milchtee99_ dlbtstae99_
Chandra Maverley adalah CEO tampan dan kaya raya, banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan dengannya. suatu malam, Chandra dijebak oleh seseorang dan berakhir melakukan hubungan terlarang dengan Audrey gadis cantik yang bekerja part time ditempat Chandra bertemu kliennya.
Lima tahun kemudian, Chandra datang ke Desa Simphony. Kedatangannya hanya untuk melihat perkembangan pembangunan hotel yang baru mulai di bangun. Tanpa sengaja bertemu dengan dua anak kembar yang sedang berjualan es lilin tak jauh dari tempat lokasi pembangunan.
“Om mau beli es lilinnya Ana, nda ? Masih segel nih, nda meleleh kok es-nya cuma bisa cail ja ! “
“Dua lebu satu, beli lima gelatis mommy Lea ! " sambung Azalea penuh semangat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Chandra
Mobil yang membawa Chandra dan lainnya tiba di sebuah rumah sakit terbesar di kota mereka. Dengan panik dan khawatir, Chandra memanggil suster untuk menolong putrinya yang sudah bersimbah darah.
Tuan Maverley berteriak meminta suster dan dokter cepat membawakan brankar untuk cicitnya. Dia yang sudah tua sedikit kelelahan.
Beberapa suster mendorong brangkar didampingi dokter yang ikut mendorong brangkar. Papi Cakro meminta Tuan Maverley untuk menemani Chandra terlebih dahulu sementara dirinya dan Asisten Rafael menuju loket pendaftaran untuk mendaftarkan cucunya.
“Cebooolll hiks ! Cebolll ! Bertahan ya bol. Temenin bubu main, bubu nggak marah kok kalau kamu sama Lea mau manggil buyut dengan panggilan bubu. Tapi kamu harus kuat ya bol, ingat harus kuat ! “ kata Tuan Maverley khawatir.
Mendengar ucapan Tuan Maverley sangat menggelikan ditelinga mereka. Ini kali pertama mereka melihat sosok pria tua yang dikenal kejam bisa sesedih ini hanya karena anak kecil. Mereka sedikit terkejut saat mengetahui jika Chandra sudah menikah dan memiliki anak sebesar ini.
“Mohon maaf tuan besar dan tuan kecil, kalian tunggu di sini saja. Biarkan kami yang bekerja untuk menyelamatkan putri anda, “ ujar suster saat kedua pria beda usia ingin masuk ke dalam ruangan UGD.
“Ta-tapi, sama mau nemenin cicit saya suster”
“Tidak bisa tuan, maaf kami harus memulai tindakan agar pasien cepat diatasi, “
Chandra dan Tuan Maverley akhirnya mengalah. Tak lama Papi Cakro dan Asisten Rafael datang bersama dengan pria yang mengenakan jas kedokteran. Wajahnya terlihat panik, setelah melihat Tuan Maverley pria itu menghampirinya.
“Papi, papi nggak kenapa -kenapa kan ? “ tanya pria itu.
Tuan Maverley mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dengan mata yang berkaca-kaca.
“Cicit papi hiks, cicit papi di dorong sama wanita gil4 itu.. “
“Siapa ? “ tanya pria itu yang kini berjongkok di hadapan Tuan Maverley.
“Aruna ! Aruna yang menyebabkan putriku seperti ini, paman ! Chandra nggak terima ! Chandra bakal tuntut keluarga paman Robert !! “ ujar Chandra emosi.
“Chandra hey ! Tenang Chandra, tenang ! Kita tunggu Alana dulu, baru setelah itu kita temui keluarga Aruna” kata Papi Cakro kepada putranya.
“Benar kata papimu, Chandra. Kita tunggu putrimu sadar, baru kita temui mereka. “
Suara pijakan kaki di lantai rumah sakit menggema. Semakin dekat, suara itu semakin terdengar jelas. Tangisan-tangisan kecil menggiring langkah kaki mereka. Nyonya Dara, Mami Cellia, Tika, Audrey dan Azalea datang dengan tangisan.
“Masss, gimana ? Gimana keadaan Ana ? “ tanya Mami Cellia dengan suara parau.
Papi Cakro menggeleng pelan. Chandra berjalan mendekati istrinya, dan langsung memeluknya dengan erat. Terdengar isakan Chandra yang terus mengatakan kata ‘maaf’.
Audrey membalas pelukan suaminya dengan erat membuat bocah kecil menatap keduanya dengan wajah cemberut.
“Lea nda diajak pelukan ? Lea juga sedih ini, “ kata Azalea membuat Tuan Maverley langsung meraih tubuh kecilnya dan mendudukan Azalea di atas pangkuannya.
“Hiks, “ Azalea menangis memeluk Tuan Maverley.
Sementara itu, Tuan Maverley mengelus punggung sempit cicitnya. Dia tidak bisa membayangkan jika Alana sampai kenapa-kenapa. Dia takut kehilangan cicitnya sehingga dia berjanji tidak akan lagi berdebat dengan duo cebol badak.
