Kisah seorang gadis desa yang merantau ke ibukota, dikhianati oleh sang tunangan yang selingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Nasib tragis kembali menimpa, dia di pecat dari perusahaan tempatnya bekerja dengan tidak hormat.
Hingga takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang pengusaha muda yang juga memiliki masa lalu kelam, melalui putra kecil pengusaha tersebut yang sangat menyayangi Nabila.
Akankah kebahagiaan berpihak pada Nabila?
Yuk, ikuti perjalanan cinta Nabila dan sang pengusaha, yang mengharukan, romantis, sekaligus kocak 🥰
____
Dalam tahap revisi PUEBI ☺🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Tersembunyi
"Selamat pagi,,, perkenalkan saya Rahmat Darmawan manager keuangan, panggil saja Rahmat," sapa laki-laki muda tersebut hangat sambil mengulurkan tangannya kearah Nabila.
Mendengar laki-laki muda itu mengenalkan dirinya, Nabila segera mendongakkan wajah menatap laki-laki tersebut dengan senyum ramahnya dan menyambut uluran tangan Rahmat, "saya Nabila Ayunda, biasa disapa Billa," tutur Nabila dengan sopan sambil menjabat tangan Rahmat.
"Selamat bergabung di perusahaan ini Billa, kita bisa bekerja sama-sama untuk kemajuan perusahaan," tegas Rahmat, "mari ikut ke ruangan saya, ada beberapa hal yang akan saya jelaskan sama kamu," titahnya sambil berlalu menuju ruangan manager keuangan.
"Baik Pak Rahmat," jawab Nabila menganggukkan kepala sambil berjalan mengikuti langkah manager keuangan tersebut menuju ke ruangannya.
"Silahkan duduk Billa," perintah Rahmat begitu mereka tiba didalam ruangan. Ruangan tempat Rahmat bekerja cukup luas dan nyaman, Nabila duduk di kursi tepat di seberang meja kerja Rahmat seperti yang telah ditunjukkan tadi.
Mereka duduk berhadapan, hanya dipisahkan oleh meja kerja tempat Rahmat bekerja yang diatasnya dipenuhi berkas-berkas penting miliknya. Rahmat mulai menjelaskan kepada Nabila apa-apa saja yang akan menjadi tugasnya. Nabila nampak tekun menyimak setiap apa yang disampaikan oleh Rahmat, sesekali dia mengangguk tanda mengerti, dan terlihat dari pancaran wajahnya Nabila sangat antusias mendengarkan setiap penjelasan dari manager keuangan itu.
"Dan mulai pagi ini kamu sudah bisa langsung mengerjakan tugasmu Billa, silahkan bawa berkas-berkas ini dan pelajarilah," titah Rahmat dengan nada tegas dan berwibawa. "Atau, barangkali ada yang mau kamu tanyakan?" sambung Rahmat lagi.
"Baik Pak Rahmat, saya sudah cukup mengerti, dan saya akan segera mempelajari berkas-berkas ini dengan sungguh-sungguh,,," ucap Nabila dengan sopan, "nanti jika ada yang saya belum paham pasti saya akan minta tolong sama Pak Rahmat, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak membuat Pak Rahmat kecewa," imbuhnya lagi. "Kalau begitu, saya mohon undur diri pak," pinta Nabila dengan sopan, sambil berdiri dan menganggukkan badan.
"Silahkan Billa,,, kalau ada kendala jangan sungkan untuk menghubungi saya." kata Rahmat tersenyum penuh arti.
Nabila pun berlalu meninggalkan ruangan manager keuangan itu, dengan langkah pasti dia menuju ke meja tempatnya bekerja sambil membawa tumpukan berkas didalam dekapannya. Setibanya di mejanya Nabila segera menjatuhkan dirinya ke kursi tempatnya bekerja dan mulai membuka berkas-berkas yang tadi diberikan Rahmat kepadanya, dia mulai membuka dan membacanya satu persatu dengan teliti.
Terlihat Nabila sangat tekun mempelajari berkas-berkas yang ada di hadapannya, hingga dia tidak mendengar kalau ada seseorang yang melangkahkan kakinya dan sudah mulai mendekat ke mejanya.
