WA 089520229628
Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.
Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Kenyataan Tentang Pak Kendra
Setelah kepergian Bima dan Mira dari kediaman Pak Kendra. Rumah ini terasa damai. Pak Kendra menarik lengan Sauza menaiki tangga untuk menuju kamar.
"Sayang, ayo," rayunya seraya menarik terus tangan Sauza. Sauza tidak menolak, ia mengikuti kemauan suaminya meskipun pada akhirnya harus berakhir seperti kemarin.
Setelah pintu kamar itu terkunci rapat-rapat, Pak Kendra kembali meraih pinggang Sauza dan membawanya ke atas ranjang. Sauza lagi-lagi tidak menolak, ia sudah pasrah meskipun hatinya belum hadir cinta.
Dengan penuh gairah, Pak Kendra sudah melabuhkan kecupan-kecupan di wajah dan bibir Sauza. Sauza pun akhirnya mau tidak mau memberikan perlawanan. Bahkan kini keduanya sudah sama-sama tidak sehelai benangpun, semua yang menempel di tubuh Sauza telah dilucuti dengan lihai oleh tangan Pak Kendra.
"Akhhhhh." Pak Kendra terlihat frustasi, lagi-lagi senjatanya tidak bisa ia gunakan. Sungguh aneh baginya, padahal gelora cinta di dadanya sudah menggebu-gebu bahkan siap tempur. Sauza menatap penuh iba, yang awalnya takut dan belum siap, kini justru sedih melihat Pak Kendra frustasi. Batin Sauza pun bertanya-tanya, kenapa dengan Pak Kendra. Kenapa diawal begitu menggebu. Namun saat akan eksekusi, justru melehoy. Dalam hati Sauza sedikit lega, meski demikian ia pun iba.
"Apakah harus gagal seperti kemarin? Lalu ada apa sebenarnya dengan Pak Kendra? Dia laki-laki gagah, tampan dan tenaganya saja kuat, lalu kenapa kekuatan itu hilang seketika saat akan eksekusi?" Sauza benar-benar tidak habis pikir.
"Sayang kita coba lagi," ujarnya penuh harap. Kembali Sauza memberi sebuah rangsangan layaknya seorang istri pada suami. Namun lagi-lagi kegagalan harus terjadi pada Pak Kendra, dia putus asa dan membanting tubuhnya di ranjang dengan kecewa.
"Akhhhh. Ada apa ini? Kenapa dengan diriku?" desisnya tidak percaya. Sauza tidak tega, dengan tubuh ditutup selimut, ia hampiri suaminya yang kecewa lalu dibelainya penuh kasih sayang.
"Mungkin Mas Kendra kelelahan, Mas jangan stres. Biarkan masalah yang sudah lewat berlalu begitu saja. Kita bebaskan, jangan jadi beban," hibur Sauza benar-benar tulus dari hati.
"Tapi, Sayang, aku heran kenapa dengan diriku ini? Aku tidak merasa kelelahan atau stres. Kamu bisa lihat sendiri betapa aku menggebu-gebunya tadi ataupun kemarin. Tapi, kenapa harus berakhir seperti ini?" tukasnya mempertanyakan keadaannya yang begitu aneh ini.
"Mas Kendra jangan menyerah atau putus asa, ada cara yang bisa mengatasi masalah ini. Kita berobat. Kita cari pengobatan di dalam maupun di luar negeri yang bisa menyembuhkan semua ini. Za, yakin, apa yang dialami Mas Kendra, bisa sembuh. Ayolah, jangan bersedih seperti itu. Untuk sementara, masih ada cara lain yang bisa membuat Mas Kendra melayang-layang," hibur Sauza genit.
Dengan penuh semangat, Sauza melakukan kewajibannya sebagai istri, seperti apa yang ia lakukan kemarin. Yang penting baginya, Pak Kendra puas. Walaupun dirinya sama sekali tidak mendapatkan kepuasan batin apa-apa. Sauza ikhlas, diapun berjanji, akan mengajak suaminya berobat pada dokter yang benar-benar handal dan bisa menyembuhkan keluhan yang dialami suaminya.
Setelahnya, Sauza tetap melakukan mandi wajib, meskipun dirinya tidak disentuh secara langsung oleh suaminya. Sepanjang di kamar mandi, Sauza belum berhenti memikirkan kenapa dengan suaminya, ini benar-benar aneh.
Sementara Pak Kendra, terbaring lemas setelah diberikan sebuah kenyamanan yang melayang-layang oleh Sauza, meskipun dengan cara lain yang berbeda dengan yang biasa suami istri lakukan.
