NovelToon NovelToon
Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Bunga Yang Layu Di Hati Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: icha14

Judul: Bunga yang Layu di Hati Sahabat


Sasa dan Caca adalah sahabat karib sejak SMA. Mereka selalu bersama, berbagi impian, tawa, dan bahkan tangis. Sasa, yang dikenal lembut dan penuh kasih, melanjutkan hidupnya dengan menikahi Arman setelah menyelesaikan kuliah nya, pria yang selama ini menjadi cinta sejatinya. Sementara itu, Caca, yang masih berjuang menemukan cinta sejati, sering merasa kesepian di tengah gemerlap kehidupannya yang tampak sempurna dari luar.

Namun, retakan mulai muncul dalam hubungan persahabatan mereka ketika Caca diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan Arman. Perselingkuhan ini dimulai dari pertemuan yang tak disengaja dan berkembang menjadi ikatan penuh godaan yang sulit dipadamkan. Di sisi lain, Sasa merasa ada sesuatu yang berubah, tetapi ia tak pernah membayangkan bahwa sahabat yang paling dipercayainya adalah duri dalam rumah tangganya.

Ketika rahasia itu terungkap, Sasa harus menghadapi penghianatan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icha14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melangkah bersama

Sasa duduk di meja makan, matanya menatap secangkir teh yang mulai dingin. Ia tahu, malam itu ia harus memberikan jawaban yang selama ini selalu ia hindari. Arman, duduk di seberangnya, tampak gelisah namun berusaha menyembunyikan kegelisahannya dengan mengaduk secangkir kopi.

> “Mas, aku mau bicara soal anak,” Sasa akhirnya membuka suara, mengabaikan debaran di dadanya.

Arman berhenti mengaduk, menatapnya penuh harap. Ia tahu bahwa ini adalah topik yang selalu sensitif bagi mereka. Selama bertahun-tahun, Sasa selalu enggan membicarakan rencana memiliki anak, terutama karena konflik yang terus-menerus terjadi di antara mereka.

> “Aku tahu ini hal yang penting buat kamu,” lanjut Sasa, berusaha menata kata-katanya. “Dan aku juga tahu selama ini aku menunda-nunda. Tapi sekarang, aku mulai merasa... mungkin aku sudah siap.”

Arman menatap Sasa dengan mata yang berkaca-kaca. Ia tidak menyangka akan mendengar kalimat itu dari Sasa.

> “Benar, Sa? Kamu benar-benar siap?” tanyanya, memastikan.

Sasa mengangguk pelan. “Aku masih takut, Mas. Aku masih ragu apakah kita sudah benar-benar pulih. Tapi aku sadar, kalau kita terus menunggu sampai semuanya sempurna, mungkin kita tidak akan pernah memulainya.”

Arman tersenyum lebar, perasaan lega dan bahagia membanjiri hatinya. Ia menggenggam tangan Sasa dengan erat, mencoba menenangkan kegelisahan istrinya.

> “Terima kasih, Sa. Aku tahu ini keputusan yang berat buat kamu. Kita akan jalani ini pelan-pelan, bersama-sama.”

Malam itu, mereka berbicara panjang tentang rencana ke depan. Untuk pertama kalinya, Sasa merasa ada harapan nyata dalam hubungan mereka. Namun, ia tahu bahwa ini baru permulaan. Masih ada banyak tantangan yang harus mereka hadapi bersama.

 

Di tempat lain, Caca sedang duduk di kafe kecil di pinggir kota, menikmati sore yang tenang setelah seharian bekerja. Hidupnya kini jauh lebih stabil dibandingkan beberapa bulan lalu. Namun, ia masih merasa ada kekosongan yang sulit dijelaskan.

Saat itu, seorang pria tinggi dengan jas abu-abu masuk ke kafe, menarik perhatian Caca. Ia mengenal pria itu dari beberapa acara sosial yang pernah mereka hadiri bersama. Pria itu adalah Reyhan, seorang pengusaha muda yang sukses dan juga sering terlibat dalam proyek-proyek sosial.

Reyhan menghampiri meja Caca dengan senyum hangat.

> “Caca, sendirian lagi?” tanyanya sambil duduk tanpa diminta.

Caca tersenyum tipis. “Seperti biasa. Kamu sendiri ngapain di sini?”

> “Aku ada rapat di dekat sini. Tapi pas lewat, aku lihat kamu. Jadi aku pikir, kenapa nggak mampir sebentar?” jawab Reyhan santai.

