NovelToon NovelToon
Zehya The Misterius Painter

Zehya The Misterius Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cerai / Kaya Raya / Keluarga / Putri asli/palsu
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: yunacana

Cinta yang datang dan menetap di relung hati yang paling dalam tanpa aba-aba. Tanpa permisi, dan menguasai seluruh bilik dalam hati. Kehadiran dirimu telah menjadi kebutuhan untukku. Seolah duniaku hanya berpusat padamu.

Zehya, seorang gadis yang harus bertahan hidup seorang diri di kota yang asing setelah kedua orang tuanya berpisah. Ayah dan ibunya pergi meninggalkan nya begitu saja. Seolah Zehya adalah benda yang sudah habis masa aktifnya. Dunianya berubah dalam sekejap. Ayahnya, cinta pertama dalam hidupnya, sosok raja bagi dunia kecilnya, justru menjadi sumber kehancuran baginya. Ayahnya yang begitu sempurna ternyata memiliki wanita lain selain ibunya. sang ibu yang mengetahui cinta lain dari ayahnyapun memutuskan untuk berpisah, dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata Zehya bukanlah anak kandung dari wanita yang selama ini Zehya panggil ibu.

Siapakah ibu kandung Zehya?

yuk, ikuti terus perjalanan Zehya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yunacana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buna untuk Zehya

" Kami harap kalian bisa hadir di acara pernikahan kami, Bro. Ajak Maher dan Reni juga. Zehya sudah sangat merindukannya"

Reyhan membaca pesan yang Bagas kirim lewat aplikasi Wecanchat . Sebuah seringai muncul di bibirnya. Belum sempat dia berkomentar, pesan dari sahabatnya kembali datang.

"Jangan membuat Reni menyandang status janda terlalu lama, bro. Banyak yang mengincarnya"

Ekspresi wajah Reyhan langsung kecut. Selama hampir dua bulan Reni tinggal bersamanya dan Maher, tak pernah seharipun Reyhan tidak membahas tentang keluarga lengkap untuk Maher. Tapi Reni tetap datar. TIDAK BERAKSI APAPUN! Hal itu benar-benar membuatnya frustasi. Pernah dia berbagi cerita pada Bagas. Lelaki beranak satu itu justru menyarankan hal gila padanya. Sahabat laknatnya itu menyuruhnya untuk menghamili Reni, agar wanita itu mau dia nikahi. Reyhan memaki Bagas dalam diam. Bukannya mau dinikahi, yang ada ibunya membunuhnya.

" Jo, siapkan hadiah paling spektakuler untuk Sahabatku, Minggu depan dia akan meresmikan pernikahannya dengan Syeina. Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk memberitahu kepada dunia bahwa Syeina adalah miliknya" Reyhan curhat berdalih memerintah Jonathan. Sang asisten yang merangkap sebagai sekertarisnya hanya terbatuk kecil karena menahan tawanya.

" Baik, tuan. Selain itu, apa ada yang bisa saya lakukan?" Jo bertanya setelah mampu menguasai dirinya. Reyhan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya.

" Apa yang sedang ibu dari anakku lakukan saat ini?"

Jo yang paham siapa yang di maksud oleh Tuannya hanya tersenyum simpul sebelum melaporkan apa yang sedang Reni lakukan.

" Nyonya sedang membuat cookies bersama dengan nyonya besar setelah pulang berbelanja kebutuhan dapur, tuan."

" hem.. cookies? Aku rasa aku harus melihatnya langsung." Ujar Reyhan sembari beranjak, hendak pulang ke rumah. Jo menghentikan Reyhan.

" Tuan, anda ada jadwal meeting dengan klien lima menit lagi. Setelah itu, anda harus memeriksa laporan dari bagian marketing, dan anda harus pergi ke lapangan untuk meninjau proyek pembangunan hotel yang tuan Bagas rancang." Jo tidak mau tuannya bertingkah semuanya sendiri dan membuatnya mengerjakan tugas Bos besar yang sedang kasmaran itu. Tidak akan Jonathan biarkan lelaki beranak satu ini pulang.

