NovelToon NovelToon
The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

The Mystery Of Life: MAGICAL TREE

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Fantasi Wanita
Popularitas:451
Nilai: 5
Nama Author: Carmellia Amoreia

Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.

Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.

Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.

Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 10 - SPRUCE SYMBOL

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki ayahku yang sedang berjalan masuk ke ruanganku dan melihatku bersama Leonardo sedang mengobrol berdua di tempat itu.

Aku yang baru saja menyadari kedatangan ayahku itu pun langsung menyapanya dengan tersenyum canggung kepadanya, “Halo ayah”

“Bagus banget nak kalau sudah punya teman” jawab ayahku yang terdengar seakan menyindir diriku ini yang mentang-mentang tidak ada satu pun orang temanku yang datang ke rumah sakit dan menjenguk keadaanku sekarang kecuali si Leonardo ini yang kebetulan juga adalah pasien di sini.

Ayahku itu pun langsung berjalan mendekati Leonardo dan berkata kepadanya dengan nada bicara yang santai, “Awalnya aku kira kamu itu anak yatim piatu, ternyata kamu punya orang tua ya”

Lalu setelah mendengar itu, Leonardo pun langsung menoleh ke arah ayahku yang sedang berdiri di samping kanannya lalu menjawabnya dengan nada bicara yang santai seperti hal ini sudah biasa terjadi kepadanya, “Iya om, mereka memang tidak mau mengaku aja”

Ayahku lanjut menceritakan yang sebenarnya selama ini telah terjadi kepada si Leonardo itu sambil menatap ke arahnya dengan tatapannya yang lembut agar Leonardo dapat merasa nyaman mendengarnya, “Sebenarnya selama ini, kami yang membantumu membayar biaya rumah sakitmu itu karena kami tidak tahu jika kamu punya orang tua” 

Leonardo pun langsung terdiam untuk beberapa saat karena merasa sedikit kaget serta terharu sehabis mendengar pengakuan dari ayahku barusan itu. Ia pun menatap ke arah ayahku dengan matanya yang sedang berkaca-kaca itu lalu berterima kasih kepadanya.

“Owalah, terima kasih banyak ya dan maaf juga kalau ternyata aku jadi beban om” kata Leonardo dengan nada bicaranya yang tulus menandakan bahwa ia sangat bersyukur sambil tersenyum senang.

“TIdak apa-apa kok, oh iya kemarin aku sudah membicarakan dengan orang tuamu tentang ini semua dan akhirnya mereka mau membayarnya setelah awalnya menolak soalnya aku tadi juga nuntut mereka ke pengadilan soal penelantaran anak” jawab ayahku kembali dengan penjelasannya yang sangat lengkap dengan nada bicara yang santai sambil tersenyum kecil kepada si Leonardo tersebut. 

Tak lama kemudian, terlihat seorang wanita dengan mengenakan atasan kemeja berwarna hitam dan bawahan celana panjang berwarna abu-abu serta menggunakan sepatu hak kira-kira 3 cm berwarna merah tua dengan rambutnya yang rapi terkuncir kuda datang bersama seorang pria dengan rambutnya yang sudah tertata rapi dan mengenakan atasan kaos berwarna kuning dan bawahan celana panjang berwarna hitam berjalan masuk ke ruanganku itu serta menggunakan sepatu sneakers hitam. Dari kejauhan aku dapat merasakan bahwa mereka adalah temanku Meirilyn dengan calon suaminya yaitu Emmerio.

Setelah mereka sudah mulai berjalan lebih dekat denganku, mereka pun tersenyum gembira sambil berjalan menghampiri ke samping kanan kasurku itu agar lebih nyaman untuk mengobrol dan menyapaku dengan senang, “Halo Nai”

Aku pun tersenyum kembali ke arah mereka dan menyapanya dengan senang hati, “Halo juga”

Saat mereka sudah berdiri di samping kanan kasurku itu, si Meirilyn pun menatap lembut ke arahku dan mengelus rambutku dengan perlahan dan hati-hati lalu bertanya tantang kabarku, “Kamu gimana kabarnya?”

Aku pun langsung menjawabnya sambil tersenyum, “Aku baik, kalau kamu tidak apa-apa kan?”

“Aku juga tidak apa-apa, oh iya kebetulan acara pernikahan kami gagal jadi kami memutuskan untuk menikah di lain waktu tapi di luar negeri” jawab Meirilyn dengan tersenyum senang sambil melihat ke arah wajahku yang tampak sedikit pucat itu.

“Owalah, semoga nanti di acara pernikahanmu yang selanjutnya dapat berhasil dan sukses ya” jawabku sambil menatap ke arah Meirilyn itu.

