak Anita terhadap putrinya, dan saat ingin melangkah Seno menarik lengan Anita berkata,

"Anita kenapa Kamu mau pulang"

"Karena Aku bukan ibunya Fathia, dan cuma kalian yang lebih tahu tentang Fathia, Aku gak bisa jaga Fathia, Aku teledor, aku ceroboh, dan Aku yang paling bersalah disini, Aku mengerti kok"

Seno merasa ucapannya tadi menyakiti hati Anita, lalu Ia menjawab,

"Anita, tolong Kamu tetap disini, Aku butuh Kamu"

"Butuh Aku, sepertinya tadi Kamu yang bilang Aku gak mempersiapkan kebutuhan Fathia yang butuh air di taksi tadi, dan Aku gak bisa di harapkan membantu iya kan?"

Seno merasa yakin jika Anita merasa sakit hati atas ucapannya, lalu Seno meminta maaf atas ucapannya tadi.

"Gak kok, Kamu gak salah, Aku yang salah karena ceroboh menaruh kacang di minuman Fathia, harusnya kan Aku tanya Kamu dulu ya, jadi sekarang lepaskan tangan Aku, Aku gak mau memperkeruh keadaan dengan adanya Aku disini, jadi lebih baik Aku pulang"

Anita melepaskan tangan Seno dengan paksa, dan berjalan pergi meninggalkan Mereka.

1
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!