"Kulihat-lihat, Om sudah menua, apakah Om masih sanggup untuk malam pertama?" ucap Haura menatap Kaisar dengan senyum sinis.
Kaisar berjalan ke arah Haura dan menekan gadis itu ke tembok. "Harusnya saya yang nanya, kamu sanggup berapa ronde?"
-
Karena batal menikah dengan William, cucu dari konglomerat terkenal akibat perselingkuhan William. Haura Laudya Zavira, harus menerima dijodohkan dengan anggota keluarga lain yaitu Om dari William, atas dasar kerjasama keluarganya dan keluarga William.
Tapi siapa sangka, laki-laki yang menggantikan William adalah Kaisar Zachary Zaffan—putra bungsu sang konglomerat, pria dewasa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Tiga
Kayla terkejut saat menatap ke tubuh suaminya dan melihat banyak jejak percintaan. Dia lalu mendekati William.
"Dengan siapa kau tidur semalam?" tanya Kayla dengan suara tinggi. Dia tak bisa menahan emosinya mengetahui jika suaminya lebih memilih bercinta dengan wanita lain di malam pertama setelah pernikahan mereka.
William terkejut mendengar pertanyaan Kayla. Dia lalu melihat ke tubuhnya sendiri. Tampak banyak bekas gigitan kecil dari Angel. Tanpa menjawab pertanyaan Kayla, dia berjalan masuk ke kamar mandi.
Hal itu membuat Kayla makin emosi. Dia berjalan menuju kamar mandi dan menggedor-gedor pintunya.
“William!” teriak Kayla memanggil nama suaminya sambil menggedor pintu kamar mandi. Beberapa melakukan hal yang sama, barulah pintu dibuka.
William, dengan ekspresi malas menyahut. “Apa lagi, Kayla? Aku baru saja ingin mandi."
“Bisa-bisanya kamu tidur dengan wanita lain semalam?!” suaranya terdengar seperti petir yang menggetarkan ruangan kecil itu.
“Kayla, aku sedang tak mau membahas ini,” jawab William sambil menyibukkan diri dengan berlalu, masuk kembali ke kamar mandi. Dia mencoba menghindar.
Namun, Kayla tidak mau menyerah. Emosinya menggebu, membuat darahnya mendidih. “Kamu tidak bisa menghindar begitu saja! Wanita siapa yang tidur di sampingmu? Beritahu aku!” seru Kayla dengan sedikit berteriak.
William terdiam, tatapannya tajam seakan ingin menembus dinding ketidakjujuran. “Itu bukan urusanmu, Kayla.”
“Ini urusanku, William! Kamu suamiku!” teriak Kayla.
Kayla bisa merasakan dadanya yang terasa sesak dan bibirnya mulai bergetar. Dia ingin sekali meluapkan segala amarah dan kekecewaannya. Seketika, semua akal sehatnya hilang.
“Kalau kamu tidak mau menjawab, berarti kamu mengakui semua tuduhan'ku!” Kayla melangkah maju, semua kekuatan emosi mengalir memberinya keberanian.
“Kayla, berhenti!” seru William. “Kamu tidak perlu berlebihan seperti ini! Aku muak kalau kamu terus seperti ini! Apa kamu pikir pernikahan ini bisa membuatmu mengaturku begini. Kamu jangan membuatku muak!"
“Berlebihan? Berlebihan? Muak? Lalu, apa kamu ingin aku jadi bodoh dan percaya semua kebohonganmu?”
Bau sabun mandi menyeruak, memberikan suasana yang tidak nyaman untuk pertengkaran mereka. Dalam keadaan marah, Kayla berusaha melangkah lebih dekat, bertekad untuk menghadapi paling tidak satu jawaban jujur dari suaminya.
Namun, tak diduga, kakinya melangkah ke area yang licin bekas sabun di lantai yang tidak tertangkap matanya. Detik berikutnya, tubuhnya terpeleset, dan dalam hitungan waktu yang sangat cepat, Kayla terjatuh terhempas ke lantai. Kepalanya sedikit membentur dinding kamar mandi.
“Kayla!” teriak William dengan suara panik.
Pemandangan mengerikan itu membuat hati William tercekat. Dia melihat Kayla tergeletak, darah mengalir dari keningnya. Dan juga dari bawah tubuhnya. Darah itu mengalir hingga ke kakinya.
Dia segera merangkul tubuh Kayla. “Kau baik-baik saja?!” tanyanya dalam nada cemas, matanya mencari-cari penjelasan di wajah istrinya yang mulai memucat.
“William …” Kayla berusaha berbicara, tetapi suaranya nyaris tidak terdengar. Dan akhirnya Kayla jatuh pingsan.
