"Kau adalah milikku, Kau ada di setiap hembusan nafasku. Ku bunuh siapapun yang berani menyentuhmu. Aku mencintaimu Anya" - Damian Andante Salvatore
"Yang kau sebut cinta itu adalah Penjara bagiku Dante. Bila bersamamu rasanya sesak bagiku. Aku membencimu Dante" - Azzevanya Laluna Hazal
Hallo guys, ini adalah novel pertama ku... maaf kalau banyak typo atau ceritanya kurang menarik ya... Terima kasih banyak😍😍😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Aneh
"Pak, aku izin untuk membawa apron ku yang ada di loker ya. Apron ku yang tadi aku berikan pada Deni karena tadi miliknya terkena tumpahan tepung. "
"Oke, jangan terlalu lama Azze.. setengah jam lagi Lunch. "
"Baik Pak aku akan bergegas. "
Azze sedikit berlari keluar hot kitchen menuju Basement tempat dimana loker berada. Dia harus bergegas karena waktu lunch tinggal setengah jam lagi. Azze menaiki lift untuk sampai ke basement dengan cepat. Untungnya dia tidak harus menunggu lama. Didalam lift dia hanya sendirian, Saat lift berhenti di lantai 3. Seorang Pria bertubuh tinggi besar , memakai setelan jas berwarna hitam memasuki lift dan berdiri tepat dibelakang Azze. Azze sedikit risih, walau dia tidak jelas melihat wajah pria itu karena tertutupi masker hitam. Aura pria itu tampak menyeramkan. Pria itu seperti paham akan apa yang Azze rasakan akhirnya dia sedikit menggeser tubuhnya menjauh dari Azze.
Saat lift berhenti di lantai 2 Tiba-tiba segerombolan orang masuk yang mengakibatkan pria itu dan Azze terjebak antara satu sama lain. Azze menabrak dada bidang pria itu, spontan mereka saling berpandangan.
"Aroma tubuh ini, sorot mata hazel ini.. wajah cantik ini.. "
"mmmm... maaf tuan*
Azze sangat kikuk karena posisinya dengan pria itu tidak berjarak sama sekali. Dia benar-benar berada di dalam dekapan pria itu. Aroma parfume maskulin menyeruak dari tubuh gagah pria itu.
" Matanya tajam sekali seperti ingin melahap ku"
Batin Azze.
*Tringgg
Sampailah di Basement, Azze segera keluar dari sana diikuti pria itu. Mereka mengambil arah yang berbeda, jika pria itu menuju area parkir mobil sedangkan Azze menuju loker staff. Azze langsung membuka lokernya dan mengambil apron dan topi chef miliknya. Tapi saat ia berbalik.
*buggg
Dia menabrak tubuh seseorang yang tak lain pria tadi. Ternyata pria itu mengikuti Azze sampai loker.
"KAU..KAU WANITA ITU KAN..! "
Pria itu menarik tangan Azze lalu menghimpit tubuh Azze ke tembok.
"Lepas.. Lepaskan aku.. aku tidak mengenalmu!!! "
Azze memberontak, berusaha melepaskan diri dari pria itu. Tapi pria itu semakin mengunci tubuh Azze.
"AKU TIDAK MUNGKIN SALAH, KAU WANITA ITU..! "
Tiba-tiba pria itu meraih wajah mungil Azze agar tatapan mereka saling bertemu.
"KAU TIDAK INGAT PADAKU!! LIHAT AKU!!"
Azze masih terus berusaha melepaskan diri, Azze merasa kemampuan bela diri yang ia miliki tidak berguna saat ini. Pria itu terlalu kuat.
"LIHAT AKUU!!! "
Pria itu melepaskan masker yang menutupi wajahnya. Azze sempat terdiam melihat maha karya Tuhan yang maha Esa di depannya ini. Sungguh sangat tampan pria ini. Tampan tapi ada aura gelap yang tidak bisa Azze jelaskan. Seketika Azze tersadar dari lamunannya.
"AKU TIDAK MENGINGATMU BAJINGAN!!! "
Azze mengigit tangan pria itu. Lalu berlari sekencangnya meninggalkan pria itu di loker tadi. Azze berlari tanpa menoleh kebelakang. Saat sampai di depan lift, Azze Buru-buru menekan tombol lift lalu segera masuk kedalam lift.
Azze melihat jam ditangannya, waktu menunjukkan pukul 12 tepat.
"Sialannnn, Pak Hussen pasti marah"
Lift berhenti di lantai 4 dimana Restoran dan Kitchen berada. Sebelum menuju ke area kitchen otomatis Azze akan melewati Restoran dulu. Dan ternyata disana semua staff fnb sudah berjajar rapi sedangkan para atasan belum tampak barang hidungnya kecuali Rudy. Ya, Rudy sudah melotot dari kejauhan tepat kearah Azze tapi dia tampak lebih baik dari sebelumnya. Rudy sudah mengganti pakaiannya yang rusak akibat ditarik Azze saat bertengkar tadi pagi, dengan kemeja berwarna biru langit.
Di sebelah Rudy ada Pak Hussen yang memberikan isyarat padanya untuk cepat bersiap. Azze bersembunyi dibalik pilar untuk merapikan penampilannya. Setelah dia rasa sudah rapi, Azze berjalan mendekat ke arah Pak Hussen lalu berdiri di sampingnya.
"Kau kemana saja Azze!!! tadi Rian mencarimu! untung para petinggi belum hadir! "
"Nanti ku jelaskan Pak.. "
Beberapa saat kemudian, para petinggi sudah hadir disana mereka duduk di tempat masing-masing tanpa bersuara. Sang Direktur duduk disebelah kursi yang berada di tengah dan kursi itu masih kosong. Yang berarti Tamu utama hari itu Sang CEO belum hadir.