"Ehmmm... "
Terdengar suara deheman seorang laki-laki tepat di depan meja kerjanya, reflek Nabila mendongakkan wajahnya kaget, sedetik kemudian dia berhasil menguasai diri dan tersadar bahwa laki-laki yang kini berada dihadapannya adalah sang Bos, pemilik perusahaan.
Nabila buru-buru berdiri... Ya, Nabila sudah pernah bertemu sebelumnya dengan Bos pemilik perusahaan tempatnya kini bekerja, yaitu ketika dia pertama kali datang ke perusahaan untuk wawancara, saat itu pak Bos ikut hadir ke ruangan HRD untuk melihat langsung calon sekretarisnya.
"Selamat pagi pak," sapa Nabila ramah dengan senyum manisnya. "Maaf, saya tidak mendengar ada suara langkah kaki tadi," ucapnya sopan dan dengan nada penuh penyesalan sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Iya, tidak mengapa,,, silahkan lanjutkan pekerjaan kamu," titah pak Bos dengan suara baritonnya yang tegas dan penuh wibawa, sambil berlalu menuju ruangan Presiden Direktur.
Yuda Atmadja, laki-laki paruh baya pemilik Perusahaan Garmen yang cukup besar. Berperawakan tinggi dengan kulit sawo matang, hidung mancung dan badan tegap yang menambah pesonanya. Meski sudah tak lagi muda, namun banyak wanita yang mengejar-ngejarnya, bahkan mereka rela jika harus menjadi yang kedua ataupun ketiga.
Namun Yuda adalah sosok suami yang setia, meskipun istrinya tidak secantik karyawan-karyawan nya di kantor hal itu tidak membuat Yuda berpaling. Tapi sang istri yang sudah terkena hasutan saudara-saudaranya tidak mempercayai kesetiaan suaminya, bahkan seringkali Kinanti menuduh suaminya mendua tanpa adanya bukti nyata. Pun demikian Yuda tetap menyayangi istrinya, sungguh pak Bos yang ini adalah sosok suami impian bagi setiap wanita.
*****
"Kapan kalian akan mulai misinya?" tanya seorang wanita dari seberang telepon.
"Secepatnya tante, tapi belum untuk hari ini... karena ini baru hari pertama dia bekerja," jelas seorang gadis dengan dandanan mencolok dan berpenampilan seksi dari balik meja resepsionis.
"Baiklah, lakukan secepatnya dan kamu akan segera mendapatkan posisi yang sudah lama kamu idam-idamkan," tegasnya. "Apakah ibumu sudah paham dengan apa yang harus dia lakukan pada anak baru itu?" tanya wanita yang dipanggil dengan sebutan tante itu lebih lanjut.
"Iya tante, ibu sudah mengerti," jawab sang gadis.
"Oke Sell,,, tante tutup dulu telponnya, segera kabari tante kalau ada apa-apa," perintahnya, "dan ingat jangan gegabah, ada banyak CCTV di perusahaan tempatmu bekerja," titahnya memperingatkan gadis muda itu.
Selesai menutup telponnya Selly bergegas ke ruang pantry untuk menemui seseorang. Ya, gadis muda itu adalah Selly Anastasya, keponakan kesayangan Kinanti Andara istri dari pemilik Perusahaan Garmen tempat Nabila bekerja.
Ayah Selly adalah sepupu Kinanti, sedangkan bu Runi,, ibu nya Selly adalah bibi jauh dari Kinanti. Itu sebab nya, Selly memanggil Kinanti dengan panggilan tante.. mengikuti garis keturunan dari sang ayah, sedangkan Kinanti memanggil bi Runi tetap dengan panggilan nya semula.. yaitu bibi.
Sesampainya di ruang khusus pantry, Selly mengedarkan pandangannya tapi dia tidak menemukan sosok yang dicarinya.
"Huh,,, sialan, kemana dia," sambil menggerutu Selly berjalan keluar dari pantry dan bermaksud untuk menghubungi seseorang lewat telepon.
trus Selly kebagian ulet bulunya donk kasiannn