WA 089520229628
Sebuah kisah tentang seorang istri yang dikhianati suami juga sahabat baiknya sendiri. Yuk mampir biar karya ini ramai kayak pasar global.
Karya ini merupakan karya Author di akun lain, yang gagal retensi. Dan kini Author alihkan di akun Hasna_Ramarta. Jadi, jika kalian pernah membaca dan merasa kisahnya sama, mungkin itu karya saya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 CEO Kendra Corporation Yang Baru
Setelah dari restoran, Pak Kendra membawa Sauza ke perusahaan miliknya. Sauza cukup terkejut, soalnya tanpa ia ketahui, ia didapuk atau diangkat menjadi CEO perusahaan Kendra Corporation.
"Apa, CEO Kendra Corporation?" Sauza ternganga tidak percaya bahwa perusahaan Kendra Corp yang ternyata milik suaminya, melimpahkan tanggung jawab sebagai CEO terhadap dirinya.
"Mas, apakah tidak salah memilih aku sebagai CEO? Aku belum banyak pengalaman di bidang industri barang seperti ini," ujar Sauza merasa tidak yakin dengan kemampuannya.
"Tenang saja Sayang, ada aku di belakangmu yang membantumu. Jadi, kamu tidak perlu takut atau khawatir tidak bisa menghandle perusahaan ini," bujuk Pak Kendra seraya merangkul Sauza dengan mesra.
Dan hari itu juga, Kendra Corporation kini memiliki CEO baru. Yaitu seorang perempuan masih muda dan cantik.
Kendra Corporation merupakan sebuah perusahaan besar di Indonesia, yang memproduksi pelumas terbaik dan terlaris di wilayah Indonesia bahkan Asia Tenggara.
Pak Kendra segera mengumpulkan tim direksi dan jajarannya untuk melaksanakan rapat terbatas. Dengan tujuan mengumumkan CEO baru Kendra Corp, sekaligus mengenalkan Sauza sebagai istri barunya.
Riuh tepuk tangan memenuhi ruangan ballroom perusahaan itu, sebagai kata sambutan selamat datang terhadap Sauza, sebagai istri maupun CEO Kendra Corp yang baru.
Sauza merasa tersanjung sekaligus terharu dengan perlakuan istimewa dari suaminya itu. Lelaki paruh baya itu mampu mengubur keterpurukan Sauza ke dalam jurang yang paling dalam, lalu kini diganti dengan kejayaan dan kebahagiaan yang melambung tinggi setinggi awan di angkasa.
Setelah diperkenalkan kepada semua karyawan dan seluruh staf direksi dan divisi, Sauza dibawa ke sebuah ruangan. Ruangan CEO yang cukup luas dan nyaman untuk Sauza. Sejenak Sauza merasa terkagum-kagum saat melihat seisi ruangan yang sangat indah dan estetik tiap sudut ruangannya.
"Sayang, ini ruangan milikmu. Sekarang jabatanmu sebagai CEO, jadi kamu berhak menempati ruangan ini. Beberapa hari yang lalu merupakan ruanganku. Akan tetapi, kini ruangan ini menjadi milikmu, karena sekarang tanggung jawab perusahaan ini berada di pundakmu," jelas Pak Kendra.
"Dalam menjalankan tugas sebagai CEO, kamu tidak perlu khawatir, sebab kamu akan dibantu oleh seorang Sekretaris," lanjut Pak Kendra seraya memanggil Sarah sebagai Sekretaris untuk Sauza. Sauza memperhatikan setiap ucapan yang dilontarkan suaminya.
"Sarah, tugas kamu sekarang membantu istri saya sebagai CEO baru perusahaan ini."
"Baik Pak, saya siap menjalankan perintah dari Bapak maupun dari Ibu Sauza," sahut Sarah menyanggupi. Setelah itu, Sarah kembali ke ruangannya. Setelah Sarah, kemudian Pak Kendra memanggil Manager, Direksi, serta beberapa staf dari berbagai divisi ke ruangan CEO.
Pak Kendra memberi sedikit briefing di hadapan mereka supaya ikut membantu Sauza sebagai CEO baru, meskipun sebetulnya Pak Kendra sendiri sanggup mengajari Sauza dalam masalah perusahaan. Akan tetapi semua staf, Manager, termasuk Direksi harus sama-sama terlibat dan dituntut kerja samanya dalam menjalankan perusahaan Kendra Corp, agar perusahaan ini tetap berdiri kokoh berkesinambungan, serta menjadi salah saru perusahaan industri pengadaan barang yang handal di seluruh Indonesia maupun Asia Tenggara.
Briefing selesai cukup menyita waktu 15 menit saja. Semua staf dan Manager serta Direksi bubar dan kembali ke ruangannya masing-masing.
