Insha dan Hanafi akhirnya melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka sangat bahagia, tentu saja karena Insha sangat mencintai suaminya begitu pula dengan Hanafi. Hari-hari mereka isi dengan canda tawa, cinta dan kasih sayang yang tulus dari kedua nya. Sampai pada suatu hari Insha sangat menyesal telah mencintai seorang laki-laki yang salah dan telah ingkar janji terhadapnya. Ya,..Hanafi menikah lagi dengan seorang perempuan yang tidak lain adalah kakaknya sendiri Salma. Hidupnya bagai neraka dengan derita dan luka yang tiada habisnya. Akankah Insha sanggup menjalani kehidupan berdampingan dengan Salma yang berstatus sebagai istri muda sekaligus kakaknya. yuk..ikuti kelanjutan kisah hidup Insha,jangan lupa vote dan tinggalkan komennya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cawica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ponsel baru
Insha menghambur memeluk Salma yang baru saja memasuki pintu rumah utama.
"Aku merindukanmu kak.."
Salma membalas pelukan Insha dengan erat,
"Aku juga merindukanmu Insha..apa kau baik-baik saja..pak Tono bilang kau.."
"Aahh...aku tidak apa-apa aku sudah baikan.."
memotong kalimat Salma yang belum di selesaikan.
Insha melepas pelukannya dan melihat ayahnya yang kini sudah ada di sampingnya mengelus punggung Insha lembut.
"Ayahh.."
Insha mencium tangan ayahnya lalu memeluknya.
"Aku merindukan ayah..apa ayah baik-baik saja..apa kak Salma mengurus ayah dengan baik disana.."
"Ayah baik-baik saja in..tentu saja kakak mu yang mengurus ayah sekarang..kau sendiri bagaimana sudah baikan..."
"Sudah jauh lebih baik ayah..apalagi ada ayah disini...emmm aku rindu sekali.."
memeluk ayahnya dengan gemas.
Suara Hanafi terdengar dari lantai atas,terlihat ia sedang menuruni tangga hendak menemui ayah dan Salma.
"Insha biarkan mereka masuk dulu..kenapa kau menghadang mereka di depan pintu.."
mengkerut keningnya melihat Insha yang sedang memeluk ayahnya di tengah pintu.
"Hehe...iya..ayo kita masuk.."
melihat Hanafi lalu memeluk Salma dan ayahnya mendorongnya untuk duduk di sofa ruang tamu.
"Selamat datang di rumah kita ayah, kak Salma.." senyumnya merekah menyambut keduanya lalu mempersilahkan duduk.
"Iya nak ...bagaimana kabarmu .."
"Alhamdulilah ayah saya baik-baik saja.."
"Ayah sendiri apa kabar.."
"Jauh lebih baik nak sekarang.."
"Alhamdulilah.."
"Ayah terlihat lebih sehat sekarang.."
sahut Insha tiba-tiba, dia kini duduk di sebelah Salma sambil memeluknya. Keduanya terduduk dan saling memeluk erat.
"Tentu saja karna Hanafi selalu mengirim petugas kesehatan untuk melihat kondisi ayah setiap 2 hari sekali ke rumah.."
jawab Salma sambil menepuk-nepuk punggung Insha .
"Benarkah mas han.."
kini Insha menatap Hanafi dengan perasaan tidak percaya.
"Maafkan aku..hanya itu sementara yang bisa aku lakukan untuk ayah.."
"Terimakasih nak...kini ayah jauh lebih baik dari sebelumnya.."
"Jangan berterimakasih ayah..itu sudah menjadi tugasku sebagai anak.."
Ada rasa haru yang menyeruak di hati ayah saat Hanafi memanggil dirinya anak,
sungguh kau benar-benar orang baik nak..semoga kebahagiaan slalu ada bersamamu..
Insha kini menatap Hanafi dengan penuh bangga, ia tak menyangka Hanafi bisa bertindak seperti itu kepada ayahnya, yang bahkan belum terfikirkan sama sekali oleh Insha.
Percakapan mereka pun berlanjut, Insha meminta Ijin pada Hanafi untuk mengajak Salma berkeliling di rumah barunya.
Sementara ayah dan Hanafi tetap berada di ruang tamu untuk berbincang-bincang.
Salma terus saja terkagum-kagum dengan kemewahan rumah Hanafi, ia memandang ke berbagai arah melihat gemerlap berbagai perabot yang ada, semua tertata rapi dan bersih.
Insha membawa Salma menuju taman kecil di depan rumah belakang karna Insha tau Salma sangat menyukai berbagai macam bunga.
"Waah...bagus dan banyak sekali bunganya In...ini bunga apa ya.."
menciumi berbagai bunga yang ada.
"Hehe ...aku juga tak tau apa jenisnya kak..semua terlihat bagus untukku.."
jawab Insha sekenanya yang tidak terlalu suka bunga.
"Kak itu..kamarku.."
Insha menunjuk jendela kaca besar yang bejejer tepat di atasnya.
"Oh ya..jadi itu kamarmu..kelihatannya luas sekali.."
sekali lagi memandang takjub .
"Hehe..ya begitulah kak.."
"Kalau ini rumah siapa In..."
tunjuknya pada rumah belakang yang ada di hadapannya sekarang.
