Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun dengan paras cantik, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pernikahan
Seyra kini sudah sampai di Kafe Joy. Melihat Joya yang tengah duduk sambil membaca buku sendirian di dalam kafe. Seyra menghampiri Joya, melihat di sekitar kalau tidak ada pelanggan satu pun yang datang.
"Jo, lo belum buka kafe?" tanya Seyra duduk didepan Joya yang lagi fokus-fokusnya membaca
"Eh Sey" sahutnya menutup bukunya
"Iya, gue hari ini mau nyantai aja Sey, bosen kerja terus" lanjutnya merapikan buku diatas mejanya
Joya memang sangat suka membaca buku, apalagi novel dengan tema romantis. Namun, sampai sekarang Joya belum memiliki kekasih. Bisa dibilang kalau selama ini dia belum pernah berpacaran. Mengingat, dulu zaman masih sekolah dia sering di bully oleh teman-teman di sekolahnya, kecuali Seyra.
"Oh ya, kok lo cepet banget pulangnya. Sebenernya ada urusan apa sih?" tanya Joya kepo ke sahabatnya
Seyra menghela napas dalam, melepaskan yasnya dan dia taruh diatas meja, mengeluarkan map coklat itu dari tasnya. Dan mempersilahkan Joya untuk melihatnya.
"Gue bakalan nikah sama Virsha, besok" jelas Seyra, sontak membuat Joya membulatkan matanya sebelum surat itu dia buka
"Hah"
"Tiba-tiba banget Sey" ucapnya dan membaca isi surat dalam map itu
"Nikah kontrak?" Joya mengerutkan dahinya
Seyra terkekeh melihat sahabatnya itu kebingungan dan terkejut karena kabar pernikahannya yang mendadak.
"Santai aja Jo, gue aja santai masa lo gak sih" ujar Seyra, masih dengan suara kekehannya
"Gue si santai santai aja ya Sey kalau sebatas pacaran. Lah ini, tiba-tiba nikah. Mana pernikahannya besok lagi" ujar Joya, mengerutkan dahinya dan memijit pelipisnya berpikir keras
"Ya gue harus ngapain juga Jo" jelas Seyra, menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu
Di depan kafe, tiba-tiba ada mobil yang berhenti. Orang yang keluar dari mobil itu adalah Agung. Ya, Agung diperintahkan oleh Virsha untuk mengajak Seyra membeli gaun pernikahan. Agung datang ke dalam kafe, untuk menjemput Seyra.
"Permisi Sey, kita ketemu lagi" sapa Agung yang berjalan dari arah pintu, membuat Seyra dan Joya melihat ke arahnya
"Eh Gung, ada apa? Bukannya tadi mau ngobrol bareng Virsha?" tanya Seyra, berdiri menunggu Agung datang ke arahnya
"Jadi gini, gue disuruh sama Virsha buat ajak lo beli gaun pengantin" jelas Agung
Seyra menghela napas kasar, dia sangat malas dengan pernikahan karena pasti akan sangat merepotkan. Belum menikah saja sudah ada kesibukannya, apalagi setelah menikah nanti.
"Oke, karena gue gak ngerti tentang gaun gaun, gue boleh ajak Joya kan?" tanya Seyra, melirik ke arah Joya yang kini ada didepannya
"Tentu, itu ide yang bagus" Agung setuju dengan Seyra
"Gapapa gue ikut nih?" tanya Joya memastikan
"Tentu saja tidak apa-apa, Joya." ucap Agung dengan nada lembutnya ke Joya
Seyra yang mendengar suara Agung langsung merinding geli, tapi ada perasaan senang dalam hatinya. Baru sekarang ia melihat pipi Joya memerah karena seorang pria.
"Gue merinding Gung, denger lo kayak gitu" ledek Seyra langsung menarik tangan Joya untuk masuk mobil yang terparkir di depan kafe
Agung akan mengajak Seyra dan Joya pergi ke sebuah toko khusus gaun pengantin. Sesampainya disana, Seyra langsung masuk dan melihat-lihat baju mana yang sekiranya cocok dengannya.
Setelah mendapat rekomendasi dari pelayan toko, Seyra tetarik dengan gaun pengantin ketiga yang direkomendasikan. Seyra langsung berkenan mencoba gaun pengantin itu di ruang ganti.
Setelah Seyra keluar dari ruang ganti itu, Joya dan Agung yang menunggunya di sofa terlihat sangat terpukau melihat Seyra memakai gaun pernikahan yang elegan itu.
"Bagaimana?" tanya Seyra, meminta pendapat ke Joya dan Agung
"Cocok Sey, lo makin terlihat cantik" ucap Joya, dan Agung memberikan jempol sebagai kode 'cantik' ke Seyra
"Gung, gue ambil ini" titah Seyra ke Agung
"Siap, kalo gitu gue bayar dulu di kasir" jelas Agung beranjak pergi ke kasir untuk membayar gaun itu
Joya masih duduk di sofa, dengan mata yang berbinar dan terharu karena melihat sahabatnya bak princess itu.