Percakapan mereka mengalir dengan mudah. Reyhan, dengan pesonanya yang karismatik, membuat Caca merasa nyaman. Namun, di balik semua itu, Caca tahu bahwa ia belum siap untuk membuka hati lagi. Luka masa lalunya masih terlalu segar, dan ia tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama.

Saat mereka berbincang, Reyhan tiba-tiba mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan.

> “Caca, aku sudah lama ingin bilang sesuatu. Aku suka cara kamu melihat hidup. Kamu punya semangat yang jarang aku temukan di orang lain. Aku ingin mengenal kamu lebih jauh.”

Caca terdiam. Ia tidak menyangka Reyhan akan sejujur itu. Tapi di sisi lain, ia merasa takut.

> “Reyhan, aku... aku senang mendengar itu. Tapi aku belum siap untuk memulai hubungan baru. Aku masih berusaha menyembuhkan diri,” jawab Caca jujur.

Reyhan tersenyum lembut. “Aku mengerti, Caca. Aku tidak ingin memaksakan apa pun. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku ada di sini, kalau kamu butuh teman.”

Perkataan Reyhan membuat Caca merasa lega. Ia merasa dihargai, namun ia juga sadar bahwa ia harus berhati-hati. Masa lalunya telah mengajarinya untuk lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.

 

Di sisi lain, meskipun Sasa dan Arman mulai menemukan ritme baru, konflik kecil tetap muncul di antara mereka. Salah satunya adalah ketika Sasa mulai merasa terbebani dengan rencana memiliki anak.

Pada suatu malam, setelah sesi konseling mereka, Sasa mengungkapkan kekhawatirannya kepada Arman.

> “Mas, aku takut kalau kita memaksakan ini, malah akan membuat hubungan kita makin rumit,” katanya.

Arman terdiam sejenak, mencoba memahami perasaan Sasa.

> “Aku mengerti, Sa. Aku juga tidak ingin kita terburu-buru. Tapi aku percaya, kita bisa melewati ini bersama. Aku tidak akan memaksamu. Aku hanya ingin kita saling mendukung.”

Percakapan itu membuat Sasa merasa sedikit lega. Ia tahu bahwa Arman benar-benar berusaha menjadi pasangan yang lebih baik. Namun, ia juga sadar bahwa perjalanannya masih panjang.

 

Sementara itu, Caca semakin sering bertemu dengan Reyhan, meskipun hanya dalam konteks pekerjaan. Kehadiran Reyhan perlahan membawa warna baru dalam hidupnya, meskipun ia masih menjaga jarak.

Pada suatu hari, Reyhan mengundangnya untuk menghadiri sebuah acara amal. Caca ragu-ragu, namun akhirnya ia setuju.

Di acara itu, Reyhan menunjukkan sisi lain dari dirinya. Ia bukan hanya seorang pengusaha sukses, tetapi juga seseorang yang peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Hal itu membuat Caca mulai melihatnya dalam cahaya yang berbeda.

Namun, setelah acara selesai, saat Reyhan mengantarnya pulang, Caca kembali merasa ragu.

> “Reyhan, aku senang bisa mengenal kamu. Tapi aku masih belum yakin apakah aku bisa melangkah lebih jauh,” katanya dengan suara bergetar.

Reyhan menatapnya dengan penuh pengertian. “Caca, aku tidak akan mendesakmu. Aku hanya ingin ada di sisimu, apa pun keputusanmu.”

Kata-kata Reyhan membuat Caca merasa tenang. Ia tahu bahwa ia tidak harus membuat keputusan besar saat itu juga. Yang penting, ia bisa melangkah sesuai dengan ritmenya sendiri.

 

Beberapa bulan kemudian, Sasa dan Arman akhirnya memutuskan untuk mencoba memiliki anak. Mereka tahu bahwa keputusan itu tidak akan menghapus semua masalah, tetapi mereka siap menghadapi tantangan bersama.

Di sisi lain, Caca mulai membuka hati sedikit demi sedikit. Meskipun ia belum sepenuhnya siap, kehadiran Reyhan memberinya harapan baru.

Kehidupan mereka mungkin tidak sempurna, tetapi mereka semua belajar bahwa harapan dan keberanian adalah kunci untuk melangkah maju. Apa pun yang terjadi, mereka tahu bahwa mereka telah berusaha sebaik mungkin untuk menemukan kebahagiaan dalam perjalanan mereka.

1
Ani Aqsa
ceritanya bagus.tp knapa kayak monoton ya agak bosan bacanya..maaf y thor
Lili Inggrid
lanjut
✨HUEVITOSDEITACHI✨🍳
Wuih, nggak sabar lanjutin!
Android 17
Terharu sedih bercampur aduk.
Mắm tôm
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!