Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan ayah dari sahabatnya sendiri karena sebuah kesalahpahaman. Apakah dirinya dapat menjalani kehidupannya seperti biasanya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadian
Malam harinya, Dina mengajak Azalea ke kamarnya, dia mau cerita perihal isi hatinya. Namun, Dina tak kunjung juga untuk membuka suara. Akhirnya Azalea lah yang bertanya duluan.
"Jadi, apa yang ingin kamu ceritakan sampai aku harus ke kamarmu begini? Biasanya kita ngobrol di bawah." Ucap Azalea membuka obrolan mereka berdua.
"Em, anu." Ucap Dina sedikit bingung. Dina bingung mau menceritakan masalahnya itu mulai dari mana.
Azalea menaikkan sebelah alisnya.
"Anu apa?" Tanya Azalea.
"It-itu, em, kamu tau sendiri kan, Zaa, kalau kita ini banyak kesamaannya?" Ucap Dina.
"He'em, iya, terus?"
"Kamu juga tau sendiri kan, kalau aku ini selalu menolak cowok manapun yang mendekati aku?" Ucap Dina mulai mengarah.
Azalea disini mulai paham dengan apa yang akan dibicarakan oleh Dina.
"Iya, terus?"
"Entah kenapa, saat ini setiap aku dekat dengannya jantungku selalu berdegup kencang." Ucap Dina menjelaskan bagaimana reaksi jantungnya disaat berdekatan dengan laki-laki yang dia taksir.
"Apa dia mengutarakan perasaannya kepadamu?" Tanya Azalea.
Dina menggelengkan kepalanya.
"Hmm, apa dia masih sendiri atau sudah ada gandengan? Lalu, apa kau menaruh hati padanya?" Tanya Azalea.
"Dia sepertinya belum punya pacar, Zaa. Tapi, kata sahabatnya dia lagi naksir sama cewek. Kalau tentang perasaanku, ya itu tadi, seperti awal aku bilang ke kamu tadi." Jelas Dina.
"Coba, selagi dia masih sendiri, kamu usaha mendekatinya dengan memberi dia perhatian seperti membawakan dia bekal makanan mungkin. Lihat reaksi dia gimana nantinya." Ucap Azalea memberi saran.
"Tapi, kamu tau sendiri, Zaa. Aku ini kaku, mana baru pertama kali aku merasakan hal seperti ini." Jelas Dina.
"Iya, makanya dicoba dulu sayang. Emang, kalau boleh tahu, siapa sih cowok yang bisa membuat anak mama ini jatuh hati?" Ledek Azalea.
"Em, bentar Zaa, sebelum aku jawab. Aku mau tanya. Kamu suka gak sama Alex?"
"Alex," Azalea sedikit berfikir "enggak ada rasa apa-apa, dihatiku sudah full ku berikan untuk ayang Damian. hihi" Ucap Azalea jujur sambil cekikikan.
"Kalau menurutmu, dia bagaimana?"
"Alex sih menurutku, em,, hayoo, jangan-jangan Alex ya yang kamu taksir? Ngaku?" Ucap Azalea memojokkan Dina.
"Eheehee,," Dina hanya menjawab dengan kekehan.
Mereka berdua pun saling ledek meledek hingga mereka lupa waktu. Sampai tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.
Tok tok tok
Tanpa menunggu jawaban Damian masuk ke kamar anaknya. Terlihat istri dan anaknya sedang asik mengobrol.
"Hmm, asik bener ya, sampai lupa waktu begini? Ayok pada istirahat, besok harus bangun pagi, nanti kesiangan loh bangunnya, ayo bubar bubar." Ucap Damian menasehati istri dan anaknya.
Akhirnya Azalea pun pamit ke kamarnya dengan diikuti Damian. Dina pun yang ditinggal juga langsung beristirahat. Setelah bercerita kepada mamanya tadi, hatinya sedikit plong.
Azalea pun langsung merebahkan tubuhnya. Damian yang merasa ditinggal istrinya langsung memeluk Azalea.
"Kok, Mas ditinggal sih sayang."
"Katanya suruh istirahat, Mas." Ucap Azalea polos.
"Iya sih," Ucap Damian singkat.
"Em sayang, kamu belum bersih ya?" Sambung Damian.
"Hihi, cie Mas pengen ya?" Tanya Azalea meledek suaminya.
"Puasa lama sekali nih sayang. Si Juno rindu dengan sarangnya." Ucap Damian melas.
Azalea sebenarnya sudah bersih dari kemarin. Tapi, karena dia belum yakin makanya dia tak memberi tahu suaminya.
Azalea yang tak tega dengan ekspresi suaminya pun langsung mengecup bibir Damian. Damian yang sedari kemarin menahan nafsunya seketika menegang seperti tersengat aliran arus listrik. Tanpa babibu Damian melahap bibir mungil istrinya. Mereka saling melumat, tangan Damian pun tak tinggal diam. Tangannya mulai bergerilya. Dan yah, Seterusnya kalian bisa bayangin sendiri ya. hehe
Subuh pun tiba, Azalea yang saat ini masih mengantuk pun begitu malas sekali untuk bangun. Ya mau gimana orang semalam dia digempur sampai jam 3 pagi. Sedang Damian sendiri sudah bangun dan mandi.
"Sayang, bangun yuk, kan mau salat subuh." Ucap Damian lembut.
"Emh, Mas, masih ngantuk banget ini, Mas sih, pakai acara lembur segala. Kan jadi remuk begini badan." Ucap Azalea.
"Hehe, maaf sayang, ya udah enakin dulu tapi buruan ya, bentar lagi terang ini." Ucap Damian.
"Iya, Mas." Jawab Azalea singkat.
