Di sebuah kota yang terlupakan,ada sebuah rahasia tersembunyi. Rahasia yang dapat merubah hidup seorang gadis perantau , yang menemukan cinta pertama nya di tempat ia bekerja. Hubungan mereka bermula dari interaksi sederhana di kafe,yang kemudian berkembang menjadi perasaan yang mendalam. Namun, seperti halnya banyak kisah cinta lain nya,ego masing-masing menjadi rintangan yang sulit diatasi.Ketika mereka berdua menyadari kesalahan dan merindukan kebersamaan, tampak nya sudah terlambat.Kehadiran teman dekat yang kini menjalin hubungan dengan orang yang dicintai nya menambah luka di hati gadis itu.Meski perasaan nya belum sepenuh nya hilang,ia menyadari bahwa cinta sejati seharus nya tidak hanya tentang memiliki,tetapi juga tentang merelakan dan berharap yang terbaik untuk orang yang dicintai.Dengan hati yang berat,ia memutus kan untuk melanjut kan hidup nya.Membawa serta kenangan dan pelajaran berharga dari cinta pertama nya. Akan kah kebenaran sesungguhnya akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhylara_Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantau Dia, Jangan Sampai Dia Mengganggu
"Kak Ariell, Van ..." Aruna berjalan perlahan mendekat ke arah Ariell dan Stevanny.
Ariell dan Stevanny yang melihat Aruna kembali, bergegas menghampiri Aruna.
"Kak Aruna gapapa??"
"Kamu gapapa??" Ucap Ariell dan Stevanny bersamaan.
Aruna menggeleng dan tersenyum. "Gapapa ... Tenang aja, kak, Van."
"Maaf ya kak ... Gara-gara aku, kakak jadi kena masalah ..." kata Stevanny, merasa bersalah.
"Iya gapapa, Van ... Aku gapapa kok."
"Tuh kan, kakak bilang juga apa ... Kakak kamu itu baik-baik aja, Van ... Dia ga akan selemah itu ..." Seru Ariell dengan semangat.
Aruna hanya tersenyum melihat Ariell yang terlihat begitu semangat. Begitu pun dengan Stevanny, yang lega melihat Aruna sudah telihat baik-baik aja sekarang.
"Kita mau di sini terus, nih?" Tanya Aruna iseng. "ini pelanggan udah pada pulang, kak??" lanjut Aruna berjalan perlahan ke tempat duduk biasanya.
"Iya, dek ... Udah pulang dari tadi." berjalan menyusul Aruna.
"Emm ..."
"Tapi di sebelah masih ramai, kak ..."
"Ooo aku kira udah pulang semua."
"Belum, bahkan rombongan kak Byan masih di depan." seru Stevanny menggoda Aruna.
Sementara Byan juga kembali ke depan, namun lewat jalan lain.
"Lo dari mana, Yan??" Tanya Dipta penasaran.
"Biasa, dari belakang." ucap nya asal.
"Ketemu Aruna kan, lo." ledek Langit smirk.
"Kalau iya kenapa? ada masalah buat lo?" Seru Byan sedikit sombong dengan wajah datar nya.
"Iya, gapapa juga sih, cuman nanya aja." kata Langit.
"Oh ya, di antara kalian ada yang kenal sama cowok tadi?" Tanya Byan dingin.
"Hmm yang mana?"
"Yang tadi ganggu Aruna."
"Ooo dia, dia satu perusahaan sama kita ... Tapi bagian mana, gue ga tau." Jelas Dipta.
"Emang iya? ko gue ga pernah liat dia sebelum nya."
"Iya, dia beda bagian dari kita."
"Kalian pantau dia! Jangan sampai kejadian tadi terulang lagi!" tegas Byan.
"Oke."
"Yaudah, kita pulang sekarang? Tanya Byan pada Dipta dan juga Langit.
"Iya ayo, besok udah masuk juga. Gue takut gue ga bisa bangun pagi." jelas Langit
"Yaudah, ayo jalan. Kalian duluan, gue bayar ini dulu." ucap Byan berjalan menuju kasir.
Sementara Dipta dan Langit keluar duluan, dan menunggu Byan di parkiran.
Setelah selesai membayar, Byan menoleh kebelakang. Mata nya liar, mencari keberadaan Aruna. Yang ternyata Aruna tengah duduk di tempat biasa, Ia memanggil Aruna dan memberi kode bahwa ia akan pulang.
Aruna yang mengerti dengan tatapan Byan, langsung mengangguk tanda ia mengijinkan Byan untuk pulang.
Setelah dapat persetujuan dari Aruna, Byan pun berjalan perlahan meninggalkan ruangan kafe. Sesekali ia menoleh lagi ke belakang, dan tersenyum pada Aruna.
Aruna juga terus memperhatikan Byan, yang perlahan mulai menjauh dan sudah tidak kelihatan.
"Segitu banget liat nya, kak..." Seru Stevanny iseng.
"Eh Van, nggak biasa aja."
Stevanny mengangguk tersenyum miring. "Yakin kak?"
"Iya Stevanny," Elak Aruna.
"Hhhh"( kakak bisa aja ngelak sekarang.) Batin Stevanny tersenyum miring.
"Kamu mau di sini sampai pagi, Van?"
"Hah? Ya ga lah kak."
"Yaudah ayok balik ke kamar." ajak Aruna. "Kak Ariell udah duluan naik."
"Oh yaudah, ayo kak."
"Oh ya , ini uang gaji kamu. karna tadi kamu kekamar mandi, jadi bos nitip sama aku."
"Oh iya makasih, kak."
Mereka berdua pun lanjut berjalan menuju ke kamar mereka.
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Mari saling mendukung🤗