NovelToon NovelToon
My Dokter

My Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Aily sauri

seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 10

Saat Atar dan Abi nya Kia sedang mengobrol tiba-tiba terdengar suara benda jatuh yang berasal dari kamar Kia.

"Kia"gumam Atar, ya langsung bangkit dan melangkah ke arah kamar Kia karena takut terjadi apa-apa pada calon istrinya itu.

Sedangkan adiknya masih tetap duduk di posisinya sejujurnya ia juga sangat khawatir terhadap putrinya tapi ia juga takut jika dia akan semakin drop kalau melihat dirinya, lebih baik ia menunggu di luar sampai Kia mau bertemu dengan dirinya.

"Dia ada apa??" Tanya apa yang sudah masuk ke dalam kamar tersebut dan melihat kiat Tengah duduk di pinggiran tempat tidur.

"Tidak apa-apa mas tadi aku hanya mau mengambil ponsel malah jatuh ke bawah" ucap Kia.

"Kamu udah baik-baik aja kan, masih ada yang sakit atau perlu kita ke rumah sakit" Tanya Atar.

"Aku udah nggak papa kok mas hanya sedikit pusing saja kita nggak perlu ke rumah sakit, Kia mau pulang saja" jawab nya.

"Kamu yakin mau pulang sekarang"

"Ya mas ayo kita pulang sekarang" kekehnya.

"Baiklah jika itu yang kamu mau, sebaiknya mobil kamu ditaruh di sini dulu nanti biar orang-orang mas yang akan mengambil" dia hanya mengangguk pasrah mengikuti apa yang Atar minta.

"Kamu kuat untuk jalan Kia??"

"Insya Allah Kia kuat mas"

"Baiklah"

Dia pun mencoba melangkah keluar dari kamar walaupun tubuhnya masih lemah atau selalu sedia berada di belakangnya takut jika sewaktu-waktu Kia jatuh ia bisa langsung menangkap tubuh dia.

Saat beberapa langkah dari kamar dia tak sengaja berpapasan dengan Abinya ia langsung menundukkan pandangannya tak mau bertatapan dengan Abinya.

"Loh kalian mau ke mana??" Tanya Abi Kia terkejut saat melihat mereka seperti mau pergi.

"Maaf Abi kita kita harus pulang" Jawa Barat dengan sopan.

"Tapi kondisi Kia masih lemah apa tidak sebaiknya menunggu kondisi Kia stabil dulu" ucap Abi Kia.

"Beristirahatlah dulu di rumah Abi nak, tunggu sampai kondisi kamu lebih baik Baru pulang" ucap abi iya penuh kelembutan, sejujurnya Kia sangat rindu perhatian Abinya yang seperti ini namun tetap saja ia tak berani untuk mengangkat kepalanya kiat terus saja menunduk.

"Kia Abi sedang bicara padamu apa saja itu bencinya kamu pada abi nak" ucap adik yang merasa sedih saat melihat putrinya terus menunduk tak mau memandangnya sama sekali.

"Kia" ucap attar dengan lirih seolah mengingatkan dia bahwa ia tidak bersikap seperti itu mau bagaimanapun itu adalah Abinya.

Iya langsung menatap Atar dengan mata yang berkaca-kaca lalu kembali menunduk.

"Ayo mas kita pergi sekarang" ucap Kia dengan lirik.

"Kia" panggil Atar sekali lagi agar Kia tidak bersikap seperti ini.

"Tidak apa-apa nak Atar mungkin dia belum bisa memaafkan Abi, Abi paham akan hal itu karena kesalahan nabi begitu besar" jawab nya .

"Ya udah kalau kalian mau pergi sekarang, hati-hati di jalan ya" sambungnya.

"Maaf ya Bi" ucap Atar tak enak.

"Tidak apa apa, Abi mengerti kok"

"Ayo mas" ajak Kia, Atar pun mengangguk, dia melangkah lebih dulu dan Atar mengikutinya dari belakang.