Pak Kendra sangat lega melihat Sauza kini bisa menduduki singgasana Kendra Corporation.
"Hanya ini yang bisa aku berikan padamu Sayang, sebagai permintaan maafku terhadapmu, karena aku rupanya tidak mampu memberikan nafkah batin yang layak padamu. Aku minta maaf," batin Pak Kendra sedih dan seputus asa ini.
"Aku tidak tahu kenapa bisa seperti ini? Sementara ketika berdekatan atau melihat dirimu saja, jantung dan gejolak di dada ini selalu meronta sehingga hasratku seketika bergelora. Maafkan aku, karena aku hanya merepotkanmu, aku tidak bisa memberikanmu kepuasan sama sekali." Lagi-lagi Pak Kendra membatin dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Semoga perusahaan ini sedikit banyak bisa menghibur kesepian dan kesedihanmu. Akan aku perlihatkan pada orang-orang yang telah menyakitimu, bahwa kamu bisa berdiri tegak meskipun pernah dihancurkan oleh mereka," doa Pak Kendra mengakhiri renungannya di balik tembok ruangan yang kini ditempati Sauza sang istri.
Beberapa hari kemudian setelah Sauza diangkat menjadi CEO Kendra Corp, Sauza kini lebih banyak menghabiskan waktu di perusahaan dibandingkan di restoran, padahal ia sesekali merasa kangen dengan restoran, sebagai tempat pertamanya bekerja di kota Jakarta ini.
"Za, kangen dengan restoran. Sesekali boleh, ya, aku ke restoran, untuk melepas kangen di sana. Sebab restoran Selera Kita merupakan tempat pertama aku bekerja di kota Jakarta ini," ujar Sauza mengungkapkan rasa rindunya mengenang kembali restoran itu.
"Boleh, kamu boleh ke restoran itu, tapi tidak untuk bekerja. Akan tetapi hanya untuk makan romantis bersama suamimu ini," balas Pak Kendra mengabulkan keinginan Sauza, seraya mengecup kening Sauza penuh kasih sayang. Sauza kegirangan, dia membalas kecupan Pak Kendra dengan sebuah pelukan.
"Jalankan perusahaan ini dengan baik, Sayang. Aku tidak mau perusahaan ini jatuh pada orang yang licik ataupun ke tangan anakku. Mira selama ini memang mengincar perusahaan ini, tapi perusahaan ini sudah tidak ada bagian waris untuk Mira, sebab Mira sudah mendapat bagiannya baik dari almarhumah mamanya maupun dariku. Tapi, entah ke mana perginya harta yang pernah kami berikan untuk Mira," ujar Pak Kendra memberi mandat yang sebenarnya cukup berat untuk Sauza.
Sekilas wajah Pak Kendra terlihat sedih, seperti sedang mengenang sesuatu. Sauza sedikit merasa heran dengan ucapan yang dilontarkan suaminya barusan. Seperti ada sebuah kecemasan jika perusahaan ini jatuh ke tangan Mira.
"Separah itukah hilang kepercayaan Pak Kendra terhadap Mira? Baik kalau begitu, aku akan menjalankan perusahaan ini sebaik mungkin dan senantiasa berhati-hati dari orang-orang yang licik ataupun orang yang ingin menghancurkan perusahaan ini," tekad Sauza di dalam hati.
"Baik, Mas. Sauza akan menjalankan perusahaan ini dengan sebaik-baiknya." Sauza tersenyum seraya meraih jemari Pak Kendra dan menautkannya memberi kekuatan pada suaminya.
"Baiklah, aku akan ke ruanganku. Kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi aku dengan telpon kantor. Kodenya sudah ada di sana," ujar Pak Kendra mengarahkan Sauza untuk menghubunginya jika ada hal yang tidak ia pahami. Sauza mengangguk dan membiarkan suaminya beranjak dari ruangannya.
Setelah Pak Kendra keluar dari ruangannya, Sauza kembali duduk di kursi kebesarannya. Di atas meja ada sebuah berkas yang memang harus ia pelajari. Tapi kali ini Sauza bukan mempelajari berkas kerja sama, melainkan melihat deretan perusahaan yang akan bekerja sama dengan Kendra Corp.
"Fast Oil Group, Denso Corp, Jamal Corp, Kavilen Group ...." Dan ada beberapa perusahaan lain yang ikut tercatat sebagai calon perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan Kendra Corp.
"Jamal Corp dan Kavilen Group???" Dua perusahaan itu menjadi tanda tanya yang banyak di kepala Sauza. Dia seperti kenal dengan dua nama yang tidak asing lagi.
"Apakah nama perusahaan itu, milik Mas Jamal dan Papa Kavi?" tanyanya dalam hati.