Reyhan meringis, di tatapnya Jonathan dengan mata penuh intrik. Namun Perkataan Jonathan setelahnya membuat Reyhan bungkam.

" Nyonya sangat tidak menyukai lelaki yang meninggalkan kewajibannya untuk hal pribadi yang bisa di tunda, tuan".

Reyhan memandang asistennya kesal.

" Okey, okey, Ayo kita ke ruang rapat sekarang" Ujarnya sembari melangkah dengan ogah-ogahan keluar dari ruangannya. Jo menggelengkan kepalanya.

" Nyonya, lihatlah lelaki tua ini, Semoga nyonya lekas menerima tuan. Tuhan, tolong kabulkan doa hamba."

...****************...

Zehya duduk dengan lesu di sofa ruang tamu. Tenaganya seolah habis. Seharian ini dia bersama dengan Syeina melakukan banyak sekali hal yang menguras energinya. Mulai dari fitting baju, mencicipi makanan ketering, membeli tas untuk souvenir, menjalani berbagai macam perawatan di salon, dan bertemu dengan pihak WO untuk memastikan persiapan gedung yang akan di gunakan untuk acara wedding Ayahnya dan Syeina. Gadis cilik itu memandangi langit-langit rumahnya. Hari ini dia benar-benar kelelahan.

" Lihat putrimu, dia kelelahan, sayang." Bagas yang baru saja pulang dari kantor langsung berkomentar begitu mendapati Zehya terkapar di sofa ruang tamu. Syeina yang sedang berjalan dari arah dapur dengan dua gelas berisi jus Alpukat kesukaan Zehya mendelik pada Bagas.

" Kami kelelahan, bukan hanya Zehya, sayang." Balasnya. Zehya yang mendengar percakapan kedua orang tuanya hanya menatap malas.

" Buna, mana Juz Zehya?" Pinta Zehya sembari menegakkan punggungnya. Syeina segera mendekati Zehya dan menyodorkan gelas berisi jus pada putrinya.

" Ini, sayang" Zehya menerima gelas dari Syeina dan menyedotnya dengan rakus. Bagas melonggarkan dasinya dan menatap putrinya dengan seksama.

Syeina meletakkan nampan berisi segelas jus yang dia bawa ke atas meja, lalu beranjak mendekati suaminya. Membantu lelaki itu melepas dasi dan jas yang lelaki itu kenakan.

" Biar aku saja, kamu pasti lelah." Ujar Bagas, namun tetap membiarkan apa yang Syeina lakukan.

" Aku ingin." Balas Syeina singkat. Bagas mencuri satu kecupan dari bibir Syeina, membuat sang istri memandangnya.

" Kurang... " Jujurnya. Bagas melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Syeina dan menyatukan bibir mereka. Kali ini lebih dalam. Zehya yang hanya dapat melihat bahwa keduanya sedang berpelukan melayangkan protesnya.

" Selalu. Buna dan Ayah berpelukan tanpa Zehya!" Mendengar protes dari Zehya, kedua manusia yang sedang bermesraan itu menoleh pada sang anak. Zehya yang masih memegang gelas dengan kedua tangannya memandang keduanya dengan kesal.

" Buna kan untuk Zehya. Kenapa Ayah juga iku-ikutan" Kesalnya. Syeina melepaskan diri dari pelukan suaminya dan duduk di samping Zehya, dan dengan secepat kilat gadis kecil itu memeluk Syeina. Bagas berkacak pinggang melihat tingkah putrinya.

" Dia istri ayah, Sayang. Bukan hanya Buna kamu." Bagas membalas Zehya.

" Pokoknya nanti malam Bunda bobo sama Zehya. Ayah tidak boleh ikut." Sungut Zehya. Syeina mengelus rambut Zehya sayang. Bagas ikut bergabung bersama anak dan istrinya, duduk di samping Syeina.

" Tidak, Ayah yang akan tidur bersama Buna. Bukan Zehya." Bagas ikut memeluk Syeina.

" Tidak ayah! Tidak boleh. Pokoknya Buna bobo sama Zehya!" Kekeh Zehya.