“Jangan bergerak!” Perintah William, matanya tidak berkedip dari wajah Kayla yang memudar. Dia segera berganti pakaian. Kembali menggendong tubuh istrinya. Membawanya keluar dari kamar hotel dan masuk ke lift menuju lantai paling bawah tempat mobilnya terparkir.
***
Kayla terbangun dengan rasa pusing, suara bising terus berdengung dalam telinganya. Di sekelilingnya terlihat lampu putih menyilaukan. Ketika dia mencoba menggerakkan tangan, rasa sakit yang menjalar membuatnya mengerang.
“Kayla! Kamu sudah sadar," ucap Angel.
Tadi saat William keluar dari kamarnya, kebetulan Angel juga melakukan hal yang sama. Dia lalu menemani mereka ke rumah sakit.
Keluarga yang lain juga sudah dihubungi. Semua sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.
“William … William mana, Kak?” Kayla bertanya dengan suara pelan.
William muncul di sisinya, tampak berbeda; lebih serius dan tegang. “Kamu di rumah sakit. Kamu jatuh di kamar mandi, dan kita harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut.”
“Anakku?” tanya Kayla dengan terbata, rasa cemas menyelimuti hatinya.
Senyum William menghilang seketika. “Kita … kita akan segera tahu. Tapi kamu harus tenang, Kayla. Dokter akan melakukan semuanya untukmu.”
Kayla merasakan darah menyusut dari wajahnya. Rasa sakit yang menyengat di sekujur tubuhnya tiba-tiba dipenuhi ketakutan tak terungkap. Bayinya, pikirnya. “Tolong, William, katakan tidak ada yang salah …”
Angel sengaja mundur dan sedikit menjauh, membiarkan suami istri itu bicara. Dia sedikit gugup, takut Kayla tahu jika dia wanita yang tidur dengan suaminya.
William menunduk, menata kata-kata yang sulit. “Kayla, aku … aku minta maaf. Bayi kita tidak dapat diselamatkan.”
Seolah waktu terhenti. Nadi Kayla berdebar kencang saat semua harapannya hancur berkeping-keping. Air matanya mengalir tak tertahan. “Tidak, tidak … ini tidak mungkin …,” suaranya bergetar, begitu juga tubuhnya bergetar seolah akan terpecah menjadi dua.
William terhenyak dalam keheningan, meraba tangan Kayla, berharap bisa menyampaikan rasa sakitnya. Namun kata-kata terkurung di tenggorokannya. “Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Maaf ...." Hanya itu yang bisa William katakan.
"Semua karena kamu! Kamu pasti senang'kan?" tanya Kayla dengan emosi.
William tak menjawab pertanyaan wanita itu. Walau dia tak mencintai Kayla, tapi dia juga kasihan melihat keadaan wanita itu. Dia juga tak menginginkan bayi itu pergi.
"Semoga kau dan wanita itu mendapatkan karma! Kalian tak akan bahagia karena telah membuat nyawa bayi tak berdosa ini hilang!" seru Kayla.
Ucapan Kayla itu cukup menohok ke hati Angel. Dia merasa adiknya itu seperti tahu kalau dialah yang tidur dengannya kemarin.
Angel lalu mendekati tempat tidur Kayla. Menggenggam tangannya untuk memberikan dukungan.
"Kayla, kamu tak boleh banyak bicara. Keadaan kamu belum stabil. Tak ada yang menginginkan ini terjadi. Aku yakin, William juga tak mau kehilangan anaknya. Tapi semua sudah takdir Tuhan, kamu harus ikhlas menerimanya!" seru Angel dengan suara yang lembut.
"William tak menginginkan anak ini. Dia pasti senang sekarang. Kak Angel tau, dia tadi malam menghabiskan malam bersama wanita lain, padahal kami baru saja menikah!" ujar Kayla dengan suara berapi-api.
Angel pura-pura terkejut mendengar penuturan dari Kayla. Dia lalu melirik ke arah William yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu tampak terdiam. Sepertinya kehilangan kata-kata.
"Apa kamu yakin itu?" Angel bertanya dengan suara pelan. Dia takut jika sebenarnya Kayla tahu kalau mereka telah menghabiskan malam bersama.
"Aku tak ikhlas dunia akhirat. Karena wanita itu aku kehilangan calon bayiku!" seru Kayla.
"Kamu yang sabar. Semua pasti ada hikmahnya," ujar Angel.
"Aku doakan wanita itu menderita lahir batin jika dia memang tau William sudah memiliki pasangan tapi masih mau tidur dengannya, semoga mukanya ditumbuhi jerawat batu, badannya bau terasi, dan tubuhnya dipenuhi bopeng!" seru Kayla.
Angel bergidik ngeri mendengar ucapan Kayla itu.
terimakasih 🙏
bagus