NovelToon NovelToon
Sekar

Sekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Romansa / Pusaka Ajaib / Fantasi Wanita
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nek Antin

Judul Novel SEKAR

Sekar sangat penasaran, siapakah orang tua kandungnya, kenapa dia dibesarkan oleh keluarga Wawan. Dikeluarga Wawan Sekar sudah terbiasa menerima cacian, makian bahkan pukulan, segala hinaan dan KDRT sudah menjadi makanannya setiap hari, namun Sekar tetap bertahan, dia ingin tahu siapa orang tua kandungnya, kenapa dia dibuang

Sekar dijemput Cyndi untuk diajak bekerja di Jakarta, dia curiga bahwa kedua orang tua angkatnya menjualnya untuk dijadikan wanita panggilan. Sekar tidak berdaya menolaknya, disamping dia berhutang budi kepada keluarga Wawan dia juga diancam. Tapi Sekar agak merasa tenang, semalam dia bermimpi bertemu Kakek Buyutnya yang bernama Arya, Kakek Arya memberi sebuah Cincin dan Kalung ajaib, benda-benda tersebutlah yang akan membantu Sekar dikemudian hari

Bagaimana kisah Sekar selanjutnya, nasib apakah yang akan menimpanya, Adakah orang yang akan menolong Sekar keluar dari sindikat penculiknya. ikuti kisah Sekar yang mengharukan dan menegangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nek Antin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXX Menggagalkan Transaksi Ridwan dan Michael

Toni sudah menyiapkan anak buahnya untuk mengawasi kediaman Alek, menurut informasi anak buahnya, truk yang akan mengangkut senjata yang akan dijual secara illegal, berangkat melalui kediaman Alek, sehingga anak buah Toni ditugaskan untuk memantaunya.

Demikian juga anak buah Burhan juga sudah siap di lokasi tempat para gadis yang akan dijadikan wanita penghibur para ABK.

Petugas polisi juga sudah mempersiapkan rencana menggagalkan semua kegiatan yang dilakukan sindikat Alek, baik penyelamatan para gadis korban penculikan yang akan dijual ke luar negeri, penangkapan anak buah Alek yang akan melakukan transaksi jual beli senjata illegal dan menolong para gadis yang akan menjadi pemuas nafsu para ABK.

Pagi-pagi Sekar sudah ada di sebuah lapangan dekat markas Alek pimpinan Ridwan.

Sekar didampingi Tiara, Wanda dan Vita, sementara anak buah lainnya yang berjumlah lima puluh orang menyebar di sekitar lapangan dan markas Ridwan.

Demikian juga, polisi yang bertugas bersiap-siap disekitar lokasi, mereka semua baik pihak dari Sekar maupun petugas polisi menyamar memakai pakaian preman.

Jam sembilan nampak  sebuah mobil mewah yang diikuti tiga mobil jeep masuk ke markas Ridwan.   Sekar beserta anak buahnya dan juga polisi langsung bersiap-siap.

Dibawah komando  AKP Arifin, pelan-pelan mereka bergerak menuju titik sasaran.

Petugas polisi maupun sindikat Teratai Putih sesuai rencana yang disusun kemarin, dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok pertama untuk melumpuhkan, kelompok kedua menyelamatkan para korban penculikan, kelompok ketiga melindungi kelompok kedua.

Sesampainya di depan markas, dengan gesit mereka menuju tempat masing-masing yang sudah disepakati, sebelum pasukan Teratai Putih dan polisi masuk markas, Sekar telah mematikan semua CCTV yang ada di markas tersebut.

Kelompok pertama, melumpuhkan para penjaga pintu gerbang, gerakan mereka memakai gerakan senyap, sehingga tidak ada suara yang ditimbulkan.

Setelah penjaga dilumpuhkan, kelompok satu masuk mencari anggota sindikat lainnya, sedang kelompok dua langsung mencari kamar para gadis-gadis yang akan dijual, sementara kelompok tiga masuk mengikuti kelompok dua sambil mencari anggota sindikat juga.

“Tiara, lindungi Saya, Saya akan memakai ilmu untuk membuat petugas di sekitar kamar yang akan kita tuju tertidur.”

“Siap Nona,”  Tiara langsung memberi kode pada anak buahnya, mereka sudah paham apa yang harus mereka lakukan.

Kemudian mereka masuk, ada sepuluh anggota sindikat yang tertidur pulas, sehingga dengan mudah mereka bisa selamat sampai depan kamar para korban penculikan.

Petugas polisi mengeluarkan kunci serba guna, kunci yang bisa membuka semua pintu.

Setelah pintu terbuka, nampak lah para gadis yang duduk dipojokan meringkuk ketakutan.

“Ayo cepat keluar!, kami polisi.”  teriak seorang polisi kepada para korban penculikan.

Para gadis-gadis tersebut langsung berdiri dan teriak sambil lari keluar pintu.

“Sst jangan berisik, nanti ketahuan para penculik.” bisik salah satu polisi yang menolongnya.

Akhirnya mereka dengan tertib keluar pelan-pelan, tiba-tiba ada orang yang teriak.

“Kalian mau kabur kemana?, kembali!” teriak anggota sindikat Ridwan.

Tanpa memberi kesempatan pada anggota sindikat Ridwan untuk melakukan penangkapan, polisi langsung menembaknya, tiga orang jatuh, tak lama terdengar suara penembakan dari dalam rumah, terdengar teriakan orang yang kesakitan.

Ketika rombongan Sekar yang sedang mengawal para korban penculikan melewati sebuah ruangan, tiba-tiba ada beberapa orang yang menyergap beberapa korban penculikan, spontanitas mereka berteriak dan menangis histeris.