Syeina hanya tersenyum menikmati perebutan dirinya oleh anak dan suaminya. Bagas menjawil hidung mungil putrinya. Lalu menatap Zehya.

" Zehya mau adik, kan?" Bagas mulai mengelabui anaknya. Zehya mengangguk.

" Kalo Zehya mau adik, Buna harus tidur dengan ayah setiap malam, tidak boleh di ganggu." Mendengar perkataan Bagas, Syeina melirik suaminya itu dengan mata memicing.

" Itu hanya akal bul_" Bagas menutup bibir istrinya dengan pipinya sendiri.

" AWW!" Bagas mengaduh sembari menjauh dari sang istri dan mengelus pipinya.

" Kenapa di gigit, sayang?" Keluh nya.

" Sudah, pergi mandi saja sana. Aku mau bersantai dengan Zehya." Usir Syeina pada suaminya.

Zehya tertawa puas. Sedang Bagas menyerah. Dia mengecup kening sang istri dan anaknya sebelum beranjak.

" Okey, Ayah mandi"

...****************...

" Tuan, semua karya pelukis MG sudah laku terjual, dan semua kolektor yang memenangkan pelelangan meminta untuk bertemu dengan pelukis tersebut."

Jonathan melaporkan lada Reyhan perihal lukisan dari pelukis MG. Reyhan mengangguk puas.

" Temuilah mereka, Jo. Dan sampaikan pada mereka bahwa pelukis MG ingin merahasiakan identitasnya hingga batas waktu yang tidak di ketahui."

" Baik, tuan."

" Dan untuk uang hasil pelelangan. Apa sudah kamu selesaikan?" Jonathan menyerahkan tab yang dia bawa pada Reyhan.

" Kerja bagus, Jo. Bulan ini aku akan memberikan kamu bonus dua bulan gaji. Sekarang antar aku pulang "

Jonathan langsung membusungkan dadanya dan tersenyum puas.

" Terimakasih, tuan. Mari kita pulang!".

...****************...

Zehya sedang duduk di depan meja belajarnya saat Syeina masuk ke kamarnya dengan sebuah bingkisan berukuran kecil di tangannya.

" Sayang, Ada paket dari Papa Rey untuk kamu." Ujar Syeina sembari memberikan bingkisan yang dia bawa pada Zehya. Gadis kecil yang sedang mengerjakan tugas dari sekolah itu menghentikan kegiatannya menulis dan menerima bingkisan dari Syeina.

" Yey!. Akhirnya datang. Terimakasih, buna." Dengan antusias Zehya memeluk bingkisan tersebut. Syeina mengangkat sebelah alisnya. Penasaran dengan isi di dalam kotak yang tengah di peluk Zehya dengan erat dan semangat.

" Kamu semangat sekali. Boleh buna tau, apa yang membuat Zehya sesenang ini?".

Zehya mengerjapkan matanya, menatap Syeina dengan penuh rahasia.

" Buna, kata ayah tidak boleh kepo." Syeina syok Mendengar perkataan Zehya. Dia mencubit hidung anaknya gemas.

" Tuhan... apa yang aku idamkan dulu saat mengandung anak ini?" Gumam Syeina. Zehya memberontak, mencoba melepaskan diri dari tangan Syeina.

" Buna.. sudah dong! Bisa pesek nanti hidung Zehya!" Zehya terus meronta. Sedang Syeina kini menggelitik tubuh Zehya.

" Hahaha! Buna udah ! Hahahaha... Ayaaah! Tolong!" Zehya memanggil Ayahnya, karena Syeina sama sekali tidak berniat untuk berhenti. Bagas yang mendengar teriakan putrinya bercampur dengan tawa istri dan anaknya bergegas menuju sumber keributan. Begitu melihat Zehya yang menggeliat di bawah jemari Syeina, Bagas memeluk tubuh Syeina dan mengangkat nya, menjauhkannya dari Zehya yang sudah lemas karena terlalu lama tertawa.

