follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Satu jam lamanya Edgar dan Lara duduk di ruang tengah memikirkan jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi, atau kata yang lebih tepatnya hanya Edgar yang berpikir karena Lara justru tertidur di atas sofa.
Tadinya Edgar pikir Lara berbohong saat mengatakan mengantuk, tapi beberapa menit kemudian wanita itu benar-benar tertidur pulas sampai terdengar bunyi dengkuran yang cukup memekakkan telinganya.
"Lara bangun!" panggil Edgar tanpa berani menyentuh adiknya karena takut kembali berhasrat pada wanita itu. "Lara bangun!" panggil Edgar kembali karena adiknya itu tidak juga bangun. "Ck, kau itu membuatku kesal saja." Ia pun beranjak dari ruangan tersebut hendak masuk kedalam kamarnya, namun suara bel pintu yang berbunyi mengurungkan niat tersebut.
Edgar berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang, karena seingatnya ia tidak mengundang siapapun atau ada janji dengan orang lain. Namun betapa terkejutnya Edgar saat membuka pintu ada seorang wanita berpenampilan sangat berani dengan make up menor berdiri dihadapannya. Dan lebih terkejut lagi saat mengetahui wanita itu adalah wanita bayaran yang dipanggil Lara, wanita tersebut datang ingin meminta uang ganti rugi karena semalam Lara tidak membuka pintu. Padahal wanita itu sudah membatalkan customer yang lain demi menjalankan tugas dari Lara.
"Thank you." Ucap wanita tersebut setelah menerima uang dari pria yang mengaku sebagai kakak Lara.
Tanpa banyak kata Edgar menutup pintu apartemennya setelah wanita itu pergi, ia segera berjalan ke ruang tengah dengan perasaan emosi. Bagaimana tidak emosi saat mengetahui wanita ****** yang dipilih Lara adalah wanita bayaran dari kelas ecek-ecek. Untung saja semalam yang ia tiduri adalah Lara, tidak bisa Edgar bayangkan kalau seandainya semalam yang tidur dengannya adalah wanita tadi.
"Oh my God, kenapa aku mengatakan beruntung? Seharusnya sama saja karena aku lolos dari mulut buaya masuk ke mulut harimau." gumamnya dalam hati sembari menendang kaki Lara. "Bangun!" sentak nya. Namun Lara tetap tidur tidak terganggu sama sekali. "Lara bangun!" Edgar kembali menendang kaki adiknya lebih keras lagi dan lagi. "Oh ya ampun, kau tidur seperti orang mati." Mau tidak mau Edgar pun meninggalkan Lara di ruangan tersebut, karena jika masih berada di sana bisa-bisa ia semakin stres.
Beberapa saat kemudian, Lara pun langsung membuka kedua matanya setelah yakin Edgar keluar dari apartemen. Ya, sebenarnya Lara sudah bangun dari tidurnya sejak mendengar suara pintu bel yang berbunyi. Namun ia berpura-pura masih tertidur karena takut, setelah mengetahui yang datang adalah wanita yang kemarin disewanya.
"Sakit.. sakit." Dengan segera Lara mengusap kakinya yang beberapa kali di tendang Edgar. "Sialan anak Robert itu, bisa-bisanya dia menendang wanita secantik ini." Gerutunya sambil memuji diri sendiri. "Aku harus pergi dari sini dan kembali ke Jakarta." Lara bergegas menarik kopernya. Namun saat akan beranjak pergi ia tidak menemukan tas miliknya yang berisi uang, kartu tanda pengenal, dan juga paspor. "Perasaan aku taruh di sini." Ia menatap ke seluruh ruangan, dan pandangannya terhenti pada satu kertas yang ada di atas meja.
...Aku tahu kau pura-pura tidur, tapi jangan pernah berpikir bisa melarikan diri dan kembali ke Jakarta! Karena aku sudah menyita semua dokumen dan ponselmu....
"Edgar sialan!" Dengan kesal lara melempar kertas tersebut. "Untuk apa coba dia menahan ku disini? Dasar pria aneh sama seperti Robert. Anak dan Ayah sama-sama menyebalkan." Karena kesal Lara pun memilih untuk ke dapur mencari makanan. Bukankah untuk marah-marah membutuhkan tenaga? Jadi tubuhnya harus di isi dengan banyak makanan agar siap menghadapi Edgar setelah pria itu kembali pulang.