NovelToon NovelToon
The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

The Wife ( Istri Yang Teraniaya )

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Angst
Popularitas:1.9M
Nilai: 5
Nama Author: Miracle

Suatu kesalahan besar telah membuat Kara terusir dari keluarga. Bersama bayi yang ia kandung, Kara dan kekasih menjalani hidup sulit menjadi sepasang suami istri baru di umur muda. Hidup sederhana, bahkan sulit dengan jiwa muda mereka membuat rumah tangga Kara goyah. Tidak ada yang bisa dilakukan, sebagai istri, Kara ingin kehidupan mereka naik derajat. Selama sepuluh tahun merantau di negeri tetangga, hidup yang diimpikan terwujud, tetapi pulangnya malah mendapat sebuah kejutan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencoba

Setengah hari Elno berada di bengkel Didi dan ia mendapat upah dua puluh puluh ribu ditambah nasi bungkus dan sabun colek hadiah dari istri Didi.

Nasi bungkus hanya nasinya saja yang Elno makan. Didi begitu baik dengan membelikannya nasi ditambah sepotong ayam goreng.

Ia mengingat Kara yang tengah hamil. Pasti istrinya lebih membutuhkan daripada dirinya sendiri. Elno sampai di rumah pukul setengah enam sore. Kebetulan Kara tengah berada di teras.

"Aku sengaja menunggumu," kata Kara.

"Aku punya buah mangga dan lauk untuk kamu makan. Nih, salin dulu." Elno menyerahkan kantung plastik hitam bawaannya.

"Dapat dari mana buahnya. Kita enggak punya duit buat beli."

"Dari belakang sekolah. Aku mandi dulu. Nanti ngobrol lagi," kata Elno.

"Aku mau lihat nilaimu."

"Lihat saja di dalam tas. Kamu simpan baik-baik harta suamimu itu," teriak Elno sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi.

Kara cuma bisa menggeleng, ia membongkar dulu makanan bawaan Elno. Kara ingin menitikkan air mata sebab Elno masih ingat akan dirinya. Ayam goreng itu masih utuh tanpa tersentuh. Hanya nasinya saja yang suaminya makan. Lalu, buah yang diambil Elno dari belakang sekolah meski mangga itu harus didiamkan beberapa hari sebelum benar-benar matang.

Kara membuka tas ransel suaminya. Ia melihat daftar nilai yang lumayan bagus. Jika Elno mendaftar di universitas pasti ia akan lulus diterima dengan mudah.

"Sudah lihat," tegur Elno.

Kara mengangguk. "Iya. Nilaimu cukup bagus. Kamu yakin enggak mau kuliah?"

"Aku mau, tapi duitnya enggak ada."

"Aku punya tabungan. Kira-kira ada tujuh sampai delapan juta," ucap Kara.

"Apa?" Elno kaget mendengarnya. "Kenapa kamu enggak bilang kalau punya duit banyak?"

Kara tertawa. "Uangnya di sekolah. Lusa aku akan mengambilnya. Dari kelas satu aku menabung buat kuliah tanpa sepengetahuan mama dan papa."

Elno mengusap lembut puncak kepala istrinya. "Simpan saja uangnya. Buat persalinan nanti."

"Aku rasa itu akan cukup buat daftar sama biaya persalinan. Salah satu dari kita harus meraih mimpinya. Aku juga pengen punya suami sukses. Kerja kantoran," tutur Kara.

Elno tersenyum. "Aku akan pikirkan nanti. Kita makan saja, yuk. Aku sudah lapar. Masak apa kamu hari ini?"

"Nasi goreng."

"Pas kalau begitu. Ada ayam gorengnya."

Kara menyiapkan makanan untuk ia dan suaminya. Berbekal bumbu cepat saji, makanan sederhana jadi lebih enak. Elno lahap makannya termasuk juga Sara.

...****************...

Dua hari kemudian, Elno mengantar Kara ke sekolah mengambil pembagian ijazah serta uang tabungan. Elno berdiam diri di depan gerbang sekolah sembari menunggu.

"Hai, El. Setia banget nungguin Kara," celetuk Sari.

Elno tersenyum. "Iya, dong. Pasangan harus setia dalam apa pun."

"Kalian satu kampus nanti?"

"Belum tau," jawab Elno sekenanya.

Artinya, teman Kara belum ada yang mengetahui kalau sebenarnya mereka berdua telah menikah.

"Kara itu lagi hamil," cetus seorang wanita.

Elno dan Sari menoleh ke sumber suara. Elno ingat jika remaja yang menyela adalah teman beda kelas Kara, tetapi rumah mereka berdekatan. Pasti masalah kehidupan Kara sudah tersebar.

"Hamil?" tanya Sari.

"Wah! Ketinggalan gosip kamu. Semua teman sudah tau kali. Guru saja sudah tau gosipnya. Anak-anak pada ngomongin di grup obrolan," ungkap Delia.

"Memangnya kenapa kalau dia hamil? Toh, Kara punya suami. Aku suaminya," balas Elno.

"Kalian sudah menikah?" tanya Sari.

"Iya, kita sudah menikah. Enggak ada masalah, dong. Kalau Kara hamil anakku."

"Nanti aku chat kamu, Sari," ucap Delia, lalu melangkah pergi.

"Maaf, El. Mungkin mereka ngegosip di grup lain. Soalnya di grup kelas enggak ada yang ngomongin Kara. Sungguh, El. Aku beneran enggak tau masalah kalian. Kara juga enggak bilang apa pun," kata Sari.

