Kami Yang Kau Buang

Setelah menempuh perjalanan selama sejam akhirnya ketiganya tiba Di Bandara, Sonya dan sang adik beserta ibundanya melangkahkan kakinya masuk kedalam untuk menunggu kepulangan kesayangan mereka , Sasya dan Rara. mereka pulang karena tengah libur semester selama 3 bulan.

Sonya dan Safa melambaikan tangannya kepada keduanya, begitu melihat mereka keluar dari pintu bandara. Senyum mereka mengambang melihat bunda dan kedua adik mereka.

"Kakak, kami disini". Teriak sonya dan Salwa melambaikan tangannya dengan semangat memanggil keduanya.

Maya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah random keduanya, dia mengalihkan pandangannya kepada kedua anak yang sangat dia rindukan, dengan mata berkaca-kaca. Wajar saja dia rindu karena mereka hampir setahun ini tak bertemu.

Begitu tiba dihadapan mereka, keduanya memeluk sang bunda dan adik mereka bergantian melepas rindu yang menggunung.

"Bagaimana kabar bunda dan juga adek-adek??". Rara mengurai pelukannya kemudian memeluk kedua adiknya, bergantian dengan Sasya.

"Kami semua baik nak, bagaimana dengan kalian disana??, kalian sehat??, kalian makan teratur??. Rentetan pertanyaan Maya itu membuat keduanya geli.

"Kami baik kok bunda dan tenang saja kami menjaga diri dengan baik, hanya saja makanannya tidak membuat kami kenyang". Iyakan Rara??'. Tanyanya kepada sang adik itu.

"Yang dikatakan Kak Sasya benar Bunda, kami sangat menjaga diri seperti pesan bunda'. Ucapnya tersenyum lebar.

Maya memandang keduanya dengan mata yang berbinar, kini kedua anaknya tumbuh menjadi gadis cantik dengan segudang prestasi yang cemerlang bahkan diusia baru 17 tahun keduanya telah menempuh pendidikan perkuliahan S2

"Terima kasih menjadi kebanggaan bunda selama ini nak, bunda sungguh beruntung memiliki anak baik seperti kalian". Ucapnya memeluk mereka berdua.

" Kami yang beruntung memiliki bunda hebat seperti bunda, tidak ada satu hari pun kami tidak mengingat nasehat dan kasih sayang bunda ". Ucap Rara dengan tangis.

Dia beruntung bisa menjadi bagian dari keluarga yang sangat hangat dan harmonis itu. Tidak hanya dukungan moril tapi materil juga diberikan tanpa meminta balasan apapun.

" Bunda menyayangi kalian berdua nak, kelak jika kalian sudah dewasa dan berkeluarga kalian pasti jadi ibu dan istri yang hebat!! " Ucapnya mencium pipi anaknya bergantian.

Mendapatkan perlakuan manis dan penuh kasih sayang itu, Rara kembali menangis. Karena dia diperlakukan istimewa walau dia hanya seorang anak angkat.

"ekhmm.. Ekhm.. Sonya berdehem dengan wajah cemberut.

" Iya sayang, iya.. Bunda tahu kok, tenang saja, bunda akan kasih kamu kok!! ". Ucap Maya dengan tawa kecil dan senyum geli sambil mendorong kedua anaknya untuk melepas rindu pada kedua adik mereka.

" Ululu.. Wajahmu semakin jelek jika cemberut seperti itu!! ". Ucap Sasya mencubit pipi sang adik dengan gemes kemudian memeluknya.

" Bunda, kakak jahat banget!! ". Ucapnya makin cemberut..

" Nda kok adikku sayang, adikku yang paling cantik didunia setelah aku dan bunda tentunya!! ". Ucap Rara menggoda Sonya yang sejak tadi cemberut sambil tetap memeluk sang adik bungsu.

Sibungsu Maya itu memang sangat pendiam tapi jika bersama keluarganya, dia akan heboh dan cerewet.

" Sudahlah kak, berhenti menggoda kak Sonya, nanti dia nangis, bisa banjir bandara nantinya". Canda sang adik mengikuti kedua kakaknya menggoda kakaknya itu.

"Bunda, mereka membully aku!! ". Aduhnya dengan muka semakin cemberut.

Maya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak-anak nya yang sangat suka menjahili satu sama lain. Tapi itulah yang membuat mereka saling merindu kan satu sama lain.

" Ya sudah, sekarang kita pulang yuk, kalian pasti kalah karena perjalanan jauh. Nanti bunda akan masak makanan kesukaan kalian untuk makan malam nanti!! ". Anaknya kepada semua anaknya

"Yey". Teriak Rara dan Sasya bersamaan. Mereka sangat senang karena akhirnya selama setahun, baru mereka bisa makan makanan Indonesia khususnya masakan sang bunda.

Mereka memasuki mobil Alphard keluaran terbaru untuk pulang kerumah. Ya roda kehidupan mereka telah berubah. Kini Maya memiliki banyak usaha diantaranya adalah makanan siap saji dan makanan beku. Tidak hanya itu Maya juga memiliki sawah ber hektar -hektar dan peternakan ayam dan sapi yang sudah besar.

