NovelToon NovelToon
Love Me Please, Hubby

Love Me Please, Hubby

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Sudah Terbit
Popularitas:344.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Tanisha Alifya, seorang gadis yatim berusia 23 tahun yang merantau di ibu kota Jakarta hanya untuk mengubah perekonomian keluarganya. Dia menjadi seorang petugas cleaning service di sebuah perusahaan yang di pimpin oleh seorang laki-laki tampan dan dingin.

Zico Giovanno Putra, seorang direktur utama sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan software, PT. ERPWare Indonesia. Seorang direktur yang masih muda, berusia 28 tahun. Memiliki kecerdasan dan ketajaman dalam mengambil setiap peluang yang ada.

Pada suatu malam, karena berada dalam pengaruh alkohol, Zico memperkosa Nisha dan menyebabkan Nisha hamil.

Bagaimana kisah seorang direktur utama yang berada di hierarki teratas dalam perusahaan jatuh cinta dengan karyawan outsource yang berada di hierarki paling rendah?

BACA TERUS kelanjutan kisah mereka dalam LOVE ME PLEASE, HUBBY.


*Di usahakan untuk update tiap hari ^^ mohon dukungannya para readers tersayang :-)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 32 - Haruskah Kita Nikah Siri?

“Aku ingin ke tempat yang banyak makanannya.”

“Serius?”

“Iya.”

“Baiklah. Dokter juga menyarankan agar berat badanmu bertambah.” Zico mengemudikan mobilnya dengan santai. Dari kursi penumpang Nisha menatapnya dengan takjub. Baru beberapa hari tidak bertemu, namun Zico terlihat lebih tampan dari sebelumnya. Apa ada yang salah dengan matanya? Andaikan hubungan mereka normal seperti layaknya pasangan suami istri pada umumnya, mungkin dia akan berlari ke pelukan pria itu untuk mengungkapkan kerinduannya. Tapi dia hanya media penghantar bayinya ke dunia, jadi tidak mungkin dia bersikap seperti itu.

“Kenapa menatapku seperti itu? Ada yang aneh dengan wajahku?” Zico meraba wajahnya.

“Ti…tidak ada… Jam berapa tadi sampai?” Nisha berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Begitu sampai Aku langsung ke apartemen untuk mencarimu. Begitu tahu Kamu tidak ada di sana, Aku langsung menyusulmu ke kelas.”

“Ooohhh…”

“Kamu senang melihatku?”

“Iy…iya… bayinya senang…” Nisha menundukkan kepalanya dengan malu.

“Bayinya benar-benar senang melihatku?” Zico menjulurkan tangan kirinya dan menyentuh perut Nisha.

“Halo boy, Kamu senang melihatku?” tanya Zico seolah-olah sedang berbicara langsung dengan anaknya. Nisha benar-benar tidak menyangka Zico akan memegang perutnya. Tubuh Nisha menjadi tegang. Perasaan itu tidak sama dengan ketika pertama kali Zico menyentuhnya. Tubuhnya tegang bukan karena menolak sentuhan Zico, tapi hanya tidak menyangka Zico akan melakukan sesuatu yang tak terduga seperti itu.

Zico masih saja mengelus-ngelus perut Nisha. Usia kehamilannya masih menginjak minggu ke tiga belas. Jadi masih belum tampak tonjolan di perutnya.

“Boy, apakah Kamu nakal?”

“Eng…enggak.” Nisha spontan menjawab dengan suara kecil, seolah-olah menirukan suara seorang bocah.

“Apakah Kamu menyusahkan ibumu?”

“Enggak…”

“Jadi anak baik ya Boy. Jangan biarkan ibu memuntahkan makanannya lagi, oke?”

“Iya…”

Meskipun pada awalnya terasa canggung, namun lama-kelamaan Nisha bisa menyesuaikan diri. Dia tidak mungkin tidak mengijinkan Zico untuk menyentuh perutnya. Ada anaknya di dalam perutnya, jadi laki-laki itu pasti ingin menyentuh dan berkomunikasi dengan anaknya.

“Pagi masih muntah-muntah?”

“Sudah tidak terlalu.”