Ada sepuluh orang yang menjadi sandera anak buahnya Michael.

“Saya minta kalian minggir, beri jalan kami, kalau tidak anak-anak ini akan kami bunuh.” teriak anak buah Michael sambil menodongkan pisau di leher para gadis yang menjadi sanderanya.

“Sabar, jangan kalian lukai mereka.”  Kata polisi sambil memberi arahan rombongannya untuk memberi jalan.

Melihat itu Sekar sangat marah.

“Kurang ajar kalian, kalian pikir bisa semudah itu membawa mereka, rasakan ini.”

Sekar dengan cepat melempar jarum perak kepada sepuluh orang yang menyandera, dan mereka langsung jatuh, dengan sigap anak buah Sekar langsung menangkap Michael dan sisa anak buahnya.

Para sandera langsung menyingkir dan saling berpelukan, mereka syok denga napa yang barusan mereka alami.

Di ruangan lain juga sudah berhenti suara tembakan, para polisi dan anak buah Sekar sudah dapat melumpuhkan semua anggota sindikat.

Ada satu orang anggota sindikat yang sempat bersembunyi di belakang lemari tanpa diketahui oleh petugas dan anak buahnya Sekar.

Polisi dan anak buah Sekar menangkap anak buah Ridwan yang masih hidup, sedangkan yang terluka atau yang meninggal segera dilarikan ke rumah sakit.

Sekar langsung keluar dan menuju mobilnya, sebelumnya dia memerintahkan pada Tiara untuk meminta Intan dan Ani mereka bawa, Tiara bilang kepada polisi bahwa Intan dan Ani adalah saudara nona nya.

“Tiara, tolong sampaikan ke pak polisi untuk minta Intan dan Ani kita bawa pulang kekediaman.”

“Siap Nona.”

Kemudian Tiara menemui AKP Arifin untuk menyampaikan perintah Sekar.

“Ijin Pak, Saya minta ijin kepada bapak untuk Intan dan Ani akan kami bawa kekediaman tuan Seno, orang tua dari nona Sekar, mereka berdua adalah saudara jauh, satu kampung dengan nona Sekar.”

“Biar nanti kami yang akan memulangkannya ke kampung halamannya.”

“Baiklah, silahkan Nona Tiara bawa keduanya.”

“Terima kasih Pak.”

“Sama-sama Nona.”

Akhirnya mereka pulang ke tujuan masing-masing, polisi membawa para tahanan ke kantor polisi, sedangkan mayat dan anggota sindikat yang terluka dibawa ke rumah sakit.

Anak buah Sekar pulang ke markasnya, sementara Tiara, Wanda, Vita membawa Intan dan Ani ke kediaman Sekar, Sekar sendiri pulang bersama Andika.

Ketika Andika tahu kalau Sekar sedang melakukan penangkapan anak buah Alek, Andika bersama anak buahnya meluncur ke lokasi dan langsung terjun membantu penyerangan.

Di kediaman Seno, Intan langsung diurus oleh para pembantu rumah tangga Seno, mereka berdua disuruh mandi, setelah itu disuruh makan malam dan istirahat.

Mereka ditempatkan satu kamar.

“Intan, ini dimana ya?, kenapa kita tidak ikut bersama yang lain?”

“Enggak tahu saya Ani, apa kita sudah dijual ke orang kaya lainnya?, lihat kamar yang kita tempati, mewah sekali.”

“Kenapa kita yang dipilih?, diantara mereka semua kita berdua yang paling jelek dan kelihatan udik.”

“Iya juga ya, tujuannya apa ya, saya takut Ani.”

“Sama, saya juga takut, kita berdoa saja sama Allah, agar selamat dari segala musibah.”

“Ayo, kita berdoa dalam hati, setelah ini kita tidur saja dulu, baru nanti kita pikirkan apa yang akan terjadi nanti.”

Kemudian mereka merebahkan badan, mungkin karena rasa capai badan maupun hati, juga tempat yang nyaman, mereka tidak lama langsung tertidur pulas.

Paginya setelah mandi dan sarapan, Intan dan Andi di perintah untuk ke ruang kerja Seno, di ruang kerja Seno sudah menunggu Sekar, dia ingin memberi kejutan kepada Intan.

“Tok tok tok, Tuan.” Sapa pembantu rumah tangga Seno.

“Ya masuk.”

‘Tuan ini saya membawa nona Intan dan nona Ani.”

“Ya, tinggalkan mereka di sini.”

“Baik Tuan.”

“Intan masih ingat Saya?” tanya Sekar kepada Intan.

“Kakak…! kenapa kau ada disini?”

“Ini rumahku.”

“Apa?, kau sekaya ini?, mustahil, tapi mungkin juga sih, karena Kakak menjadi pelacur, sehingga menemukan orang kaya, tidak heran sih kalau hidup kakak sekarang makmur.”

Sekar sangat marah mendengar perkataan Intan, dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk membawa Intan dan Ani ke kamar lagi.

Sekar malas untuk berbasa-basi dengan Intan.

“Mawar, tolong bawa perempuan tidak tahu diri ini pergi dari hadapanku, Saya muak melihatnya."

“Laksanakan Nona.”

Kemudian Mawar membawa Intan dan Ani ke kamarnya.

1
Ibuk'e Denia
aq mampir thor
Shazfa Gallery: alhamdulillah, mohon suportnya kakak, terima kasih masih pemula/Proud/
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Shazfa Gallery: terima kasih kakak, mohon dukungannya/Smile/
total 1 replies
Kazuo
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Shazfa Gallery: Terus baca ya Kak, mohon masukannya
total 1 replies
Wesal Mohmad
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Shazfa Gallery: Terima kasih Kak, mohon supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!