Karena Kesalapahaman Aku dipaksa Menikah dan diperlakukan dengan tidak adil. aku disiksa dan dilecehkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GeGra Mom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Pagi ini lantai 5 dihebohkan dengan hilangnya gelang dan cincin mutiara milik Bu Sofia, sekretaris Pa CEO.
Satpam memeriksa loker kami, disaksikan Bu Sofia, HRD dan satpam.
“Ini tas milik siapa?” tanya satpam sambil memegang tas milikku
“punya saya pa” jawabku bingung
Isi tasku ditumpahkan dimeja, betapa terkejutnya barang-barang itu ada dalam tas milikku
“bukan aku pa, aku bersumpah demi Tuhan, aku gak tahu gimana barang-barang itu ada disana, sumpah Pa” jawabku dengan tangis tak tertahan
“jadi maksudmu aku yang meletakan barang-barang ini ditasmu begitu” ketus pa satpam padaku.
tiba-tiba polisi datang, dengan laporan pencurian dengan bukti dan saksi
“Pa jangan tangkap aku pa, aku bersumpah bukan aku pak” tangisku
Tanganku diborgol dan digiring keluar menuju lift.
Ketika masuk lift aku melihat ka hendri, memandangku dengan senyum sarkas, saat itu aku sadar aku dijebak. Tapi apa dayaku aku hanya orang kecil, yatim piatu yang berjuang untuk hidup dan makan.
Aku dibawah ke kantor polisi, menunggu sidang karena bukti dan saksi jelas.
Seminggu kemudian sidang putusan, dan aku dinyatakan bersalah dengan hukuman 1 bulan penjara, karena Bu Sofia meminta kepada hakim meringankan hukumanku, dan aku sadar semua tak luput dari keluarga wijaya.
Aku pasrah menerima hukuman dan menerima surat dikeluarkan dengan tidak hormat tanpa pesangon dan gaji. Miris memang nasibku.
Selama dipenjara aku selalu disiksa oleh sesama tahanan, aku dipukul ditentang, makananku dibuang dan mereka menyuruhku makan seperti hewan, kalau aku menolak mereka tidak memberiku makan.
“Hey kamu, sudah miskin berlagak mencuri lagi, apa orangtuamu tidak mengajarimu sopan santu? O.. lupa kam kan dibuang karema pembawa sial dan sekarang kamu di tolak dimana-mana” kata napi berbadan gemuk sambil mencibir mengejekku”
“Hey bangun kamu, enak-enakan tidur cepetan bangun pijit kakiku” kata salah satu napi yang bernama rina sambil menendang pinggangku jariku diinjak dengan telapak sepatunya. Jari-jariku terasa kram, seluruh tubuhku sakit, tulangku terasa remuk.
Aku kembali disiksa, dipukuli, hingga pingsan. Ketika sadar aku melihat ruangan putih. Suara pintu terbuka, suster masuk dan memeriksa selang infus dan mencatatnya pada buku yang dipegangnya.
“selamat siang nona, perkenalkan namaku Suster Sahra, saya petugas shift pagi hari ini. bagaimana perasaannya, bagian mana yang terasa sakit” tanya suster padaku
“Siang sus, badan-badanku sakit semua sus, tulangku nyeri, perutku sakit sekali sus” jawabku lemah
“Ia kamu diantar sama petugas polisi keisini dan mengalami penganiayaan oleh rekan satu selmu, saya akan mebersihkan badan anda nona karena sebentar lagi dokter akan datang memeriksa” lanjut suster sambil menyiapkan alat-alat untuk mebersihkan badanku
“Baik Sus, makasi ya sus”
Suster membersihkan sekujur tubuhku yang penuh luka lebam, aku meringis saat perih. Setelah selesai dia menyuapiku bubur dan telur rebus.
“Sudah selesai ya nona, saya tinggal dulu, kalau perlu apa-apa tekan saja tombol darurat saya akan datang” katanya dengan pandangan iba dan kasian padaku
“Ia sus baik, terima kasih ya sus” jawabku.
20 menit kemudian dokter dengan suster sahra masuk.
“Selamat pagi nona Gloria, perkenalkan saya dokter Alvian, saya akan memeriksa keadaan nona, apa masi ada keluhan nona?” selidik dokter
“seluruh tubuhku sakit dok, yang paling sakit perut dan kepala. Jawabku jujur
“baik kami akan melakukan CT Scan untuk mengetahui selanjutnya, istirahatlah” lanjut dokter ramah
Setelah kepergian dokter, suster sahra membantu memberikan obat. Bukannya aku malas dan tidak mengurus sendiri, tapi kedua tanganku bengkak dan jari-jariku sulit digerakan. Kadang aku berpikir ternyata kehidupan penjara tak seindah disinetron-sinetron.
Aku diantar ke ruang CT Scan, setelah melewati serangkaian pemeriksaan aku diantar kembali ke ruangan perawatan.
“Selamat pagi Nona, bagaimana perasaanmu? Masih ada keluhan?” tanya dokter padaku
“Selamat pagi dok. Hanya perut yang masih terasa sakit dok” jawabku
“Permisi saya periksa sebentar ya’” mulai memeriksa keadaanku. “ok sudah selesai hasil pemeriksaan nona baik-baik saja. Saya permisi ya. Sus lanjut terapi obat dan injeksi
“Baik dok” jawab suster.
Setelah perawatan selama seminggu, aku diijinkan pulang, dengan didampingi petugas mereka membawaku kembali ke penjara, tapi aku ditempatkan yang berbeda dan hanya ada aku sendiri untuk pemulihan. Selama sisa hukuman aku tidak pernah lagi disiksa seperti sebelumnya.
Selama di penjara tak pernah ada yang menjengukku. Hanya aku sendiri, aku sebatang kara.