Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Bertemu Kembali
"Selamat datang di toko parfum kami, silahkan berbelanja !" sapa Vania kepada seorang gadis cantik.
Datang gadis berambut panjang keemasan masuk ke dalam toko parfum dengan langkah ringan.
Sesekali dia berputar seraya memperhatikan ke arah ruangan toko parfum.
"Ada yang bisa saya bantu ?" sapa Vania ramah.
Gadis cantik itu tidak menjawab, hanya berputar-putar mengitari etalase toko parfum sembari memperhatikan deretan botol-botol parfum yang dijual.
Vania menghampiri gadis cantik itu lalu berdiri disampingnya, menunggu dia berbicara.
"Apa anda ingin membeli parfum ?" tanya Vania.
Vania mengambil kertas contoh parfum kemudian memberikannya kepada gadis cantik itu.
"Ini ada contoh parfum yang bisa anda pilih sebagai bahan pertimbangan, untuk memilih parfum, mungkin anda suka dari salah satu contoh parfum disini", kata Vania.
"Aku mencari parfum terbaik dari toko parfum ini", sahut gadis itu.
"Untuk parfum terbaik dari toko parfum kami, tersedia parfum bermutu tinggi dengan harga sekitar 5 miliar", kata Vania.
"Boleh aku melihatnya ?" tanya gadis itu.
"Mari saya tunjukkan parfum itu kepada anda, silahkan ikuti saya, nona...", sahut Vania.
"Lovely...", sambung gadis itu.
"Baik, nona Lovely, silahkan ikuti saya ke ruangan khusus di toko parfum ini", ajak Vania.
Vania mempersilahkan gadis bernama Lovely berjalan ke ruangan khusus yang ada di toko parfum ini.
Tampak Jossy Jeanette sedang mengawasi mereka berdua dari meja toko parfum.
"Aku kesana sebentar", sapa Vania ketika dia melewati Jossy yang memperhatikannya.
"Ya...", sahut Jossy.
Vania mengedipkan salah satu matanya ke arah Jossy Jeanette saat dia berjalan menuju ke ruangan khusus bersama gadis bernama Lovely, pelanggan baru toko parfum.
"Semoga sukses !" bisik Jossy dari arah meja seraya tersenyum manis.
"Okey !" jawab Vania sambil mengangkat kedua jari jempolnya ke arah Jossy lalu tersenyum sangat manisnya.
Vania segera masuk setelah gadis bernama Lovely itu masuk ke dalam ruangan khusus yang ada di toko parfum.
BLAM... !
Pintu ruangan khusus tertutup rapat.
Jossy termenung sesaat sembari mengingat-ingat ucapan Josua Maxim tentang gadis bernama Lovely yang menjadi tunangannya itu.
"Aku pernah melihat gadis itu, dan dia tidak asing sekali", kata Jossy.
Jossy memiringkan kepalanya ke kanan seraya berpikir sesuatu.
"Mungkin hanya perasaanku saja", ucapnya lagi.
Jossy segera mengalihkan perhatiannya kepada pekerjaan, dia berjaga sembari mengawasi ruangan toko parfum.
Namun pikirannya masih terfokus pada Lovely, gadis berambut keemasan itu.
"Tapi aku pernah melihatnya, dan aku pernah bertemu juga dengan gadis itu", ucap Jossy kembali mengingat-ingat.
Jossy masih memikirkan gadis itu kemudian dia tersentak sadar.
"Yeah, aku bertemu dengannya di depan restoran ketika aku selesai berbelanja di butik", kata Jossy seraya mengepalkan kedua tangannya.
Jossy teringat kejadian di depan restoran saat dia hendak menyeberang kesana.
"Yah, aku ingat sekarang !" seru Jossy sambil menepukkan kedua tangannya.
Jossy kembali teringat dengan kejadian di depan restoran.
"Waktu itu aku dan dia bertubrukan tepat di depan restoran seusai aku selesai berbelanja karena merasakan perutku kelaparan !"
Jossy memekik pelan lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
"Tapi..., sepertinya dia tidak ingat denganku...", ucap Jossy.
Jossy mengalihkan pandangannya kepada cermin yang ada di dekat meja toko.
"Mungkin dia tidak mengenaliku karena penampilanku waktu itu sangat berbeda dari penampilanku sekarang ini", kata Jossy.
Jossy memperhatikan riasan wajahnya yang biasa saja sebagai seorang karyawati toko parfum, beda sekali dengan penampilannya sewaktu dia berbelanja di butik.
Saat dia berbelanja di butik mewah itu, Jossy mengubah gaya busananya menjadi seorang gadis berkelas atas, sedangkan saat ini, dia berseragam toko sebagai seorang karyawati biasa dari salah satu toko parfum.
"Wajar saja, jika Lovely tidak mengenaliku karena penampilanku sangat lain daripada gaya penampilanku sekarang ini", kata Jossy.
Jossy menghela nafas panjangnya sembari memperhatikan tampilan dirinya pada kaca cermin.