"Mas" panggil Kia, baru saja dua langkah ia sudah merasakan sakit di bagian kepalanya.

"Ada apa Kia??" Tanya ajar dengan nada yang khawatir.

"Kepala Kia sakit lagi mas" ucap Kia sambil memegangi kepalanya.

"Ya udah jangan dulu pulang ya nanti kalau kamu udah baikan" usul Atar.

"Gak mau mas Kia mau pulang sekarang". Jawab Ki amang jalengkan kepalanya.

Baru saja Kia ingin kembali melangkah tiba-tiba tubuhnya langsung ambruk dan kembali pingsan.

"Astagfirullah... Kia" pekik Atar langsung menangkap tubuh dia, ia pun memanggil Abi Kia agar membantu nya membawa Kia ke rumah sakit.

"Ada apa ini Atar??" Tanya Abi Kia panik saat melihat putrinya tergeletak di pangkuan Atar.

"Kia kembali pingsan Abi, harusnya kita bawa saja Kia ke rumah sakit"

"Ya baiklah ayo" jawab Abi Kia, mereka pun membawa Kia ke rumah sakit.

Sampai di rumah sakit Kia langsung mendapatkan pertolongan dan sedang diperiksa di dalam ruang UGD, sedangkan Atar langsung menghubungi bundanya untuk mengabari keadaan Kia.

"Assalamualaikum bunda"

"Waalaikumsalam Atar, bagaimana apa semuanya lancar??"

"Alhamdulillah bunda semuanya lancar tapi keadaan dia tidak baik-baik saja" beritahu nya.

"Ada apa dengan kia nak??" Tanya nya dengan nada khawatir.

"Kia masuk rumah sakit bunda kondisinya sangat lemah, bunda ke sini ya jangan lupa kasih tahu umi Kia juga" ucap Atar.

"Ya Allah nak ya sakit apa??" Tanyanya dengan nada panik.

"Nanti antar jelasin di sini ya bunda"

"Baiklah bunda sama umi Kia akan segera ke sana kamu jagain Kia ya sama kami belum ada di sana"

"Iya bunda kalau begitu antar tutup dulu ya assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah memberikan kabar kepada bundanya agar kembali menghampiri adiknya yang tengah duduk menunggu kia diperiksa.

"Abi Atar udah menghubungi bunda dan umi sebentar lagi mereka akan ke sini" beritahu Atar.

"Abi belum siap bertemu dengan umi Kia nak"

"Percaya sama antar semuanya pasti akan baik-baik saja Bi" ucapkan menguatkan Abi Kia.

"Ini semua gara-gara Abi, dia seperti ini gara-gara Abi" ucap abik yang mulai meneteskan air matanya.

"Tidak bi jangan bicara seperti ini semua yang terjadi sudah atas kehendak Allah" jawab Atar.

"Kamu jagain Kia ya nak, Abi akan menunggu di taman belakang rumah sakit ini, Abi akan kembali ke sini jika umi Kia mengizinkan Abi untuk bertemu dengannya dan Abi juga tidak mau kehadiran Abi akan memperburuk keadaan Kia"

"Tapi bi..."

"Sudah Abi percaya sama kamu" ucap Abi kia memotong ucapan Atar.

Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa dari jam-jam berlalu Atar masih setia menunggu dia yang masih terbaring lemah di atas berangka.

"Assalamualaikum" ucap umi dan bunda Atar yang baru saja datang dan membuka pintu rawat Kia.

"Waalaikumsalam bunda umi" ucap attar sambil menyelami keduanya.

"Ya Allah Kia, umi di sini nak Kia bangun ya" ucap umi Kia langsung menghampiri putrinya.

"Sebenarnya Kia Kenapa tar" bunda Kia pada putranya.

"Dia mengalami depresi ringan bunda karena ketakutan yang berlebihan" jawab Atar.

