NovelToon NovelToon
PELARIAN

PELARIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Sistem / Showbiz / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Noesantara Rizky

Dania dan Alvin menjalani pernikahan palsu, kebahagiaan mereka hanya untuk status di media sosial saja, pelarian adalah cara yang mereka pilih untuk bertahan, di saat keduanya tumbuh cinta dan ingin memperbaiki hubungan, Laksa menginginkan lebih dari sekedar pelarian Dania, dan mulai menguak satu demi satu rahasia kelam dan menyakitkan bagi keduanya,
Apakah Dania dan Alvin masih bisa mempertahankan rumah tangganya? Atau memilih untuk menjalin dunia baru?
Ikuti kisah cinta Dania dan Alvin yang seru dan menengangkan dalam cerita ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noesantara Rizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Posisi Nila Terancam

Nila masih belum beranjak dari tempat tidur, semua kejadian kemarin membuatnya sangat lelah, ingin rasanya hari ini bermalas-malasan saja, tetapi notifikasi undangan rapat dengan para pemegang saham muncul.

“Tumben amat sih, para pemegang saham ingin rapat segala,” kata Nila yang mulai mengumpulkan semangatnya dan bangkit dari tempat tidur.

Perempuan itu kembali mengambil handphone, melihat bagaimana media sosial bergeliat setelah klarifikasi tersebut. Angin ternyata bukan berpihak kepada dirinya, sorotan dari publik justru mengarah kepadanya dan Alvin.

Dari akun @infoterbaru memposting berita mengenai kebohongan klarifikasi tersebut, mereka mengunggah Alvin sedang bersama Nila yang tertangkap kamera CCTV di beberapa tempat.

Lain lagi akun @curiperhatian, merepost postingan Alvin beberapa minggu yang lalu, di mana posisi berdiri Nila dan Alvin bersebelahan, ada lagi pose yang sama di berbagai tempat berbeda.

Komentar netizen kembali bermunculan, mereka menyebut semua yang dipost itu adalah hoax, tetapi beberapa mengaku pernah melihat keduanya jalan bersama.

“Kenapa jadi begini sih?” Kata Nila yang perasaannya mulai tak nyaman, sulit untuk bernapas, dan kepalanya sedikit pusing.

Nila kemudian menghubungi sekretarisnya dan meminta rapat ditunda, namun para pemegang saham sudah mewanti-wanti kalau rapat harus dilaksanakan hari ini, mereka tak mau ada alasan.

“Jangan-Jangan mereka kemakan berita-berita sampah ini,” Kata Nila yang berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.

Perempuan itu mencoba untuk menenangkan diri dan berpikir bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Walau begitu, tubuhnya untuk berjalan sangat berat, seperti ada batu besar yang harus ia pikul.

“Ayo Nila, kamu bisa!” Kata perempuan itu yang kini mulai melaju menuju ke kantor.

Sementara itu, suasana kantor tampak ramai, para pemegang saham berjalan bak artis korea yang datang berkunjung, mereka saling berbisik mengenai pembahasan rapat kali ini, ada yang mengatakan, “Pokoknya harus ganti!”, terdengar pula suara, “Kinerjanya sangat baik, bagaimana kalau keputusan ini justru jadi boomerang,”

Bukan hanya para pemegang saham, beberapa karyawan tampak berkumpul menatap orang- orang penting tersebut, mereka bertanya satu sama lain, ada yang tahu, tetapi tidak sedikit pula menjadi bahan gosip.

“Katanya mau ada pimpinan baru,” kata salah seorang karyawan ke telinga karyawan lainnya,

“Masak…?” Jawabnya sambil mengernyitkan dahinya.

Suasana riuh itu tidak berlangsung lama, Nila datang dengan celana hitam, dan blazer warna hitam, serta tas merk brand lokal yang membuat penampilannya cantik luar biasa. Nila mencoba untuk tetap.tenang walau saat ini jantungnya seperti genderang, berdetak tak menentu.

Ruang rapat telah disiapkan sejak tadi pagi, satu gelas air putih dan camilan berupa kue sudah tersedia. Udara dingin langsung menyambut mereka, walau disertai dengan parfum aromatic, tetap saja memberikan perasaan tak nyaman bagi Nila.

Pemegang saham ada 5 orang, diantaranya ada lelaki paruh baya, 2 diantaranya masih muda usia 30an, dan dua lainnya perempuan. Mereka sudah duduk di tempat masing-masing, menatap Nila dengan wajah penuh keraguan.

“Baik, kita langsung saja mulai, kira-kira ada apa ya rapat sepagi ini?” Kata Nila yang memulai rapat tersebut.

“Begini Bu Nila, kami ingin mendengar langsung dari Ibu, soal pemberitaan kemarin,” Kata lelaki paruh baya yang menggunakan jas warna cokelat.

“Bukankah, sudah jelas ya, itu foto masa lalu, lalu apa.masalahnya?” kata Nila yang kakinya sulit untuk diam

“Kami mendengar kabar tak sedap dari klien mengenai berita tersebut,” Katanya lagi.