Tak lama pun Azalea bangun dan beranjak dari tempat tidur. Dia langsung mandi karena suaminya sudah menunggu untuk shalat subuh berjamaah. Selesai mandi dia langsung mengambil air wudhu. Lalu mereka berdua melaksanakan shalat subuh berjamaah.
Singkat cerita Azalea sudah berangkat ke kampus bersama Dina. Sampainya di Kampus mereka berdua bertemu dengan Trio butukupret.
"Widih, Neng Zaazaa sudah sehat?" Ucap Gery.
"Iya, maaf ya kita gak jengukin kamu." Ucap Aldo.
"Iya gak apa-apa, ini sudah sembuh kok ka." Jawab Azalea.
"Memangnya kamu sakit apa sih?" Tanya Aldo.
"Emb, Zaazaa sakit darah rendah kak." Bukannya Azalea yang menjawab tapi Dina.
Azalea tersenyum dengan jawaban Dina. Sebenarnya Azalea mau menjawabnya jujur. Tapi, Dina seperti belum mau status Azalea diketahui orang-orang sebelum acara resepsi. Namanya orang banyak takutnya mereka memiliki pemikiran yang tidak-tidak.
"Oh darah rendah. Yang penting sekarang sudah sehat ya kan?" Ucap Aldo.
"Iya, Alhamdulillah kak." Jawab Azalea singkat.
Semetara Aldo dan Gery sudah tak meledek Alex. Takut salah lagi, jadi mereka berdua hanya diam saja.
Sedang Alex yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka pun diam tanpa bersuara. Entah kenapa dia merasa bungkam.
Dina yang menyadari diamnya Alex pun merasa aneh. Azalea menyenggol lengan Dina dengan memberi kode menaik turunkan alisnya.
Azalea semalam memberi saran agar Dina mengajak Alex bisa bicara berdua. Sekarang kan jamannya gak seperti dulu yang cewek harus nunggu cowok deketin lalu nembak, nah sekarang Dina mau mencoba mengungkapkan isi hatinya kepada Alex. Bukan mau merendahkan diri, hanya ingin memastikan dan meluapkan isi hati agar bisa lega dan plong.
Akhirnya Azalea berinisiatif mengajak Aldo dan Gery dengan beralasan dia lapar minta ditemani makan di Kantin. Sedang Dina dan Alex yang ditinggal mereka bertiga hanya saling diam.
Dina yang ingat akan pesan Azalea pun memberanikan diri membuka suara.
"Kak, tadi udah sarapan belum?" Ucap Dina membuka obrolan dengan berbasa-basi.
Alex yang melihat Dina tak seperti biasanya pun menaikkan alisnya sebelah.
"Sebenernya sih, tadi mau sarapan di rumah, tapi berasa gak mood aja, jadi ya belum deh." Ucap Alex jujur.
"Mau ikut ke Kantin aja kah?" Tanya Dina.
"Enggak, nanti aja. Kamu sendiri?" Alex balik bertanya.
"Aku bawa bekal kak, kakak mau gak?" Ucap Dina mengeluarkan bekal yang dia bawa tadi. Sandwich buah yang Dina bawa.
"Boleh, tapi itu kan bekalmu." Ucap Alex.
"Iya gak apa-apa kak, kita bagi dua." Ucap Dina lalu memberikan sepotong sandwich tersebut kepada Alex.
Alex pun dengan senang hati menerimanya.
"Sering-sering ya begini!! Pasti beruntung deh yang jadi cowokmu, dikasih perhatian begini." Ucap Alex.
"Iya kak, tapi entah, sayangnya aku masih jomblo." Ucap Dina.
"Emb, sama, aku juga belum. Coba kamu mau jadi cewek aku." Ucap Alex.
"Hah, apa kak?" Tanya Dina sedikit kurang percaya dengan ucapan Alex.
"Enggak, lupain aja. hehe."
"Hm, kalau menurut kak Alex, aku ini pantas gak suka sama kak Alex?" Ucap Dina langsung pada intinya.
"Aku yang gak pantas mungkin." Ucap Alex.
Dina pun menengok kearah Alex. Dia memandang wajah Alex.
"Tapi, aku serius kak. Kak Alex, kalau aku tanya mau jadi pacar aku, kira-kira mau gak?" Ucap Dina tanpa ragu.
Alex pun menatap Dina. Seketika mata mereka saling pandang.
"Aku gak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Jelas aku mau." Jawab Alex jujur.
Dina langsung membuang muka. Alex pun memberanikan diri meraih tangan Dina dan menggenggamnya.
"Aku serius. Aku suka sama kamu Dina. Jika kamu bertanya apa aku mau apa enggak, aku pasti mau. Sekarang aku yang akan bertanya, Dina, apa kamu mau jadi pacar aku?" Ucap Alex dengan menembak Dina.
Dina hanya mengangguk. Alex pun melonjak senang. Dina ikut tersenyum. Hari ini hari bahagia untuk mereka berdua.
Entah apa yang sekarang ada dipikiran Dina, dia merasa senang hingga tak bisa berpikir jernih. Dia lupa akan apa yang akan dia ucapkan, dia lupa dengan segala sesuatu yang akan dia tanyakan. Yang ada hanya rasa senang.
Kabar itu sudah sampai ke telinga Azalea dan dua sahabat Alex. Mereka pun ikut senang.
Siang ini mereka berlima makan-makan merayakan hari jadiannya Dina dan Alex. Siapa yang nraktir? Alex lah jelas.
Azalea tak menduga akan secepat ini anaknya melepas status jomblonya. Azalea berharap Alex tak menyakiti hati Dina. Azalea ingin Dina bahagia.
kecuali kamu meminta yang bukan menjadi hak mu
peran pria dan wanitanya juga tegas