cerita ini hanya cerita fiksi seorang gadis bernama Aurel.Dia hidup hanya dengan kakak nya Roy dan Mohan. Cerita menceritakan persahabatan, perselisihan dan percintaan Aurel.
Bagaimana cerita kehidupan Aurel dan ikuti disetiap hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Di Rumah Aurel
Sudah beberapa hari kak Mohan dan teman-temannya pergi mendaki gunung untuk camping. Saat ini kak Mohan sudah sampai di rumahnya.
"Akhirnya, aku sudah ada didepan rumah aku. " Batin kak Mohan yang sudah lama tidak pulang itu.
Tok tok tok
"Bi, Inah. Tolong buka pintunya!. " Ucap kak Roy yang sedang ada diruang makan.
"Baik tuan Roy. " Ucap bibi Inah yang berjalan menuju pintu rumah itu. Saat membukanya dia melihat tuan muda keduanya sudah pulang.
"Den Mohan,sudah pulang!. Pasti dan Mohan capek , ya. "
"Oh ya, den.Tuan Roy dan neng Aurel sedang ada diruang makan. "
Kak Mohan mengangguk dan menuju ke ruang makan. Saat itu terlihat Aurel sedang makan dengan lahapnya.
"Kak, Mohan! " Panggil Aurel yang melihat kak Mohan mendekati mereka. Dia terkejut dengan kedatangan kakaknya itu. Aurel berlari menghampiri kearah kakaknya itu.
"Hallo kak Mohan, Aurel kangen banget sama kakak.Biasanya perginya sebentar. kok ini lama sekali. " Ucap Aurel sambil memeluk kakaknya itu.
"Kangen?,cuma ditinggal satu minggu saja kok dibilang lama. Gimana kalau satu bulan" Ucap kak Mohan yang berpura-pura cuek.
"Sudah kangen-kangennya Mohan. Sini makan dulu!,kamu pasti belum makan kan? " Ucap kak Roy menghentikan keduanya.
"Ya.kak Roy. "Ucap Mohan pada kakaknya dan dia berjalan ke meja makan mengambil makanan untuknya.
" Bagaimana kegiatan mendaki gunung dan camping nya?, semuanya lancar!. "Tanya kak Roy.
"Iya, kak semuanya lancar. Terimakasih ya, kakak sudah izinin aku pergi. Pokoknya seru deh kak Roy."
"Aurel, kenapa diam saja. Cepat lanjutin makannya dan nanti keburu dingin lho. "
"Mohan, kamu juga cepat duduk dan jangan berdiri saja sambil mengambil makanannya.Setelah ini kamu istrahat. "
"Ya, kak Roy. "
Disaat Aurel dan Mohan tertidur, diruang kerja kak Roy masih berkutik dengan pekerjaan dia. Padahal sudah pukul dua belas malam.
Aurel terbangun dari tidurnya.
"Ah, tenggorokan aku kering, sepertinya aku kehausan..... " Ucap Aurel lirih.
Dia beranjak pergi menuju dapur mengambil air minum.Saat itu dia melihat ruang kerja kakaknya Roy lampunya masih menyala.
"Lampu kerja kak Roy kok masih menyala, apa dia lupa mematikan lampunya atau kak Roy masih bekerja? " Batin Aurel.
Aurel menghampiri ruang kerja kak Roy sambil membawa secangkir kopi, siapa tahu kak Roy masih belum tidur.
Tok tok tok
Aurel mencoba mengetuk pintu dengan pelan.
"Masuk! !. "Ucap kak Roy.Aurel yang mendengar ucapannya masuk kedalam ruang kerjanya.
" Aurel!, kok belum tidur sayang. Ada apa?. "Ucap kak Roy.
".... "
"Aurel, bawakan kopi buat kak Roy. Memang kak Roy belum selesai. Ini sudah malam lho, nanti kak Roy sakit kalau begadang terus."
"Sebentar lagi juga selesai kok adikku sayang. Sana tidur!. "
"Besok sekolahnya, jangan sampai kesiangan bangun nya. "
"Oh, ya kak. Satu minggu lagi akan ada pertandingan basket di SMA Purna Harapan dua... Apa boleh Aurel ikut menyemangati Alvaro dan teman-teman Aurel. "
Kak Roy tersenyum mendengar ucapan adiknya itu. Senyumnya sungguh manis jika orang melihat nya.
"Boleh Aurel. Asal kegiatan positif, kakak pasti mengijinkan. Tapi ingat!, setelah selesai langsung pulang!. "
"Kakak tidak ingin terjadi sesuatu pada adikku tersayang. " Ucap kak Roy sambil mencubit hidung mancung Aurel dan membelai rambut adiknya itu.