Tika menatap cemburu, dia jadi memikirkan perkataan sahabatnya yang menanyakan kapan dia memiliki kekasih dan menikah. Mengingat ucapan itu, membuat Tika menatap seseorang di sebelahnya.
“Cih, sok banget. Awas aja gue balas lu ! “ umpatnya dalam hati.
Beberapa menit kemudian,
Ceklek ! Pintu ruangan UGD terbuka. Dokter yang memeriksa keadaan Alana keluar bersamaan dengan beberapa suster yang mendorong brankar Alana.
“Ana, “ Audrey segera mendekati brankar putrinya begitu juga dengan yang lainnya. Sedangkan Dokter yang memeriksa Alana tengah mengobrol dengan Dokter Vincent mengenai keadaan Alana. Sementara suster dan rekannya mendorong brankar Alana menuju ruang VVIP.
*
*
*
*
*
“Apa kata dokter tadi, Vincent ? “ tanya Tuan Maverley kepada putra bungsunya.
Vincent adalah putra bungsu Tuan Maverley dan Nyonya Dara, adik dari Papi Cakro. Dia jarang pulang ke kediaman keluarganya dan memilih tinggal di sebuah apartemen bersama istri dan putrinya yang minggu depan akan melangsungkan pernikahan.
“Alana tidak apa-apa papi, hanya memar dan luka sobek yang kecil. Untungnya benturan di kepala Alana hanya gegar otak ringan. Jadi, tidaklah parah “Tuan Maverley dan lainnya menghela nafas lega.
Audrey yang sedari tadi mengamati putrinya Alana kini mengalihkan pandangannya dimana Azalea tertidur digendong Papi Cakro.
“Papi, maaf. Tolong baringkan Lea di sebelah Ana saja. Kasihan, papi keberatan gendong Ana, “ kata Audrey tak enak.
Papi Cakro merasa lelah sehingga dia mengangguk dan merebahkan Azalea di sebelah Alana. Wajah damai keduanya membuat semua orang di sana merasa tenang.
Tiba-tiba, Chandra mengajak papinya dan asistennya Rafael untuk pergi ke kediaman Robert. Mereka ingin meminta pertanggung jawabkan atas apa yang sudah dilakukan oleh Aruna. Bahkan Chandra sangat kaget saat mengetahui Aruna ada anak kandung rekan bisnisnya yang tak lain adalah Tuan Robert.
Tuan Maverley memilih untuk menjaga kedua cicitnya, dia sama sekali tidak bergeser dari kursi yang dekat brankar. Menolak berbagai cara agar tetap dekat dengan cebol badak.
“Cepatlah sembuh, bubu akan ajak kalian berdua jalan-jalan. Kita habiskan uang bubu mu ini. Nggak papa habis, nanti papi kalian bisa ngehasilin lagi, kita yang menikmati“ ucapnya dalam hati.
*
*
*
Sementara itu, di sisi lain seorang wanita tersenyum puas saat mendengar jika salah satu cucu orang terkaya masuk rumah sakit karena ulah Aruna.
Dia tersenyum menyeramkan, merasa awal dari rencananya untuk balas d3nd4m berjalan dengan lancar. Dia akan memastikan kedepannya akan lebih menyenangkan dari hari ini.
“Kalian akan merasakan apa yang aku rasakan saat kalian berdua terang-terangan menolak rasa cintaku !! “ katanya dan tertawa keras.
“Putriku, akan aku pastikan kamu akan menjadi menantu di keluarga mereka ! Tidak akan ada yang boleh menolakmu seperti apa yang mereka lakukan kepadaku dahulu ! “
“Kebahagiaanmu, biar mama yang atur ! “ katanya pelan menatap bingkai foto putrinya. Lalu mengusapnya dengan sayang.
Sedangkan itu, Ayah Robert menatap datar putrinya yang terus memberontak saat tahu dirinya kembali berada di rumah sakit jiwa. Bunda Ara, menatap sedih tapi tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
“Ayo, kita pulang ! Biarkan dia di sini, “ ajak Ayah Roberto menulikan telinganya saat Aruna berteriak memanggil mereka.
Bunda Ara terdiam, berat rasanya meninggalkan Aruna di sini. Bagaimana pun Aruna adalah putri kandungnya yang hilang dua puluh sembilan tahun.
“Maafkan bunda, “
Mobil yang membawa keduanya meninggalkan halaman rumah sakit. Tatapan Bunda Ara begitu sedih, namun tak bisa dipungkiri lagi dia sangat merindukan putrinya.
Sepanjang perjalanan menuju kediaman mereka, Ayah Robert dan Bunda Ara diam dengan pikiran masing-masing. Tatapan Ayah Robert beralih menatap ponselnya yang bergetar, sebuah pesan masuk dari salah satu pengawalnya.
“Maafkan saya, demi putri saya yang asli saya rela mempertaruhkan kewarasanmu,”