"Maafkan Atar ya umi karena tidak bisa menjaga Kia dengan baik" ucap attar merasa bersalah.

"Ini bukan salah kamu nak" jawab umi Kia.

"Kia bangun nak, umi ada di sini" ucap umi kia sambil menggenggam tangan putrinya.

"Kia kuat umi tahu Kia Putri umi yang kuat Kamu pasti bisa melewati ini semua nak" ucap umi Kia.

"Kamu juga yang kuat ya, ku yakin dia gadis yang sangat kuat" ucap bunda Atar sambil mengelus pundak umi Kia, umi kia menganggukkan kepalanya.

"Segera pilih calon istriku, aku menunggumu di sini" batin Atar.

****

Hari sudah menjelang sore dan Kia masih setia memejamkan matanya di atas tempat tidur rumah sakit.

"Kia bangun apa kamu tidak lelah tidur seharian" ucapan yang dari tadi berada di samping Kia menunggu Kia hingga calon istrinya itu sadar, ntar sama sekali tak beranjak dari sisi Kia sedikitpun.

Atar memandang wajah dia yang sangat pucat tanpa sadar apa yang ia lakukan sudah melewati batas karena keduanya belum halal.

"Nak Atar" ucap umi Kia mengagetkan Atar yang sedang memandangi wajah calon istri nya.

"Maaf umi" ucap attar sambil tersenyum kikuk.

"Tidak apa-apa"

"Nak Atar sebaiknya beristirahatlah dulu biar umi yang jaga Kia" sambungnya.

"Tidak apa umi biarkan Atar menunggu Kia sampai Kia sadar"

"Tapi kamu juga butuh istirahat na umi hanya takut kamu pun ikutan sakit" ucapnya khawatir kepada calon mantunya itu.

"Tidak umi, umi lupa antar ini dokter jadi atau bisa menjaga kesehatan latar umi" ucap acara sedikit bercanda.

"Ya umi tahu tapi kan dokter juga manusia nak bisa saja sakit"

"Ya umi tapi umi tenang saja Atar tidak apa-apa kok" jawab nya.

Umi kayakpun hanya mengangguk pasah sepertinya susah untuk membujuk calon menantunya itu.

"Umi Atar ingin bicara sesuatu tapi maaf jika Atar lancang" ucap attar dengan hati-hati.

"Ada apa nak bicaralah??"

"Umi bolehkah Atar membiarkan Abi masuk untuk bertemu umi dan Kia, bumi jika sebelumnya Atar lancang"

"Abi ada di sini??" Jawab umi Kia sedikit terkejut.

"Iya umi sedari tadi Abi ada di sini menunggu di taman belakang, Abi menunggu sampai umi dan dia mengizinnya untuk masuk" beritahu Atar.

"Ya sudah kalau begitu kamu temui Abi dan bilang umi mengizinkannya untuk masuk"

"Serius umi??" tanya atarmu mastikan.

"Iya, semua orang mempunyai kesalahan namun kita sebagai manusia tidak sepatutnya larut dalam kebencian" jawab umi Kia membuat attar tersenyum.

"Terima kasih" umi Kia hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Atar Kelua dari ruangan Kia, yang melangkah menuju taman belakang di mana abi kia berada.

"Assalamualaikum Abi" ucap attar saat menghampiri Abi Kia.

"Waalaikumsalam, bagaimana keadaan Kia??" Tanya Abi Kia dengan nada khawatir.

"Keadaan Kia masih sama Abi masih belum bangun mungkin karena efek obat yang disuntikkan padanya" Jawab Atar.

"Ya Allah "

"Abi ayo kita masuk ke dalam umi sudah mengizinkan Abi untuk masuk" ucap Atar.

"Benarkah, Alhamdulillah " ucap Abi Kia merasa senang.

Keduanya pun langsung melangkah masuk ke dalam rumah sakit menuju ruangan Kia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!