Tap... Tap... Tap...
Josua Maxim melangkah masuk ke dalam toko parfum seraya memperhatikan keadaan seluruh ruangan toko.
Pandangannya langsung tertuju lurus kepada Jossy Jeanette yang berdiri menatap cermin.
Josua tidak membiarkan kesempatan bertemu Jossy terlewatkan begitu saja, dia segera menghampiri meja toko parfum dimana Jossy berada disana.
"Jossy...", panggilnya.
Jossy segera tersadar lalu terhenyak kaget ketika dia melihat kedatangan Josua Maxim ke toko parfum.
"Ke-kenapa kamu ada disini, Josua ?" bisik Jossy terkaget-kaget tak percaya jika Josua akan menyusulnya ke toko parfum.
"Untuk apa masih bekerja di toko parfum ini, bukankah tugasmu adalah menjadi pasanganku", sahut Josua.
Josua berdiri dengan salah satu tangannya menyaku sedangkan tangan lainnya di sisi samping.
"Aku bekerja, Josua", kata Jossy.
"Dan membuat perhatian", sahut Josua.
"Aku tidak mengerti", ucap Jossy.
"Sudah aku katakan bahwa kamu tidak boleh menunjukkan siapa dirimu selama kamu menjadi pasanganku di depan umum", kata Josua.
Pandangan Josua berubah lain, terlihat dingin saat menatap ke arah Jossy Jeanette.
"Tapi aku butuh uang, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari aku hidup di sini", kata Jossy.
"Apa uang sepuluh miliar itu masih kurang ?" tanya Josua sembari mengernyitkan keningnya.
"Tapi uang itu akan aku pergunakan untuk melunasi hutang Zieya jika sewaktu-waktu para penagih hutang itu datang menagih pada kami", sahut Jossy.
Josua memalingkan muka ke arah lain lalu menjawab.
"Yah, baiklah, terserah kepadamu saja, untuk kebutuhan sehari-hari aku akan memberimu uang tambahan dan aku akan mentransfernya sekarang", kata Josua.
Josua segera mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku pakaiannya lalu mentransfer sejumlah uang ke rekening milik Jossy Jeanette tanpa Jossy mampu menolak pemberian itu.
"Sudah aku transfer uang sejumlah dua miliar ke rekeningmu", ucapnya.
Jossy tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya dari Josua Maxim, ketika CEO Mall Maxim itu memberitahukan padanya kalau dia telah mengirim sejumlah uang untuknya.
"Apa ?!" ucapnya ternganga.
"Apa uang di kartu bank yang aku berikan kepadamu telah habis sehingga kamu masih berkeliaran di toko parfum ini ?" kata Josua dengan sorot mata tajamnya.
"Tidak, tidak, tidak... !" sahut Jossy.
Jossy menggelengkan kepalanya seusai Josua berkata padanya.
"Uang di kartu bank itu masih banyak sekali bahkan aku masih menyimpannya dan aku belum memakai uang itu lagi", sahut Jossy panik.
"Dan...", kata Josua Maxim.
"Dan apa ???" tanya Jossy tak mengerti.
"Dan kenapa kamu masih ada disini dan tebar pesona di toko parfum ini ???" tanya Josua.
Josua memperlihatkan raut wajah seriusnya kepada Jossy Jeanette ketika dia menatap ke arah gadis cantik itu.
"Aku tidak tebar pesona kepada siapa pun juga, dan aku bekerja karena mengisi waktu dan uang pemberianmu lebih dari cukup", sambungnya.
"Lupa jika tugasmu sebagai gadis kalangan atas, dan menjadi kekasihku serta mengubah seluruh penampilanmu dari gadis biasa, Jossy", kata Josua.
''Yah, benar...", ucap Jossy seraya mengerlingkan matanya.
"Kenapa masih disini dan bekerja sebagai karyawati toko parfum ?" sahut Josua.
"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang ini ???" tanya Jossy tidak paham.
"Pergilah ke salon kecantikan lalu benahi riasan wajahmu serta rawat kulitmu disana !" sahut Josua dengan tatapan tajam.
"Apa ? Ke salon kecantikan ? Sekarang ?" tanya Jossy tersentak kaget.
"Yeah...", sahut Josua Maxim malas.
"Ya, ampun, bagaimana aku bisa mengubah kebiasaanku dalam waktu singkat dan bersantai di salon kecantikan, itu tidak mungkin", kata Jossy.
"Keluarlah dari tempat itu sekarang juga, dan segeralah pergi ke tempat yang aku maksudkan itu !" perintah Josua dengan wajah dingin.
"Ayolah, Josua ! Cobalah bersikap santai !" bujuk Jossy.
"Waktu mu tidak banyak lagi sebab sampai acara pesta di rumah ayah, aku harus membawa pasangan lainnya kesana agar pertunanganku batal", sahut Josua seraya menatap tajam ke arah Jossy Jeanette yang berdiri termangu-mangu di balik meja toko parfum.