Azze menelisik semua petinggi yang ada disana, termasuk Direktur itu yang ia ketahui bernama Johan berdarah mix Korea Indonesia. Dia sangat jutek dan jarang tersenyum di setiap briefing bulanan, pria itu akan berbicara hal yang penting saja.
Lalu disebelahnya ada pria berambut pirang yang belum pernah Azze lihat sebelumnya, seperti nya dia benar-benar bule tulen. Azze dan pria itu beradu pandang, tapi tatapan pria itu penuh arti. Azze yang tak nyaman mengalihkan pandangan ke arah lain, tapi pas sekali ia juga beradu pandang denga si Direktur yang juga menatap Azze penuh arti padahal sebelumnya tidak pernah seperti itu.
"Dua pria itu kenapa sih, melihat ku seperti melihat sasaran tembak"
Batin Azze.
Tiba-tiba semua orang berdiri saat siluet seorang pria gagah bersetelan hitam memasuki area restoran. Azze terkejut saat melihat siapa yang baru saja masuk kesana. Ternyata CEO Hotel itu adalah pria yang mengganggu nya tadi. Pria itu berjalan sambil menelisik seperti mencari seseorang. Saat dia duduk di kursinya, dia mendapatkan apa yang dia cari, ya Azze. CEO itu terus menatap Azze tanpa berpaling walau Rudy selaku FNB manager menyambutnya tadi.
Azze yang merasa terintimidasi oleh tatapan pria itu hanya bisa tertunduk.
"Tuan, Damian silahkan berikan sambutan"
"Kau saja. "
"Ehmmm Mmm baiklah"
Johan bangkit dari kursinya, dia memberikan sepatah dua patah kata.
"Mari kita cicipi hidangan special yang telah disiapkan oleh para Chef kita"
Pak Hussen maju selangkah kedepan sambil memberikan senyuman kepada para petinggi.
Para waiters, bertugas menghidangkan semua makanan dimulai dari Appetizer Caesar salad.
"Pria sialan itu ternyata CEO hotel ini, bagaimana ini..? aduhh apa aku akan kehilangan pekerjaan?!! tidakk!! "
Azze masih sibuk dengan pikirannya, juga rasanya ia ingin berlari terbebas dari tatapan singa lapar itu.
"mmmm... dressing nya not too much, pas sekali".
" Iya ditambah Ayam filletnya di saute dengan pas sehingga tidak keras... juicy sekali "
Para petinggi bersahutan memuji appetizer yang dihidangkan dengan sempurna.
Lalu hidangan kedua adalah crab cream soup, para waiters menghidangkan soup itu diatas meja.
"Mmm.. maaf tuan Damian tidak bisa makan seafood, apa ada soup lain? "
Johan tiba-tiba berdiri dan memberitahu kan hal itu pada Pak Hussen.
"Kami sudah menyiapkan corn crean soup untuk pengganti seafood, Azzevanya bawakan semangkuk sup jagung untuk tuan Damian"
"sial.. kenapa aku..kali ini aku membenci mu Pak! "
Azze segera berjalan kearah kitchen untuk membawa semangat sup jagung itu, lalu membawanya dengan tray.
"Sialannn!! berarti aku harus mengantarkan nya secara langsung. bagaimana kalau jantungku copot..!! "
Azze melangkah kembali ke dalam restoran dengan waspada. 3 pria yang itu Sang CEO, direktur dan pria disebelah nya itu tak henti memandangi Azze. Azze seperti target penculikan yang sudah dia tandai sejak lama.
"Ini tuan silahkan".
Azze menghidangkan sup itu tanpa mengangkat kepalanya. Tapi hal tak terduga yang pria itu lakukan terjadi.
Damian, menyentuh dagu lancip Azze lalu mengangkat wajah Azze dengan lembut, berbeda seperti hal yang ia lakukan di loker tadi.
"Angkat kepalamu saat berbicara denganku dan tatap aku"
Semua orang disana terkejut, mereka sontak berbisik.. Pak Hussen dan Rudy terkejut, begitu juga dengan staff lain.
Jarak diantara mereka hanya beberapa centi, Azze sangat gugup.
"Mma maaf tuan saya harus ke toilet! ".
Azze berlari meninggalkan tempat itu. ntah kenapa jantung nya berdebar kencang saat jarak diantara mereka sedekat itu.
Azze mencuci wajahnya, lalu dia teringat hal tadi yang membuat ia tak nyaman.
" Aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana? Sudahlah..mungkin karena terusik pikiran ku jadi kemana-mana.Aku harus segera kembali"
Saat Azze kembali dari toilet, main course buatannya sedang di serving diatas meja.
Kalio daging with mashed potato and butter rice.
"Saya baru pertama kali melihat hidangan ini, bisa dijelaskan apa ini.? "
Johan bertanya pada Pak Hussen.
"Itu Sous Chef saya yang berkreasi Pak, Silahkan Azzevanya jelaskan konsep makanan yang kamu buat".
" Itu hanya kalio daging biasa, yang saya pasukan dengan mashed potato yang gurih dan creamy, laku butter rice yang lite, agar seimbang dalam rasanya. juga agar tercipta kesegaran saya buat basil saute dibawah nasinya. ".
Azze menjelaskan secara detail mengenai hidangan yang ia buat.
" Mmm dagingnya empuk.. sekali.. "
"aku kira akan terlalu strong rasanya twenyat balance ya.. "
"wahhh ini enak sekali, ".
Damian penasaran dengan yang orang lain katakan. akhirnya dia mencoba Kalii daging miliknya.
Saat suapan pertama masuk ke mulutnya. kata pertama yang ia ucapankan.
" Ibu... "
sontak membuat Johan dan pria disebelahnya menoleh ke arah Damian bersamaan.