" Makasih kak Roy tersayang. Aurel tidur dulu. Kakak juga istirahat, ya. Selamat malam kak. "Ucap Aurel meninggalkan ruang kerja kakaknya itu.
Setengah jam kemudian kak Roy menyelesaikan pekerjaan dia.
" Akhirnya, susah selesai. "Pikir kak Roy sambil menutup laptopnya.
Dia merentangkan tangannya yang lelah.Kak Roy memastikan lampu kemudian melangkah menuju ruangan kak Roy dengan menghembuskan nafas beratnya. Kak Roy merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya yang sudah mengantuk.
Beberapa minggu kemudian pertandingan antar sekolah di mulai.
"Ayo kita masuk sekarang!. " Ucap Aurel pada teman-teman yang datang ke tempat SMA Purna Harapan Dua untuk memberi semangat dan melihat pertandingan basket.
"Aurel, aku kira kamu akan datang bersama mereka. "
"Sebenarnya sih aku juga mau ikut, hanya saja aku tadi ada urusan dengan kak Mohan duluan."
Mereka berbaris ke gerbang SMA untuk mengantri masuk ke sekolah anak itu.
"Selamat datang!. "
"Selamat datang!. "
Ucap beberapa siswa yang berada di depan gerbang untuk menyambut tamu.
Setelah mendapatkan tempat duduk yang pas Aurel melihat pacarnya Alvaro di samping lapangan.
"Alvaro, lihat Aurel sudah datang!. " Ucap Nathan sambil menepuk pundak Alvaro yang mengawasi Aurel dari lapangan.
Aurel memberi tanda love tangannya pada Aurel tanpa berkata apapun. Semua itu mampu memberi semangat Alvaro tanpa harus berteriak-teriak.
"Ayo, anak-anak kita bersiap-siap!. " Ucap pelatih mereka.
"Alvaro, Ayo!. "Ajak Nathan.
Disana pelatih menerbangkan strategi pada timnya itu.
" Strategi bapak kadang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan nanti. Aku ingin kalian ikuti arahan Alvaro. "
"Baik."
"Alvaro, ingat!. kamu adalah kapten tim, biasanya menjadi incaran para pemain lainnya. Jadi hati-hati!. "
"Baik."
Pertandingan pun dimulai dan seperti yang diucapkan pelatih mereka Alvaro menjadi incaran mereka.
Selama bermain Alvaro, di jaga ketat pemain yang lain. Satu babak telah berlalu dan hasilnya cuma selisih sepuluh poin.
Pada babak kedua, Alvaro masih di jaga dengan ketat. lima menit setelah pertandingan babak kedua, Alvaro mulai memberi tanda pada timnya.
Entah apa yang terjadi, tim yang semua santai bermain menjadi gesit dan agresif di lapangan
"Gawat!. " Ucap salah satu pemain lawan.
"Kita salah kira, dengan menjaga kapten tim mereka, maka kita bisa mengalahkan tim mereka. "
Permainan tim lawan menjadi kacau dan kedua orang yang menjaga ketat Alvaro menjadi lengah.
Alvaro mulai memainkan bolanya dengan cepat dan mendapatkan poin tertinggi.
plak plak plak
Suara tepukan menggema di seluruh lapangan.
"Alvaro! ."
"Alvaro! ."
"Nathan!. "
"Pungky!. "
"Johan!. "
Teriakan beberapa teman-teman Aurel yang memberikan semangat pada tim sekolahnya.
"Aurel, kenapa kamu tidak teriak. "
"Mereka sudah berteriak bukan? " Ucap Aurel cuek, dia selalu memandang Alvaro tanpa melihat yang lain.
Pertandingan basket dimenangkan oleh tim Alvaro. Selisih yang cukup baik.
"Ayo, kita ganti pakaian ke ruang ganti. "
Sekarang pertandingan sudah berakhir, namun pemenang mulai diumumkan.
Suasana menjadi ricuh dan menyenangkan. Alvaro memberi tanda pada Aurel untuk pergi menemui dirinya.
"Aku duluan, ya. Kalian pulang saja dulu tidak usah menunggu aku. "Ucap Aurel pada ketiga temannya itu.
" Hai, Aurel bilang saja kalian bersama Alvaro. Kamu ingin mengucapkan selamat padanya seorang diri. "Sindir salah satu timnya dengan bercanda.
Begitu juga Alvaro yang berpamitan pada timnya itu.
" Nathan, Johan, Pungky. Aku duluan ya!. Acara pesta kemenangan kita adakan besok saja.Aku ada urusan. "Ucap Alvaro.