Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 4
Dapat Via lihat keterkejutan dari keluarga besar tersebut. Apalagi ekspresi Wanita paruh baya di depannya yang terlihat begitu kentara.
Hingga suara bariton pria paruh baya pun menyahut percakapan antara Bintang dan wanita paruh baya di depan Via.
Mereka adalah Bryan dan Aya. Via merasa begitu kecil di hadapan mereka semua. Hingga akhirnya Via mendengar bahwa Bryan menyetujui pernikahan mereka.
Hatinya mulai menghangat ketika Bryan mengusap lembut kepalanya. Mungkin begitulah rasanya ketika seorang ayah menyayanginya.
Via berpikir keras. Bintang sebelumnya mengatakan bahwa keluarganya tidak menyetujui hubungannya dengan Alesha. Tapi kini mereka menyetujui pernikahannya dengan dirinya. Bahkan orang tua Bintang belum mengenal dirinya.
Lalu bagaimana bisa mereka dengan cepat menyetujui pernikahan tersebut?
Via hanya dapat menyimpan semua pertanyaan itu dalam hatinya. Biarlah semuanya terjadi seperti itu. Toh yang ada Via tidak akan rugi karena ia akan mendapatkan bayarannya untuk biaya rumah sakit ibunya kedepannya.
Setelah perbincangan orang tua dan anak itu. Aya membawa Via untuk duduk di antara keluarganya.
Via nampak begitu canggung di sana. Duduk di tengah-tengah keluarga yang begitu kaya membuatnya benar-benar bagaikan setitik debu yang menempel di baju mereka.
Namun dugaannya salah. Ketika ia mulai duduk di tengah-tengah mereka. Semua orang langsung menyapanya dengan begitu ramah.
Apalagi Dua orang wanita yang nampak begitu muda langsung saja mengajaknya berbicara. Bukan hanya berbicara, mereka berdua begitu cerewet terhadap Via. Itulah Eve dan Divya. Mereka tidak pernah membedakan siapapun lawan bicaranya. Mereka terlihat begitu senang dengan kedatangan Via di tengah-tengah keluarganya.
Via sangat tersentuh dengan keluarga Bintang. Mereka begitu hangat dan juga sangat ramah. Seandainya ia memiliki sebuah keluarga yang seperti mereka. Walaupun tidak kaya, asalkan saling menyayangi satu sama lain itu sudah lebih dari cukup bagi Via.
Namun semua itu hanyalah angan-angan saja. Karena pada kenyataan sebenarnya, ia dan ibunya menjadi ibu dan anak yang tersakiti.
***
Beberapa hari berlalu
Kini Via telah resmi menjadi istri sah dari Bintang Askara.
Sebelumnya bintang menyuruh seseorang untuk mendatangi rumah Via untuk meminta izin menikah dengan Via.
Karena ibunya sedang dirawat di rumah sakit. Maka Via meminta tolong kepada tetangga dekatnya yang sudah ia anggap seperti Pamannya sendiri untuk menjadi walinya.
Beruntung pak Bakri setuju. Pak Bakri adalah tetangga Via yang sangat baik. Beliau begitu kasihan dengan keluarga Via yang ia lihat sudah bertahun-tahun hanya tinggal berdua saja dengan ibunya.
Via melarang pak Bakri untuk memberitahu kepada keluarga Bintang bahwa ibunya sedang dirawat di rumah sakit. Via tidak ingin ibunya tahu bahwa ia akan menjalani pernikahan kontrak dengan keluarga kaya. Via tidak ingin ibunya kecewa kepadanya.
Beruntung pak Bakri menyetujuinya. Karena saat ini ibu Via memang masih belum sadar.
Pernikahan itu berjalan dengan begitu lancar. Walaupun disana hanya di hadiri oleh keluarga inti dan beberapa kenalan keluarga mereka saja.
Bintang membawa Via untuk tinggal di rumah miliknya sendiri. Tentu saja semua itu agar pernikahan yang di penuhi kepura-puraan itu tidak di ketahui oleh anggota keluarganya.
Sementara Bryan dan Aya menyetujuinya karena mereka juga ingin anak-anaknya mandiri dalam mengatasi rumah tangga mereka.
Dan tibalah Via di sebuah rumah mewah yang begitu besar.
Via terus bertanya dalam hatinya. Apakah mereka akan tinggal di rumah besar seperti itu hanya berdua saja?
"Cepatlah turun! Apa Kau akan terus berada di dalam mobil?!" Bintang berkata dengan ketusnya.
