NovelToon NovelToon
Di Batas Waktu

Di Batas Waktu

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Romansa
Popularitas:414.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.

" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha

" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel

Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBW 21 Kedatangan Alifa

Di Batas Waktu (21)

"Alifa, kamu kesini sama siapa?", tanya Mama Ria pada sang keponakan.

Belum sempat menjawab, seorang perempuan paruh baya yang usianya hanya terpaut dua tahun lebih muda dari mama Ria masuk membawa koper.

Setelah mencium tangan Mama Ria, Alifa dan ibunya yang tidak lain adalah adik ipar Mama Ria duduk di sofa dengan wajah tak bersahabat.

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

" Kamu kenapa?", Mama Ria penasaran melihat wajah adik iparnya yang di tekuk.

" Adikmu itu lho, Mbak. Dia ada main sama teman di kantornya", jelas Mala dengan penuh emosi.

" Aku sudah jelaskan, dia hanya teman sesama karyawan di kantor dan pertemuan di restoran itu cuma kebetulan ", Pandu, adik dari Mama Ria masuk ke rumah paling terakhir karena harus menerima panggilan telepon dulu. "Assalamu'alaikum, Mbak. Mbak sehat?", tanya Pandu sambil mencium tangan sang kakak.

" Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah sehat. Tapi, gak tahu bakal tetap sehat atau gak menghadapi sikap kalian yang masih kekanak-kanakan padahal jelas sudah tua", jelas Mama Ria yang sebetulnya kesal dengan sikap adik dan adik iparnya yang setiap ada masalah selalu berakhir dengan sang adik ipar dan keponakannya yang menginap di rumahnya.

" Maaf, Mbak. Mbak kan tahu sendiri alasannya", jelas Pandu tak enak hati.

" Ya,, ya,,. Mbak tahu. Sudah malam, istirahatlah!. Mbak juga mau kembali ke kamar untuk istirahat", Mama Ria pergi ke dapur mengisi gelasnya dengan air putih lalu segera kembali ke kamar.

Bukan tidak menghormati tamu, walaupun mereka juga bukan tamu. Hanya saja, ini sudah biasa terjadi. Saat di landa pertengkaran, adik iparnya selalu ingin pergi dari rumah dan akhirnya Pandu meminta izin sang kakak agar membiarkan Mala dan Alifa tinggal di rumahnya sampai kemarahannya mereda. Daripada Mala harus pergi ke tempat lain yang tidak ia tahu, lebih aman di rumah sang kakak.

" Sampai kapan kamu akan seperti ini? Tidak bisakah kita selesaikan masalah ini baik-baik di rumah", Pandu berusaha agar suaranya tidak terdengar emosi. " Malu ", tambahnya. Sebenarnya Pandu malu jika setiap mereka ada masalah selalu merepotkan kakaknya. Namun ia juga bingung harus seperti apa menghadapi istrinya. Kadang, Pandu merasa sudah gagal karena tidak bisa mendidik sang istri. Padahal pernikahan mereka saja sudah lebih dari dua puluh tahun.

" Kenapa malu? Mbak Ria kan kakakmu", jawab Mala acuh sambil melenggang pergi ke kamar tamu. " Jangan lupa kopernya bawa!", teriaknya memerintah suaminya. Sementara Alifa sudah lebih dulu masuk ke kamar tamu. Ia lelah harus melakukan perjalanan padahal baru pulang kuliah.

Pagi-pagi di rumah Sakha, meja makan kini ramai. Tidak hanya ada Sakha dan mamanya melainkan ada paman, bibi serta sepupunya. Paman Sakha hari ini sudah akan kembali ke rumahnya karena kalau harus menginap di rumah sang kakak yang jaraknya cukup jauh dari kantor akan melelahkan.

Sakha sudah memasang wajah kesal. Karena jika keluarga itu menginap, suasana akan ramai dengan hal yang tidak penting. Seperti sekarang, saat sarapan tidak hanya sendok dan garpu yang bersuara melainkan sepasang suami istri yang masih meributkan hal yang sama dari semalam.

" Kalau paman dan tante hanya ingin berdebat, lebih baik di lanjutkan di kamar saja. Meja makan tempat orang sarapan", Sakha kesal karena keduanya berdebat tidak tahu tempat.

" Maaf Sakha", paman Pandu tak enak hati. Sementara sang Tante hanya menatap Sakha tajam.

" Iya, kalau perdebatan kalian belum selesai, lebih baik di lanjutkan nanti. Kalian sudah tua, tapi tidak malu mempertontonkan pertengkaran di depan anak dan keponakan", Mama Ria menengahi.

Akhirnya keduanya fokus pada makanan di hadan masing-masing.

" Kak, biar aku ambilkan", Alifa mencoba mengambil piring dari tangan Sakha.

" Tidak terimakasih", Jawab Sakha mempertahankan piring di tangannya dan mengambil sendiri nasi sesuai keinginannya. Karena ingin cepat selesai dan tidak berlama-lama, Sakha hanya mengambil sedikit nasi.

" Kak, mau sayurnya atau tempenya?", Alifa berusaha mencari perhatian Sakha.

" Tidak usah, kamu isi saja piringmu sendiri", Sakha acuh.