“Berarti masih muntah?”

“Iya sedikit.”

“Ingin tidak muntah?”

“Iya, ingin banget.”

“Kamu harus tidur denganku.”

“Hah??!! Apa Aku tidak salah dengar?!” Nisha menaikkan nada suaranya.

“Hei Nona, jangan marah dulu. Ingat ketika dua kali Kita tidur bersama? Paginya Kamu tidak mengalami muntah-muntah. Itu artinya si bayi ingin tidur di dekat ayahnya…”

“Du…dua kali? Se…seingatku hanya sekali?” Nisha bertanya dengan bingung. Zico langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Dia baru ingat bahwa Nisha tidak mengetahui bahwa dia tidur bersamanya sepulangnya dari Dufan.

“Ehm, iya. Sepertinya ingatanku yang salah. Iya, hanya satu kali…”

“Tapi selama ini Aku memang baru dua kali sama sekali tidak muntah di pagi hari. Malam ketika Aku ketiduran itu sama sepulang dari Dufan. Kira-kira kenapa ya?”

“Mau mencoba untuk tidur bareng lagi? Aku janji tidak akan melakukan apa-apa terhadapmu.” Zico mulai melancarkan modusnya. Sebenarnya tujuannya melakukan hal itu ada dua. Pertama dia benar-benar ingin membantu Nisha agar tidak muntah di pagi hari. Kedua, dia ingin tidur nyenyak sembari mendekap wanita itu dalam pelukannya.

“Itu tidak boleh. Agama melarangnya. Kita bukan pasangan menikah, jadi tidak boleh tidur bersama.” Nisha menjawab dengan tegas. Membuat jantung Zico mencelos dan tertampar. Zico terdiam. Pikirannya melayang kemana-mana.

“Haruskah Kita menikah?”

“Hah?!!”

“Maksudku menikah sementara. Setelah bayinya lahir Kita bisa bercerai.”

“Hah?!!”

“Pengetahuan agamaku sangat minim. Tapi apakah agama mengijinkan dua orang manusia berbeda jenis kelamin tinggal satu atap?”

“Tidak. Itu tidak boleh…”

“Itu maksudku. Kita menikah sementara saja. Kita bisa nikah siri? Jadi Kamu bisa tenang tinggal bersamaku. Aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu. Aku hanya ingin membuatmu nyaman saja.”

Nisha terdiam memikirkan perkataan Zico. Sebenarnya di dalam agama yang di anutnya wanita yang tengah hamil karena hubungan di luar nikah tidak boleh di nikahi sampai anak nya lahir. Tapi tinggal bersama tanpa memiliki hubungan apapun juga salah. Dari awal hubungan dan perbuatan mereka juga salah. Nisha termenung memikirkannya.

“Bagaimana menurutmu?”

“Aku… Aku akan memikirkannya.” Nisha menjawab dengan lemah. Zico melirik, ingin mengetahui ekpresi Nisha. Dari raut wajahnya, Zico sudah tahu bahwa wanita itu akan setuju dengan idenya. Hah, dulu dia sangat menolak rencana untuk menikahi wanita itu. Tapi kenapa sekarang mulutnya dengan mudahnya memberikan ide itu? Hanya karena agar bisa tidur berpelukan dengan wanita itu? Ya ampun, sungguh kotor sekali pikirannya. Zico memaki dirinya sendiri.

***

Zico mengundang seorang penghulu dan beberapa saksi. Gerry tampak menjadi salah satu dari saksi-saksi itu. Sementara Nisha hanya di temani bu Retno, yang belum hilang rasa terkejutnya mengetahui majikannya ternyata belum menjadi pasangan suami istri.

Pernikahan siri itu dilakukan dengan khidmat. Nisha tak henti-hentinya meneteskan air mata. Nisha berharap keputusan yang di ambilnya ini benar. Meskipun pernikahan itu akan segera berakhir begitu  dia melahirkan bayinya, tapi tetap saja itu akan menjadi pernikahan pertamanya. Nisha sedih karena di momen seperti ini dia tidak di dampingi ibu dan adik-adiknya. Perasaan bersalah sangat menghantuinya.