Via pun tersadar dari lamunannya. Ia pun mulai turun dan mengikuti langkah kaki Bintang yang menurutnya berjalan terlalu cepat. Hingga ia harus sedikit berlari untuk mengikutinya.
Ketika mereka mulai sampai di dalam rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka nantinya. Terdapat beberapa pelayan yang menghampiri mereka.
"Tolong kalian antarkan dia ke kamar yang berada di sebelah kamar ku!" ucap Bintang kepada dua pelayan.
"Baiklah Tuan. Mari Nona," ajak pelayan.
Via mengangguk dan tersenyum. Sebelumnya ia berpikir akan satu kamar dengan pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu. Tapi ia sudah berpikir bodoh.
Mana mungkin itu akan terjadi. Via kan hanyalah istri bayaran Bintang. Dan juga Bintang pasti juga akan merasa begitu jijik dengan gadis yang jelek seperti dirinya. Berbeda jauh dari kekasih Bintang, Alesha.
Via akan memposisikan dirinya sebagaimana mestinya. Ia hanyalah istri bayaran dan tidak akan pernah menjadi istri nyatanya seorang Bintang Askara.
Walaupun sebenarnya jauh dari lubuk hati Via. Ia menyimpan sebuah rasa terhadap suaminya. Via hanya akan menyimpan rasa itu. Karena ia sadar siapa dirinya di hadapan Bintang.
"Biarkan Saya membawa tas Anda Nona," ucap pelayan.
"Ah, tidak usah bi, Aku masih bisa membawanya," tolak Via.
"Tapi Anda saat ini adalah majikan kami."
"Bibi tidak usah khawatir. Kalau hanya untuk membawa tas seperti ini Saya masih kuat. Tapi untuk urusan lainnya mungkin nanti Saya akan meminta bantuan kepada kalian," ucap Via tersenyum.
"Kau baik sekali Nona. Tuan Bintang sangat beruntung menikah dengan Anda," ucap salah satu pelayan tersebut.
Via hanya membalas ucapan pelayan itu dengan senyumnya. Seandainya mereka tahu bahwa pernikahannya hanyalah sebuah kontrak saja. Mereka pasti akan merasa kasihan dengan gadis seperti dirinya.
"Silahkan Nona. Ini kamar Anda, Dan di sebelah Anda adalah kamar Tuan Bintang,". ucap pelayan tersebut.
Sebenarnya para pelayan merasa aneh melihat pernikahan Tuan mereka. Karena bukankah seharusnya sepasang suami istri seharusnya satu kamar? Tapi yang ia lihat saat ini adalah lain.
Tapi mereka hanyalah seorang pelayan. Dan yang terjadi kepada Tuannya Bukanlah urusannya. Mereka hanya bertugas melayani saja untuk mendapatkan sebuah gaji, bukan untuk bergosip membicarakan yang terjadi dengan majikan mereka.
"Terimakasih bibi, kalian sudah mengantarku sampai ke depan pintu kamar ku. Kalau begitu saya mau masuk dulu bi,"pamit Via kepada kedua pelayan tersebut.
***
Via merebahkan tubuhnya di atas kasur yang akan menjadi tempat tidurnya nanti. Ia memikirkan tentang kondisi ibunya saat ini.
Sebelumnya Via menyuruh istri pak Bakri untuk merawat ibunya di rumah sakit. Via juga memberikan beberapa uang sisa pemberian Bintang untuk Bu Lastri.
Tadinya Bu Lastri menolaknya. Karena ia tulus membantu Via. Tapi Via merasa tidak enak kepada Bu Lastri. Jadi Via sedikit mendesak Bu Lastri untuk menerima uang darinya. Dan akhirnya mau tak mau Bu Lastri pun terpaksa menerimanya.
Kini Via harus menjalani kehidupannya sebagai seorang istri. Via akan berusaha menjadi sebagaimana mestinya menjadi seorang istri pada umumnya. Walaupun Via hanya sebagai istri bayaran Bintang.
Via telah menyimpan rasa kepada Bintang sejak pertama mereka bertemu. Tapi ia tidak berani berharap apapun terhadap Bintang. Karena Via tahu hati Bintang telah terpatri untuk adik tirinya Alesha.
Walaupun demikian, tidak ada salahnya bukan bila ia menyimpan rasa itu untuk suaminya? Via tahu setelah kontrak pernikahannya dengan suaminya selesai, mungkin mereka tidak akan pernah bertemu.
Biarlah Via menyimpan rasa cinta itu sendirian. Setidaknya ia tidak berdosa karena mencintai suaminya sendiri.
***