“Contohnya?” Tanya Nila mencoba memimpin keadaan.

“Ada beberapa klien ingin memutuskan kerja sama dengan kita,” Kata lelaki paruh baya yang menggunakan jas warna cokelat sambil minum airnya.

“Setahu saya belum ada yang seperti itu Pak,” Kata  Nila yang mulai menyilangkan kakinya.

Dua orang perempuan tampak saling berbisik, mereka sebenarnya mendukung keputusan penggantian, hanya saja tidak tahu siapa.yang harus menggantikan, sehingga sedari tadi hanya bisa kasak-kusuk tanpa mau berbicara.

“Ini masalah! Berita buruk itu akan berpengaruh ke kinerja perusahaan kita!” Kata Lelaki muda yang memakai kemeja batik.

“Maaf, Pak saya rasa bapak salah, kinerja perusahaan masih bagus, tidak ada penurunan saham juga!” Lawan Nila.

“Begini Bu Nila, kami mendengar ada proyek yang dibatalkan akibat pemberitaan ini.” Kata Lelaki paruh baya dengan jas cokelat.

“Kami tidak mau nanti merembet ke yang lain juga, “lanjutnya lagi.

“Mengenai pembatalan proyek memang benar, tetapi bukan karena berita ini,” Jawab Nila dengan nada cukup berat.

“Apapun alasannya kami ingin Anda mengundurkan diri!” Kata Lelaki jas cokelat.

“Tetapi, ini tidak adil dong pak! Saya sudah berjuang keras untuk perusahaan tetapi hanya karena berita seperti itu langsung di minta ganti?” Kata Nila

“Rasanya benar juga, pergantian pimpinan belum menjamin kinerja perusahaan akan lebih baik,” kata seorang perempuan yang mulai memberikan tanggapannya.

Rapat tersebut menjadi sangat alot, karena argumen masing-masing memberikan fakta kebenaran, apalagi kondisi perusahaan sedang dalam tren naik. Nila terus menonjolkan sisi tersebut agar posisinya sulit untuk digantikan.

“Baiklah begini saja, saya mau Ibu Nila memberikan klarifikasi ke publik agar semuanya jelas,” Kata lelaki muda menggunakan batik

“Maksud Bapak?” Tanya Nila yang matanya menyorot tajam.

“Ya bicara di depan publik kalau berita itu nggak benar, kalau tidak mau silahkan turun dari jabatan Anda,” kata lelaki itu lagi.

Dua perempuan kembali berbisik, kalau pemegang saham yang memakai batik itu memang tidak suka dengan Nila karena dia ingin memasukkan orang kepercayaannya diperusahaan ini. Berita itu memang sudah santer terdengar

“Pak, berita itu urusan pribadi saya, kenapa harus disangkut pautkan dengan urusan bisnis, bapak mau tanggung jawab kalau saya diganti performa menurun!” Kata Nila mencoba memegang kendali.

“Terserah Ibu, yang jelas kami sepakat untuk memberi waktu Ibu dua minggu,” Kata Lelaki berjas cokelat yang setelahnya mengirim pesan kepada Laksa, dan meminta lelaki itu memenuhi janjinya.

Rapat tersebut berakhir, di mana Nila diberi waktu dua minggu untuk memberikan klarifikasi. Perempuan itu sendiri sulit menolak karena keputusannya sudah bulat, alasan apapun sulit membatalkan hasil itu.

Semua pemegang saham meninggalkan ruang rapat. Nila masih disana, memegang kepalanya, dia tak habis pikir dengan keputusan itu, “ Kenapa masalahnya jadi rumit begini sih?”

Perempuan itu mulai panik dan berpikir ada dalang di balik semua ini, karena semuanya terasa janggal kalau dibilang kebetulan. Nila mencoba menelpon Alvin, karena teringat kejadian semalam hanya saja lelaki itu tidak mengangkat teleponnya, bahkan saat dia mengirim pesan, lelaki itu masih belum membalas walau sudah ditunggu selama lima menit.

“Ini lagi, kenapa ditelepon nggak jawab sih?” Geram Nila yang membanting handphonenya ke meja.

Hasil rapat menyebar dengan cepat, sepertinya setiap dinding itu mempunyai mata, telinga, dan mulut untuk berbicara. Seluruh kantor mengetahui keputusan itu, seperti biasa mereka membicarakannya di berbagai kesempatan.

Ada yang di dalam lift, pantry, ruang kerja, bahkan saat makan siang dan pulang. Beberapa grup whatsapp di berbagai divisi juga ikut membicarakannya, bahkan lebih menyasar ke arah pribadi yang membuat posisi Nila di perusahaan itu terancam.

1
Ratih15
Seruu bangett kak ceritanya sukakk, semangat updetnyaa yaa kak. kalau boleh dibantu juga komen dan likenya di cerita aku "Cinta Dalam Dosa". Saling support yuk kak terimakasih 🥰❤
Noesantara Rizky: Alhamdulillah kak
oke siap nanti di gas lah
total 1 replies
Alida
Ngakak terus!
Noesantara Rizky: ngakak kenapa kak?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!