" Sayaaang.. " Protes Syeina. Bagas menggelengkan kepalanya. " Anak kita bisa pingsan, Syeinaaaa"

Zehya menyandarkan tubuh lemasnya ke sandaran kursi belajarnya. Nafasnya ngos-ngosan, seolah baru selesai berlari mengelilingi kompleks perumahan mereka.

" Ayah. Tolong bawa buna. Zehya tidak mau bobo sama buna." Usir Zehya. Bagas yang mendengar itu serasa mendapatkan angin segar. Akhirnya dia tidak perlu berebut istrinya dengan anaknya. Sedang Syeina cemberut.

" Zehya, buna kan cuma gemas karena Zehya tidak memberitahukan pada buna, jangan marah, ya?" Bujuk Syeina. Zehya melambaikan tangannya.

" Zehya tidak ngambek kok. Cuma tidak mau buna kelitikin lagi. Sudah, sana bawa buna ke kamar, ayah." Zehya kembali mengusir kedua orang tuanya. Bagas dengan semangat membopong Syeina seperti membawa karung beras.

" Siap. Laksanakan sayang, jangan tidur terlalu malam, dan mimpi indah sayang." Bagas menyempatkan diri untuk mengecup pucuk kepala Zehya sebelum pergi. Sang putri cekikikan melihat tayapan memohon dari Syeina.

" Ayah dan buna juga, mimpi indah yaaa"

Setelah kamarnya sepi. Zehya berjalan ke arah pintu dan menguncinya. Memastikan bahwa tidak ada orang yang bisa melihat apa yang akan dia lakukan dalam kamar.

Dengan semangat dan hati berdebar, Zehya membuka kotak pemberian Reyhan. Disana terdapat sebuah kartu berwarna hitam dan buku tabungan. tangan mungil Zehya meraih dua benda tersebut. Mata bulatnya menelisik kedua benda itu dengan penasaran.

" Apa ini kartu seperti punya ayah dan papa? yang bisa buat beli jajan." Tangan mungilnya beralih ke buku tabungan. " Lalu, ini apa? Mau tanya papa, tapi phonselku di simpan ayah kalau malam... apa tanya ayah? oh.. tidak. Kan Ayah tidak boleh tahu." Zehya menatap bingung pada buku tabungan itu. tangan kecilnya menggaruk kepalanya pelan. " Ah. Sudahlah. Aku bisa tanya papa Rey besok. Sekarang, aku harus simpan benda ini. Ayah dan siapapun tidak boleh tahu kalo benda ini punya Zehya."

Zehya berjalan cepat ke arah tangga rahasia yang menghubungkan kamarnya dengan loteng, tempat dimana Zehya melukis dan bersembunyi dari dunia luar saat sedang ingin sendiri. Ruang rahasia berukuran 4×5 meter dengan tinggi 2 meter itu adalah hasil dari tangan dingin Reyhan. Orang rumah sama sekali tidak tahu menahu tentang ruangan tersebut. (Maklum, Reyhan kan orang kaya. Mau apapun juga tinggal tunjuk, semua beres. Udah kek sulap aja) .

Zehya menyimpan kotak berisi Black card dan buku tabungan ke dalam laci buffet yang ada di ruangan tersebut. Setelahnya, Zehya kembali ke kamarnya, menyelesaikan tugas sekolahnya dan pergi tidur. Malam ini dia tidur dengan sangat lelap. Bayangan dirinya kurus karena tidak bisa jajan terganti dengan bayangannya belanja jajan sepuasnya.

1
Titi Matul Hayati
masih ada beberapa kesalahan penulisan. tapi selebihnya baik. semangaaat
Sea
bahasanya bagus . alur nya mudah di pahami , dan karakternya jelas. saya sangat menyukai nya ...
yunacana: Terimakasih^^
kata-katamu memberikan motivasi untuk ku. ^^
total 1 replies
Sarah
Tidak sabar lanjut baca
yunacana: Setiap hari akan ada bab baru, selamat membaca/Smirk/
total 1 replies
Kazuo
Aku suka karakternya, semoga bisa jadi buku cetak!
yunacana: aamiin... terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!