"Kata mas han dulu ini di bangun untuk para pembantunya..tapi kini kosong tidak ada yang menempatinya..hanya di pakai kalau ada tamu saja yang menginap..tapi di dalamnya tetap di bersihkan setiap hari.."
penjelasan Insha panjang lebar sambil berjalan meninggalkan taman.
*
Tak terasa sudah tiba waktunya makan malam mereka berempat pun sudah ada di meja makan, sudah terhidang banyak makanan dengan bau yang sangat lezat menyeruak ke dalam hidung.
Berbagai minuman terhidang pula, ada jus buah, susu, dah teh panas juga. Ada juga cake coklat lumer, es cream dan beberapa makanan ringan lainnya.
Mereka pun menyantap makanan dengan lahapnya, diselingi dengan perbincangan hangat dan juga canda tawa di dalam nya.
Selesai dengan makanan utamanya kini mereka beralih ke hidangan penutup nya, Salma memilih untuk memakan cake coklat, ayah memilih untuk menghabiskan hidangan buah segar yang sudah terpotong rapi sementara Insha tentunya memilih es cream kesukaannya.
Hanafi pun beranjak pergi ntah kemana, tak ada yang bertanya, ketiganya sedang asyik bercanda dan meluapkan rindu mereka seakan sudah berbulan-bulan tidak bertemu, padahal baru beberapa hari saja mereka berpisah tapi rasanya sudah lama sekali. Karna mereka memang selama ini hidup bersama setiap hari, hingga rasa nya rindu yang teramat sangat saat ketiga nya berpisah walau cuma beberapa hari.
Hanafi tiba-tiba kembali dengan sebuah ponsel di tangannya, ia duduk kembali dan menyodorkan ponsel dengan model terbaru dan tercanggih itu kepada Salma yang tentu harganya sangatlah mahal.
"Kak pakailah ponsel ini.."
semua hanya diam menatap ponsel yang sekarang ada di hadapan Salma.
"Ambillah kak..bawa ponsel ini pulang.."
"Untuk apa han ponsel ini...aku sungguh tak pantas menerimanya..ini terlalu mahal untukku.."
Salma menyadari bahwa ponsel itu adalah keluaran terbaru yang ada di iklan tv yang slalu di lihatnya.
"Ambillah kak...dengan ini kakak dan ayah bisa menghubungi Insha kapan pun.."
Seketika Insha memandang Hanafi.
itu pun belum terfikir oleh ku mas han...kau benar-benar lelaki yang hebat...aku sangat mencintaimu..
Insha pun memegang tangan Hanafi di sebelahnya dengan tersenyum lebar.
"Terimakasih mas.."
Hanafi hanya membalas dengan senyuman manisnya.
Salma masih enggan menyentuh ponsel itu,
"Ambillah kak...kita bisa saling menghubungi nanti dengan ponsel itu.."
Insha mencoba meyakinkan Salma untuk mengambilnya.
"Ayolah kak ambillah.."
timpalnya lagi.
Salma pun mengambilnya, benda yang sangat ingin di milikinya sejak dulu tapi belum sempat terbeli karna terdesak oleh kebutuhan, sekarang ada di tangannya, yang bahkan lebih dari yang di bayangkan. Ia hanya ingin ponsel untuk sekedar menghubungi teman-teman maupun saudaranya. Tapi kini yang ada di tangannya adalah ponsel canggih dan tentunya sangat mahal yang memiliki berbagai fitur di dalamnya.
"Kakak bisa menghubungi Insha disana, aku sudah menuliskan nomor Insha disana..aku harap kakak mau menerimanya ..."
"Terimakasih nak...kau sungguh telah merubah kehidupan kami.."
jawab ayah tiba-tiba
"Bukan aku ayah...tapi takdir yang mempertemukan kita.."
Malam pun sudah larut, Salma dan ayah akhirnya di antar pulang oleh pak Tono. Kata terimakasih berulang kali terucap dari ayah maupun Salma. Insha dan Hanafi pun mengantarnya sampai di depan rumah mereka dengan tangan yang tertaut satu sama lain.
Mobil pun tlah hilang dari pandangan, hanafi membawa Insha masuk ke dalam.
Kedua nya sudah sampai di kamar, Insha melihat benda kecil di tengah tempat tidur, di lihatnya dengan seksama.
bukankah itu ponsel...ya itu ponsel..ponsel mas han baru juga..
Hanafi memeluk Insha dari belakang,
"Itu ponsel untukmu Insha.."
ponsel keluaran terbaru dari luar negeri yang harganya jauh lebih mahal dari milik Salma ia hadiahkan kepada Insha untuk memudahkan Insha berkomunikasi dengan keluarganya.
Insha membalikkan badannya dan memeluk Hanafi,
"Terima kasih mas han....kau sungguh lelaki terbaik di hidupku.."
bagaimana aku tak semakin mencintaimu jika kau memperlakukan ku seperti ini teruss...sungguh terimakasih Tuhan..hari ini penuh dengan kejutan..
Bersambung...
😡😡😡
Dari omongan Salma, apakah mungkin Pras cinta sama Insha???
Terus kenapa bisa mencintai Salma juga?!
MEMBINGUNGKAN!!!
😡😡😡
Hanafi dengan dalih demi kebaikan insha, menuruti hawa nafsu menikah dengan salma, berhubungan dengan Salma
sayang banget ya, karma buat Salma langsung dibuat meninggal, harusnya sengsara dulu di dunia.