" Oh iya, Kak Adel kemana? Kok gak kelihatan", sontak pertanyaan Alifa membuat orang tuanya juga melihat ke kanan dan kiri mencari keberadaan Adel.

Apa yang terjadi pada hubungan Sakha dan Adel memang tidak banyak yang tahu.

" Dia ada perlu jadi menginap di luar untuk sementara waktu", jawab Sakha datar.

" Perempuan macam apa yang malah menginap di luar padahal sudah bersuami ", Alifa mencoba memprovokasi Sakha.

" Tidak usah mengurusi urusan orang lain. Urus saja urusanmu sendiri ", Sakha mulai kesal.

" Lagian apa sih yang kak Sakha lihat dari Kak Adel? Kakak ketus begini ke aku juga pasti karena hasutan kak Adel kan?", Alifa tambah menjadi.

Alifa memang tidak menyukai Adel. Karena itu ia berusaha membuat Sakha membenci Adel.

" Aku sudah selesai ", ucap Sakha meletakkan sendok dan membersihka mulutnya dengan tisu.

" Makananmu belum habis, Sakha", Mama Ria mengingatkan.

" Aku sudah kenyang.", jawab Sakha.

Sakha memutari meja berjalan ke arah sang ibu. Segera mencium tangan Mama Ria karena ia ingin cepat-cepat pergi.

" Assalamu'alaikum", Sakha pamit.

" Wa'alaikumsalam. Hati-hati", Mama Ria mengusap lengan Sakha.

" Iya , Mah"

" Kak Sakha tunggu! Aku ikut", teriak Alifa terburu-buru menyelesaikan makannya.

" Ikut kemana?", Sakha bertanya setelah membalikkan badan.

" Ikut ke kafe", jawabnya sumringah.

" Jangan menggangguku. Kerjaanku banyak", Sakha menolak.

" Aku bosan di rumah", Alifa memasang wajah memelas.

" Memang kamu gak kuliah?"

" Males ah.. Jarak dari sini ke kampus kan jauh"

" Kalau males pergi kuliah dari sini kenapa malah ikut-ikutan menginap? Berpikirlah dewasa dan mulai serius dengan kuliahmu", Sakha tak mempedulikan Alifa dan pergi begitu saja.

" Kak Sakha ", teriak Alifa.

" Jangan ganggu kakakmu. Dia harus fokus pada pekerjaannya ", Mama Ria menasehati.

Alifa hanya cemberut. Kesal keinginannya untuk mengikuti Sakha tidak terwujud.

" Iya lagi pula mau apa ikut Sakha ke kafe?", tanya Mela , ibu Alifa.

" Ya, daripada aku jenuh disini ", Alifa kembali duduk di kursi.

" Benar kata Sakha, lebih baik kamu serius sama kuliahmu. Ayah antar ke kampus", Pandu ikut menimpali

" Gak ah", jawab Alifa acuh sambil memainkan ponselnya.

Mama Ria hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan keluarga adiknya.

Sementara Sakha sudah pergi melajukan mobilnya. Moodnya benar-benar buruk. Alifa memang dari kecil suka menempel padanya. Awalnya ia tak peduli. Namun, lama kelamaan Alifa jadi berani. Masuk ke kamarnya seenaknya, bahkan bergelayut manja padanya dan itu membuat risih.

Bahkan semenjak menikah dengan Adel, ia selalu berusaha menjelek-jelekkan Adel entah apa tujuannya.

Kamu harus menjaga jarak dengan Alifa. Sekalipun dia sepupumu, dia bukan mahrammu yang artinya bisa kau nikahi. Melihat sikapnya, sepertinya dia menaruh hati padamu.

Sakha tiba-tiba teringat perkataan Adel saat melihat sikap Alifa pertama kali.

1
Nadien Najwa
Luar biasa
Dewi Yanti
katanya orag bodoh itu akan melakukan kesalahan yg sm berulag kali, shaka bodoh g bljr dr kesalahan yg sblmnya.
Dewi Nafisah
pokoknya ngena banget ceritanya. oke dech...
Nurulindah Indah
nice, semangat Thor 👍👍
Olha Alamri
Kecewa
elise rachma
Luar biasa
Erna M Jen
bagus itu pemikiranmu adel biar jelas mau bawa kemana rumah tanggamu ..👍
Nurhayati Lubis
hahahahah...Adel kerja Lembur
Erna M Jen
aku suka jalan ceritanya 👍👍
Rahma Lia
Luar biasa
Uthie
Cerita yg baguss... menarik... sukkkaaa.. 👍👍👍♥️♥️♥️♥️♥️
Uthie
Sukkaaa banget sama ceritanya 👍👍👍😘😘🤗🤗🤗
Uthie
Yaaa dahh ending dehhh 😂😂😂
Uthie
Hahaha... lucu si ayah baru niii 😂😂
Uthie
setelah ini sy Cusss ke cerita mu berikutnya Thor 😘 👍👍👍👍💃💃💃
Uthie
sukurin tuhh si Lisa 😡😡😡
Uthie
harus segera ditindak itu 😡😡😡
Uthie
lebih baik jujur 👍😌
Uthie
Wadduuhhhh... Shaka 😌
Uthie
Duhh... gangguan masih terus ngintai 😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!