Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 AKTI
Keysa berjalan dengan gontai keluar dari hotel EQueen. Suasana hotel sudah sepi hanya satpam penjaga yang berjaga-jaga di pos penjagaan. Dengan menahan rasa sakit hati dan sakit di sekujur tubuhnya, Keysa pulang ke rumah kontrakannya mengendarai motor maticnya.
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah kontrakannya, air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Dia meratapi nasibnya yang menerima kejadian menyakitkan ditempat kerjanya. Seharusnya dia tidak perlu datang bekerja di hotel EQueen, tapi semuanya sudah seperti nasi menjadi bubur.
Keysa membelokan motornya memasuki gang sempit jalan menuju kontrakannya, hingga dia berpapasan dengan dua pemuda di gang sempit tersebut.
"Baru pulang neng!" ucap salah satu pemuda itu yang sudah sering melihat penghuni kontrakan sederhana itu pulang larut malam.
Keysa tak menanggapi ucapan pemuda itu, dia sering ditanya hal demikian setiap pulang kerja. Keysa memilih acuh dan terus melajukan motornya hingga sampai di kontrakannya.
Keysa menghembuskan nafas kasar, dia kembali mencari kunci kontrakannya di dalam tas, setelah menemukan kuncinya, dia segera membuka pintu kontrakannya, lalu memasukkan motornya ke dalam rumah. Barulah dia mengunci pintu kontrakannya.
Keysa bersandar di pintu kontrakannya sambil menatap sendu kamar yang ditempati neneknya, dia sangat malu bertemu dengan neneknya dengan penampilannya yang sangat menyedihkan.
Apakah yang harus dia lakukan esok pagi. Haruskah dia berkata jujur kepada neneknya bahwa dia diperkosa di tempat kerjanya. Tapi, kalau dia menceritakan hal menyakitkan yang dialaminya, takutnya membahayakan kondisi neneknya.
"Nenek tidak boleh tahu masalah yang menimpaku." gumam Keysa dengan mata berkaca-kaca, dadanya terasa sesak setiap kali mengingat kejadian menyakitkan yang dialaminya.
Dia pun berjalan gontai masuk ke dalam kamarnya, dia meletakkan tasnya di atas ranjang lalu menyambar handuk di atas kursi. Dia ingin segera membersihkan tubuhnya.
Di dalam kamar mandi, Keysa kembali terisak melihat tubuhnya dipenuhi tanda merah. Dia merasa tubuhnya sangat-sangat kotor akibat perbuatan pria gila nan brengsek itu.
Keysa terus menyabuni seluruh tubuhnya berharap jejak pria brengsek itu hilang di permukaan kulitnya, dia bahkan sudah mandi sebanyak tiga kali dan menyabuni seluruh tubuhnya berkali-kali bahkan sampai membuat permukaan kulitnya memerah karena terus menggosok jejak pria bajingan itu yang tak mau hilang-hilang di kulit putihnya.
Tubuh Keysa sudah menggigil kedinginan di dalam kamar mandi, dia pun memilih mengakhiri ritual mandinya, dia sudah frustasi dengan tubuhnya yang masih terdapat jejak pria brengsek itu.
Tubuhnya sudah menggigil, Keysa langsung menyambar handuk yang digantung di dinding kamar mandi. Lalu dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan sehelai handuk yang menutupi sebagian tubuhnya.
Langkahnya membawanya menuju kamarnya, Keysa menatap lama bayangan dirinya di depan cermin. Dia mengernyit jijik saat mendapati keadaan tubuhnya yang benar-benar menjijikan untuk di pandang mata.
Jemarinya menyusuri ceruk leher jenjangnya. Ada banyak tanda kiss mark yang tertera di sana padahal dia sudah menggosoknya berkali-kali. Hingga bibirnya mengaduh pelan saat jemarinya mengenai bekas gigitan pria gila itu di leher jenjangnya.
"Dasar pria Brengsek!" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Kemudian Keysa membuka lemari plastiknya dan mengambil piyama tidur bermotif bunga lalu memakainya, setelah selesai memakai piyamanya, Keysa langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Dia sangat lelah dan ingin segera mengistirahatkan tubuhnya, berharap malam ini hanyalah mimpi buruk baginya.
🍁🍁🍁🍁
Keesokan harinya....