Maya memiliki banyak usaha lainnya berkat ketekunannya dalam mengembangkan dan mengolah bisnis itu hingga besar seperti sekarang.

Mobil itu tiba di sebuah rumah bertingkat 2 yang lumayan besar dengan fasilitas lengkap, disana berjejer beberapa mobil untuk digunakan untuk mengantar jemput sang anak ke sekolah sedangkan dirinya lebih menggunakan mobil sport karena dia sendiri sangat menyukainya.

"Rumahnya sangat besar setelah direnovasi ya bund??". Itulah tanggapan pertama yang keluar dari Mulut Rara begitu tiba dirumah mereka yang telah renovasi.

Benar rumah ini adalah rumah kenangan mereka sejak dulu dan telah direnovasi menjadi sangat mewah dan berkelas. Mereka beruntung karena tanah rumah ini sangat luas maka dari itu rumah itu juga kelihatan sangat luas.

"Kalian suka?? ". Tanya sang bunda melihat sang anak.

" Rumah yang sangat cantik bunda, Bunda memang hebat dalam memilih dan membuatnya!! ". Sasya mengabungkan 2 jempolnya memuji sang bunda.

" Kamu Salah sayangku, semua ini adalah hasil desain adik kamu yang suka merajuk itu!! ". Ucap Maya menggoda sang anak.

" Maksud bunda??, ini desain dan hasil karya Sonya begitu ?? ". Tanya keduanya membulatkan matanya.

Mereka berdua tidak menyangka jika sang adik sangat hebat dalam mendesain rumah mereka seperti ini. Mereka hanya tahu jika sang adik itu hanya hobby menggambar dan berhitung.

" Iya nak, ini desain khusus dibuat oleh adik kamu untuk kita semua, katanya dia ingin rumah kita itu memancarkan kehangatan keluarga, menjadi kenangan yang akan kita kenang sepanjang hidup nanti walau kalian akan memiliki kehidupan lain nantinya!! ". Ucap Maya melirik Sonya sang anak yang memandangnya berkaca-kaca.

Sonya tidak menyangka jika desain khusus itu dibuat oleh bundanya untuk rumah mereka. Dia hanya mendesain rumah impiannya jika nanti dia memiliki rumah dan bundanya malah membuatnya menjadi nyata.

Maya tersenyum lembut dan mendukung penuh bakat sang anak, apapun selama itu baik dan positif maka akan dia lakukan untuk anak-anak nya.

" Terima kasih bunda!! ". Sonya menghamburkan diri ke pelukan sang bunda dengan menangis. Dia sangat terharu atas apa yang diberikan bundanya selama ini.

Sedangkan di sebuah rumah mewah terjadi perdebatan antara ibu dan anak. Sang ibu murka karena kelakuan ketiga anaknya yang selalu membuatnya repot dan pusing.

" Kamu ini apa-apaan sih Laura??, tidak bisakah kamu berhenti bersikap seperti itu??, mommy malu dan pusing selalu dipanggil ke sekolah kamu!! ". Hardiknya dengan jengkel.

Aktivitas senang-senang nya terganggu oleh panggilan sekolah yang tak henti-hentinya karena ulah ketiga anaknya itu.

" Tumben sekali mommy mau ngurusin urusan sekolah Laura??, bukannya Mommy tidak peduli yah??". Ucap sang anak dengan sarkas.

Perempuan berusia 36 tahun itu menghela nafas berat, agar bisa meredakan emosinya yang kini tengah meledak.

"Apa maksudmu bicara seperti itu sama mommy??, Mommy ini ibu kamu jelaslah mommy perduli". Sanggahnya pada sang anak.

Mendengar ucapan sang ibu, Laura hanya memutar matanya malas, dia sangat tahu bagaimana abai nya sang Mommy kepada ketiga anaknya ini.

" Sudahlah mommy, berhentilah membuat drama, aku tidak akan tersentuh, lagian selama ini kan yang mommy ajarkan kepada kami??". Ucapnya dengan sarkas menatap tajam sang mommy.

" Jangan kurang ajar kamu, sapa yang ajarin kamu bicara kurang ajar sama orangtua hah!! ". Teriaknya murka mengangkat tangannya hendak menampar sang anak.

" Sudahlah mommy, bersikap seperti biasa saja, aku bisa mengurus diriku sendiri seperti biasa kok, tenang saja aku dan adik-adik ku sudah biasa tanpa kalian, jadi jangan bersikap seolah-olah kalian itu tersakiti!! ". Ucapnya meninggalkan sang Mommy berdiri dengan kaku.

Dia tidak menyangka jika sang anak akan mengatakan hal yang menyakitkan itu. Perkataannya seakan menamparnya sangat keras dan itu sangat terasa sakit dan pedih dihatinya.

Benar apa yang dikatakan sang anak jika selama ini, dia dan suaminya tidak pernah ada waktu untuk ketiga anaknya. Mereka hanya sibuk dengan urusan masing-masing.