Kini, gaun pengantin sudah mereka dapatkan, tinggal mencari sepatu dan aksesoris untuk Seyra. Belum direkomendasikan oleh pelayan, mata Seyra sudah tertuju di salah satu sepatu yang tertata di rak. Sepatu hak yang tinggi dan ramping, dengan bagian depan sepatu yang memiliki hiasan sederhana namun mewah seperti manik-manik kecil atau kristal. Ya, Seyra tentu sudah tertarik dengan sepatu itu dan ia memilihnya sebagai sepatu pengantin.
"Gung, gue mau ini" ujarnya
"Oke Seyra, terakhir untuk aksesorisnya" ucap Agung
Seyra berpikir sejenak mendengar perkataan Agung. Sepertinya untuk aksesoris, dia tidak terlalu membutuhkannya, mengingat kalau ini bukan pernikahan yang sebenarnya, namun hanya sebatas pernikahan di atas kertas.
"Eumm kalo buat aksesoris, kayaknya ga perlu deh Gung" ujar Seyra
"Kalo emang harus banget, nanti lo suruh Virsha aja yang cariin" titahnya lagi
Agung pun tak menyanggah kemauan Seyra, dan langsung pergi ke kasir toko sepatu untuk membayarnya pilihan Seyra tadi.
Keesokan Harinya....
Hari ini adalah hari dimana Seyra dan virsha akan melangsungkan pernikahan di sebuah hotel bintang lima pilihan Samuel. Tamu undangan yang datang adalah tamu-tamu penting seperti rekan bisnis, pengusaha lain dan teman dekat dari Samuel, kakek Virsha.
Di dalam ruang rias pengantin, Seyra melihat bayangan wajahnya dalam cermin, terlihat sudah memakai polesan diwajahnya dan memakai gaun pengantinnya.
"Sey, ini ada kalung buat lo pake, tadi gue dikasi sama Agung, katanya ini dari Virsha" ujar Seyra yang ngos-ngosan masuk ke ruang rias pengantin Seyra
Seyra menyunggingkan bibirnya, melihat kalung yang sangat indah itu di tangan Joya. Ternyata Virsha mendengarkannya untuk memilihkan kalung pernikahan.
Virsha berdiri di altar pernikahan menunggu kedatangan pengantin wanitanya. Terlihat memakai baju pengantin warna hitam elegan, dengan potongan pas dan ramping, dipadukan dengan jas dan dasi yang serasi memberikan kesan tampan dan percaya diri.
Saat pintu ruangan pernikahan terbuka, terlihat Seyra sebagai pengantin wanita memasuki ruangan dan berjalan menuju altar pernikahan. Terlihat memakai gaun putih bersih, memiliki potongan yang pas di tubuh dengan rok yang jatuh lurus ke lantai. Kerah gaun yang berbentuk V yang tidak terlalu dalam sehingga menutupi dadanya dengan sopan. Lengan gaun berbentuk panjang menambah kesan elegan. Rambut hitam panjangnya jatuh lurus ke belakang, menambah kesan anggun. Kulit putih pucatnya terlihat bersih dan cerah, membuat dirinya terlihat seperti putri kerajaan. Semua mata yang ada di ruangan itu, melihat kagum ke arah Seyra.
"Cantik" batin Virsha menyaksikan kecantikan Seyra
Seyra menaiki altar yang disana sudah ada Virsha sebagai calon suaminya dan seorang pastor.
Pernikahan pun langsung di mulai, dengan pembukaan, pembacaan alkitab, khotbah, lalu selanjutnya janji pernikahan.
Virsha :
"Aku, Virsha Andra, berjanji untuk mencintaimu, Seyra Adlina, sebagai istriku, untuk hidup bersama-sama dalam kasih sayang, kesetiaan, dan kejujuran. Aku berjanji untuk mendukungmu, menghormatimu dan menjagamu dalam keadaan baik dan buruk, dalam keadaan sehat dan sakit sampai akhir hayatku."
Seyra :
"Aku, Seyra Adlina, berjanji (tidak berjanji) untuk mencintaimu, Virsha Andra, sebagai suamiku, untuk hidup bersama-sama dalam kasih sayang, kesetiaan, dan kejujuran. Aku berjanji (tidak berjanji) untuk mendukungmu, menghormatimu dan menjagamu dalam keadaan baik dan buruk, dalam keadaan sehat dan sakit sampai akhir hayatku"
Dengan liciknya, apa yang diucapkan Seyra dimulut berbeda dengan hatinya.