Erlan mulai mengerjapkan matanya saat sinar mentari pagi menembus jendela kamar hotel yang ditempatinya, hal itu sungguh menganggu tidurnya. Perlahan ia bangun dan tangannya langsung terangkat memegangi kepalanya yang terasa berat. Sisa-sisa mabuk semalam masih membuatnya pusing.
Sambil mengumpulkan kesadarannya Erlan terlonjat kaget mendapati dirinya tidak memakai sehelai benangpun yang melekat di tubuh kekarnya. Hanya selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya.
"Apa yang terjadi." gumam Erlan dengan terkejut.
Erlan mencoba mengingat-ingat kembali kejadian semalam. Dia pun mengingat bahwa dia datang berkunjung ke apartemen kekasihnya dan sialnya dia mendapati kekasihnya bercinta dengan pria lain.
"Sialan!" umpat Erlan dengan kesalnya sambil mengepalkan tangannya dengan emosi meluap-luap jika teringat kembali dengan kejadian tersebut.
"Terus, bagaimana bisa aku berada di hotel?. Tunggu, bukannya ini kamar hotel yang sering ku tempati. Berarti aku berada di hotel EQueen." ucap Erlan berbicara sendiri sembari mengingat kejadian semalam dan masih hapal betul suasana kamar khusus yang ditempatinya.
"Padahal semalam aku meminta pak Kasim untuk membawaku ke club malam, terus aku minum sampai mabuk dan tak ingat lagi setelahnya. Apa mungkin pak Kasim yang membawaku ke hotel." ucap Erlan yang masih mengingat tempat terakhir yang didatanginya.
Perlahan Erlan menggeser tubuhnya, hingga kedua matanya membulat sempurna melihat noda merah di atas sprei nya. Apa yang sudah dia lakukan, apa mungkin dia sudah menghabiskan malam bersama seorang wanita.
Seketika pikiran Erlan mendadak gusar, dia langsung mengusap wajahnya dengan kasar sambil mengingat kembali kejadian semalam. Sekelebat bayangan semalam langsung terlintas dipikirannya, seorang gadis bertubuh mungil berpakaian seragam cleaning service dia bawa paksa masuk ke dalam kamarnya.
"Aku masih ingat betul kaki mulus gadis itu berwarna pink soft dan sangat menggairahkan berhasil menendang juniorku. Hingga membuat juniorku langsung terbangun, lalu...aku...aku memperkosa gadis itu." ucap Erlan dengan mata melotot.
"Ya Tuhan, aku sungguh bodoh. Karena mabuk, aku melakukan kesalahan fatal." gumam Erlan sambil mengusap wajahnya dengan kasar yang mulai mengingat jelas kejadian semalam.
Erlan langsung mengalihkan pandangannya mencari-cari keberadaan gadis itu, namun dia tidak menemukan jejak gadis berkaki mulus itu di dalam kamarnya.
Erlan memutuskan untuk membersihkan diri. Ia menyingkirkan selimut dari tubuhnya hingga matanya memicing melihat noda darah mengering di bagian junior nya dan di atas sprei nya.
"Mungkin darah ini...."
Erlan tidak melanjutkan ucapannya, dia tidak ingin asal menebak, dia pun melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Tak berselang lama kemudian, Erlan keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang terlilit di pinggangnya. Dia mengerutkan keningnya saat menginjak sesuatu, hingga dia berjongkok untuk mengambil benda kecil dibawah kakinya.
"Kancing baju" ucap Erlan sambil memegang kancing baju berwarna biru di tangannya, mungkinkah kancing baju tersebut milik gadis semalam.
"Aku harus mencari gadis itu. Aku bahkan belum membayarnya." gumam Erlan lalu bangkit berdiri.
Kemudian ia berjalan kearah lemari pakaian, lalu mengambil pakaiannya dari dalam lemari. Kebetulan kamar hotel yang ditempatinya selalu tersedia pakaiannya.
Selesai berpakaian, Erlan lalu mencari ponselnya, hingga dia melihat jasnya tergeletak di atas meja. Dia pun memeriksa saku jasnya dan menemukan ponselnya.
"Aku harus menghubungi pak Kasim untuk mencari gadis itu." gumam Erlan lalu menghubungi supir pribadinya. Namun sialnya panggilannya tak kunjung diangkat oleh Supir pribadinya.
Hingga terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya, dengan malas Erlan melangkah mendekat kearah pintu lalu membuka pintu kamarnya.
"Selamat pagi sayang!"
Erlan langsung membulatkan kedua matanya melihat seseorang berdiri di depan pintu kamarnya.