“Saya nikahkan engkau Zico Giovanno Putra bin Suhendro dengan ananda Tanisha Alifya binti fulan dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dibayar tunai!!”

“Saya terima nikah dan kawinnya Tanisha Alifya binti fulan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!!” Ucap Zico dengan suara tegas dan lantang.

“Bagaimana saksi, sah??”

“Saahh….” Jawab saksi serempak. Zico mendekati Nisha dan mencium keningnya. Sementara Nisha mengambil tangan Zico dan menciumnya. Gerry mematung. Benar-benar tidak menyangka akan menyaksikan pernikahan bos besarnya dengan seseorang yang levelnya sangat rendah. Sangat jauh di bandingkan level bosnya. Entah apa yang di lakukan wanita ini untuk membuat bosnya berubah pikiran? Benar-benar wanita licik yang di balut dengan sikap pura-pura sok polos! Pikirnya dengan gusar.

Pernikahan itu berlangsung dengan singkat. Mungkin karena hanya pernikahan siri? Entahlah, Nisha merasa hatinya kosong. Apa yang akan di lakukannya sekarang? Dia sudah menjadi istri seseorang, meskipun hanya secara agama. Tapi tetap saja seorang istri. Dia harus mulai memperlakukan laki-laki itu dengan baik. Harus kah?

Setelah para tamu pulang, Zico segera menuntun Nisha ke kamar.

“Istirahatlah. Seharian ini  Kamu belum beristirahat.”

“Iy…iya…”

“Aku akan kembali ke kantor sekarang. Aku akan menyuruh bu Retno untuk tetap disini sampai Aku pulang, oke?”

Nisha mengangguk-anggukan kepalanya. Dengan spontan Zico mencium kening Nisha dan berlalu pergi. Menyisakan Nisha seorang diri dengan kening yang terbakar karena ciuman Zico. Nisha menutup wajahnya dengan selimut.

“Mengapa hanya Aku yang merasa seperti ini? Mengapa dia bersikap biasa-biasa saja? Sepertinya pernikahan ini benar-benar tidak memiliki makna apa-apa di hatinya.” Nisha bergumam sendiri. Karena tidak mau berpikir lagi, akhirnya Nisha memutuskan untuk tidur.

***

Dear readers sayang…🥰

Maaf ya kalau ada yang menganggap alur ceritanya begitu cepat, sengaja di buat seperti ini ya. Tetap setia mengikuti cerita ini ya readers2 sayang dan happy reading…🥰😘😍

 

 

1
Dita Suriani
awak yg baper🤭🤭
VS
Zee cuma ngontrak kok, tunggu aja bang, sapa yang bakal permanen
VS
cuma di novel aja, ada karakter kayak Zoco
VS
hadir kak
Siti Arfat
Luar biasa
Ma Maulydahhh
udh 3 kali loh aku baca cerita ini tp ga pernah bosen,suka bngt sama alurnya
Rita Icha
Luar biasa
Fitri Ani
baik👍👍👍
Veronika Theresia Sihombing
lanjut
Nadine Nabila
😭😭😭😭
Nadine Nabila
dari pengalaman pertama baca novel..gara gara ketemu di FB beranda..ya pertama baca novel ini.....udah lama banget dari th 2017... sampai sekarang gak bosan bosan....masih aja sedih......suka sama alurnya..berasa nyata🙏
farsha: masa sih?bukannya ni novel dibikin THN 2019.n km baca th 2017 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣.yg bener aja
total 1 replies
kurniasih kurniasih
ceritanya bagus banget lanjut season 2 ya biar ga kecewa
Ambar
🤬
Gya Gheza
Luar biasa
Gya Gheza
akhirnya aku juga kembali baca novel ini, entah untuk yang keberpaa.kali/Smile/
Qie Qie
Ceritanya bikin penasaran dan tidak membosankan.
Saya sudah baca berkali²
Khayla Salwa
Luar biasa
Riska Darmelia
Ceritanya menarik. temanya bagus untuk yang suka berfantasi.
Khayla Salwa
Luar biasa
Lia Apriyanti Beibz
apa... kita.... 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!