Tidak lama dari itu, Pak Kendra bangkit lalu terduduk di ranjang. Ia merenungi kembali kejadian dua kali yang dialaminya tiba-tiba ini. Tiba-tiba, karena selama ditinggal oleh almarhumah istrinya, Pak Kendra benar-benar tidak berpikiran untuk nakal. Bahkan ketertarikannya pada perempuan seperti sirna begitu saja setelah ditinggal Bu Seli.
Namun, setelah bertemu Sauza, Pak Kendra jatuh cinta duluan, ia begitu menggebu-gebu. Seakan hasrat yang lama terpendam itu muncul kembali. Akan tetapi, setelah Sauza dinikahinya dan Pak Kendra meminta haknya, kejadian aneh menimpanya. Pak Kendra tidak bisa mengeksekusi senjatanya dengan benar, bahkan saat akan memasukinya, tiba-tiba miliknya melehoy.
"Apakah Seli tidak ikhlas kalau aku menikah lagi? Ahh, tidak mungkin. Seli sudah meninggal, tidak mungkin orang meninggal aku sangkut pautkan dengan keadaanku ini. Akhhhh." Pak Kendra memukul bantal yang tadi bekas kepalanya dengan sangat marah.
Sauza termenung bingung di kamar mandi, setelah ia selesai membersihkan dirinya. Ia berdiri menghadap cermin.
"Sampai kapan aku bertahan seperti ini? Tapi, aku harus berusaha menyembuhkan suamiku. Aku akan mengajak Pak Kendra berobat," batinnya penuh tekad.
Sauza segera menyudahi keberadaannya di kamar mandi setelah suara langkah kaki terdengar dari kamar. Sauza keluar dan melihat Pak Kendra sudah melilitkan handuknya di pinggang.
"Mas, masuklah," ujar Sauza sembari memberi ruang.
"Aku minta maaf, Sayang. Aku tidak tahu kenapa aku seperti ini. Sejak almarhum istriku meninggal, aku tidak pernah tertarik dengan perempuan manapun. Namun ketika melihatmu, perasaan cinta itu kembali tumbuh sehingga aku ingin memilikimu. Tapi aku tidak tahu, kenapa aku seperti ini. Gelora cintaku begitu membara padamu, tapi aku tidak menyangka kalau aku tidak bisa memuaskanmu," sesal Pak Kendra menyinggung hal tadi.
"Sudah Mas, jangan terlalu dipikirkan. Za, tidak apa-apa. Sekarang sebaiknya Mas Kendra bersihkan diri dulu. Setelah itu baru kita beranjak tidur dan merenda mimpi," bujuk Sauza berusaha membesarkan hati suaminya.
Pagipun menjelang, Sauza dan Pak Kendra kini sudah berada di meja makan. Mereka sarapan dengan bahagia pagi ini, seolah tidak terjadi hal yang aneh-aneh sebelumnya. Mereka benar-benar melupakan kegagalan tadi malam dan kemarin. Mereka justru terlihat sangat romantis. Sauza dan Pak Kendra sarapan saling suap-suapan layaknya suami istri yang bahagia tanpa masalah, layaknya pengantin baru.
Kebersamaan mereka dan tingkah bahagia mereka, disaksikan para pelayan di rumah itu. Mereka turut bahagia dengan keadaan ini.
"Lihat tuan kita, dia sangat bahagia memiliki istri seperti Nyonya Sauza. Ternyata perempuan muda itu begitu baik dan sangat mencintai tuan kita. Mudah-mudahan mereka segera diberi momongan, agar rumah ini ramai," harap Bi Ijum salah satu pelayan di rumah ini kepada pelayan yang lainnya.
"Sayang, hari ini aku akan ke restoran. Apakah kamu akan ke restoran juga?" beritahu Pak Kendra setelah ia menyelesaikan sarapan paginya.
"Iya, Mas. Aku ikut. Aku juga sudah kangen dengan suasana restoran."
"Baiklah, sebaiknya kita siap-siap dulu." Sauza dan Pak Kendra sepakat hari ini akan ke restoran. Pak Kendra juga akan sekalian memperkenalkan Sauza pada karyawan yang lain. Setelah itu rencananya Pak Kendra akan ke perusahaan dan sekalian mengajak Sauza. Karena perusahaan itu sebenarnya akan ia limpahkan pada Sauza sebagai CEO.
kenapa bisa seperti itu???
lebih baik berobat pak Kendra...
🤣🤣🤣🤣
Mira kau tak berkaca siapa dirimu, berapa lama jadi simpanan Bima, sebelum hamil kau dengan siapa?
Ukur baju orang lain jangan dengan ukuran tubuhmu, ya! Kau ingin memanasi Sauza, kan. Kutunggu, dengan setia.