"Aku dan Kara sudah menikah dan istriku memang hamil," ucap Elno.

Sari mengangguk. "Selamat, deh. Buat kalian."

"Terima kasih."

"Sayang!" seru Kara.

Elno segera menghampiri Kara, sedangkan Sari menyingkir sebab ia tidak mau menganggu. Kara memeluk Elno dan memperlihatkan uang selama ini ia tabung.

"Ada delapan juta di dalam tabungan ini. Uangnya sudah ditransfer ke dalam akunku," kata Kara.

"Kamu simpan uangnya. Setidaknya aku bisa bernapas lega."

"Beneran enggak mau kuliah? Nilai bagus. Masuk ke perguruan negeri biayanya tidak akan mahal."

Elno mengangguk. "Iya. Aku akan coba."

Kara tersenyum. "Baguslah kalau begitu. Untuk uang semesternya, aku yakin kita dapat mengumpulkannya."

Elno mengangguk. "Aku akan berusaha keras. Ayo, kita pulang."

...****************...

Elno setuju atas saran dari Kara. Memang salah satu dari mereka harus meneruskan pendidikan. Setidaknya agar bisa mendapat pekerjaan yang layak. Elno ingin membahagiakan Kara.

Akhirnya, ia ikut mendaftar meski terlambat. Tinggal mengikuti tes dan menunggu hasil, maka baru tahu apakah Elno akan diterima di perguruan tinggi.

Sebenarnya Elno juga tidak terlalu berharap. Diterima syukur. Kalaupun tidak, juga tidak menjadi soal.

"Kenapa aku merasa berdebar menunggu hasilnya?" kata Kara.

"Kamu enggak apa-apa kalau aku yang kuliah?" tanya Elno.

Kara menggeleng. "Tentu saja tidak karena kamu yang akan mencari uang untuk kami."

Elno mengusap perut Kara yang sudah mulai terlihat membuncit. "Aku malah tidak sabar agar bayi kita lahir."

"Apa kita harus pulang ke rumah setelah bayi ini lahir?" tanya Kara.

Elno mengedikan bahu. "Aku juga tidak tahu."

"Bisakah kamu mengantarku ke rumah? Aku ingin ambil pakaian. Mama mungkin mau menerimaku."

"Boleh juga dicoba," kata Elno.

"Kita berangkat sekarang saja."

Tidak ada salahnya mencoba kembali ke rumah orang tua mereka masing-masing. Bagaimanapun tidak ada orang tua yang akan menelantarkan anaknya sendiri.

Elno mengantarkan Kara terlebih dulu ke rumah orang tuanya. Bel ditekan, rasa gugup melanda keduanya. Tidak lama pintu dibuka oleh seorang pria paruh baya dan itu adalah ayah dari Kara.

"Mau ngapain lagi kemari! Butuh duit? Kamu bukan lagi anakku!" ucap Sang Ayah.

"Siapa yang datang, Pa?" tanya Ibu dari Kara yang baru saja tiba.

"Mama," panggil Kara.

"Nak, kamu kembali." Sang ibu ingin memeluk putrinya, tetapi dihalangi.

"Sudah cukup, Ma. Dia diusir pun masih mencoreng kotoran di keluarga kita. Betapa malunya kita atas perbuatannya! Sekarang kamu pergi dari sini, Kara. Kami tidak sudi menerimamu," ucap Sang Ayah.

"Kara datang untuk ambil pakaian."

"Kebetulan kamu datang." Sang ayah masuk ke dalam rumah, lalu tidak lama kembali dengan mengeret koper. "Nih, ambil dan pergi dari sini!"

"Pa, maafkan Kara," pintanya.

"Pergi!" usir Sang Ayah.

Elno mengambil koper yang dibuang mertuanya. "Ayo, Kara. Kita sudah tidak diterima di sini. Lebih baik kita pergi."

Kara mengangguk. "Mama, Papa. Kara pergi dan tidak akan kembali."

Bersambung

1
Yoyoh Sumiati
harusny elno di balas lebih menyakitkan lagi ....baru nnti mrk blikan
Insa 431
keren ...suka dengan wanita super
Insa 431
keren kara👍 keputusan yang tepat
Khusnul Khotimah
telat,,,,,
Khusnul Khotimah
terjebak kok berlanjut dinikmati alasan kewajiban,,,,,situ punya otak,,,,,itu sih Maruk doyan
Miss Ayu
gk kuat baca.. sumpah kara Run..kara...Cepat Run 😭😭
Virgo Girl
Aku yg baru baca, aku yg mewek😭😭
Aira Zaskia
nyesek banget jdi kara😭😭
Dang Antie
Luar biasa
tri kutmiati
duuuh... cerita... ky sebenernya... dadaku mpe seseg... tengkyu thor....
Wahyuni Fhia
Luar biasa
aca
kok Q jijik ya apa karena elno bekas sisari
aca
andai g pernah di nafkah batin mungkin kata g sakit hati lah ini mesra mesra di kamar. terbuka sakit bgt jd kara
Hamda Bakkas
bagusss...
Ani Ani
Luar biasa
EndRu
luar biasa..
penuh makna
banyak pelajaran hidup yang bisa diambil dari cerita ini.
sampai termehek-mehek bacanya
😭😭😭😭🥰🥰🥰
EndRu
licin Finola nih. kayak didoktrin sama mamanya
EndRu
Delia malah temen yang sebenernya... apa adanya' ..
EndRu
😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ya Tuhan.
sakitnya
EndRu
silaka6 ratapi nasibmu kini Elno
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!