Meirilyn pun tersenyum lebar dengan perasaannya yang sangat bahagia itu lalu ia pun memegang tangan kananku dan menjawabku, “Ahh terima kasih banyak” 

Lalu setelah itu, calon suaminya yang sedang berada di sebelah kirinya Meirilyn itu pun meminta maaf kepadaku terkait kejadian di hari Selasa waktu lalu, “Aku minta maaf atas kejadian di acara pernikahan kami karena orang yang membuat ricuh itu adalah salah satu dari rekan kerjaku dan aku tidak tahu jika dia juga datang karena diundang oleh Mei”

Jujur saja aku merasa sangat kaget setelah mendengar hal itu dari calon suaminya karena aku baru tahu tentang hal itu dan juga aku tidak menduga dulu pacarnya Meirilyn juga adalah rekan kerjanya Emmerio.

Aku pun menjawabnya sambil tersenyum tipis, “Oh iya, tidak apa-apa kok”

Tak lama setelah aku menjawabnya, aku baru saja menyadari bahwa temanku yang bernama Meirilyn itu sejak dari tadi sedang serius menatap telapak tangan kananku yang baru saja tidak sengaja ia balikkan beberapa saat lalu.

Setelah itu aku pun langsung bertanya kepadanya sambil melihat ke arahnya dengan perasaan yang bingung, “Kamu lihatin apa Mei?”

Meirilyn pun langsung menoleh kembali ke arahku dan menjawab sambil mengelus telapak tanganku yang tadinya ia tatap itu, “Oh, tidak ada apa-apa Nai, aku cuma kaget ternyata kamu punya simbol pohon cemara itu”

Meskipun aku merasa ada yang aneh darinya, namun aku pun langsung mengangguk dan tersenyum ke arahnya lalu mengiyakan saja agar ia senang sambil menjawab, “Owalah oke”

Beberapa saat setelahnya, aku mulai mengerti kalau ternyata karena ia merasa kaget dengan simbol itu makanya ia melihat telapak tanganku itu dengan dalam namun aku masih belum terpikirkan mengapa sebetulnya ia dengan tatapan yang sangat serius menatap ke telapak tanganku itu.

Di sisi lain, di sebuah apotek yang ada di rumah sakit itu yang sering disebut juga dengan instalasi farmasi. Di sana terdapat sebuah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan juga terlihat Veirena sedang mengerjakan tugasnya mengurusi dan menata kotak obat dari sebuah kardus besar ke rak display obat-obatan.

Tiba-tiba seorang temannya yang juga sedang ikut menata kotak obat itu bersama dengannya menoleh ke arah Veirena dan bertanya kepadanya, “Oh iya, si Ghaleo beneran cuti sebulan? Sumpah enak banget dia”

“Iya memang” jawab Veirena sambil melihat ke arahnya juga lalu lanjut menata kotak obat itu kembali ke rak display yang ada di sana.

Tak lama kemudian, ponselnya Veirena pun berbunyi lalu dengan cepat Veirena mengangkat ponsel itu dan setelah ia melihat nama kontak yang baru saja menghubunginya itu, ternyata pacarnya lah yang menghubunginya saat itu. Pacarnya merupakan seseorang yang bekerja di bidang desain pakaian yang ada di toko pakaian terkenal milik Leonardo dan toko pakaian itu bernama “Rheyn”

“Halo sayang, kamu apa kabar?” tanya pacarnya itu dengan nada bicara yang lembut dan halus.

Veirena pun tersenyum senang mendengar suaranya itu lalu menjawabnya, “Aku baik sekarang, kalau kamu gimana?”

Pacarnya pun menjawabnya kembali dengan perasaan yang sangat bahagia dan memberitahunya sebuah kabar baik dari toko pakaian terkenal tempatnya bekerja itu, “Aku juga baik, eh iya si bapak CEO yang punya toko ini sudah sembuh dan sebentar lagi akan kembali bekerja”

“Wah baguslah kalau begitu” jawab Veirena dengan tersenyum lega, ikut merasakan apa yang saat ini sedang pacarnya itu rasakan.

Pacarnya itu pun juga tersenyum kembali lalu tiba-tiba menanyakannya suatu ide untuk pergi jalan-jalan kepadanya, “Nanti di hari minggu ini kita jalan-jalan yuk”

“Mau kemana kita nanti, Eldrik?” tanya Veirena penasaran kepada pacarnya itu.

“Ke tempat yang indah, pantai gimana? Oke gak?” jawab Eldrik sesuai dengan isi hatinya di saat itu.

Veirena pun tersenyum lebar karena sudah lama dia tidak ke pantai dan ia sudah sangat merindukan suasana di pantai selain itu dia juga sangat amat menyukai pantai, “Ahh, aku suka banget pantai! Aku sudah lama gak ke sana, oke kalau gitu”

“Oke aku tutup teleponnya dulu ya, bye-bye” kata Eldrik kepada Veirena untuk mengakhiri panggilan teleponnya itu karena ingin lanjut bekerja.

Veirena pun menjawabnya kembali sambil tersenyum, “Bye-bye beb, sayang kamu”

“Sayang kamu juga” jawab Eldrik dan setelah itu ia pun langsung mengakhiri panggilan teleponnya itu.

1
Sinho
sedikit saran, tolong dikurangi kata 'itu' terlalu banyak dan aneh, semangat kak
Alpha Betha
Lanjutkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!