Spin Off ANAK GENIUS: MENGANDUNG BENIH PRIA ASING. Sebelum membaca novel ini, silakan baca terlebih dahulu Novel S1 nya. Agar nyambung dan mengerti 🤗 Jangan lupa tap subscribe, tombol like, dan ulasan bintang 5 nya ♥️
*
Menikah adalah hal yang diinginkan oleh semua orang, begitu pun dengan Deana, dia sangat bahagia karena hari pernikahannya telah ditetapkan. Namun, siapa sangka jika calon suaminya malah berselingkuh di belakangnya tepat di hari ulang tahun kekasihnya itu sendiri.
Di saat sedang patah hati, seorang pria dewasa mampu meluluhkan hati Deana Pamungkas . Deana bisa move on karena pria itu, tetapi sebuah kenyataan terungkap jika pria itu adalah seorang duda.
Apakah Deana masih tertarik dengan duda tersebut dan dia tetap dalam tujuan utamanya?
Yuk simak kelanjutannya 🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Menyambut Deana
Deana pulang dari rumah sakit, disambut hangat oleh keluarga. Maheer membawanya pulang dengan mobil mewah, tak lupa membawakan bunga dan hadiah.
"Selamat datang!" sorak mereka semua yang menyambut Deana dia depan pintu rumah.
Deana terharu, dirinya membekap mulutnya sendiri. Sungguh sangat beruntung berada di tengah-tengah mereka yang sangat menyayanginya. Mata Deana terhenti di Al dan Anjani, kedua orangtuanya juga ada disana.
"Mama, Papa," Deana menghambur ke dalam pelukan kedua orangtuanya. "Aku sangat merindukan kalian." ucapnya menangis.
"Sayang, kenapa semuanya bisa terjadi? Kamu, kamu baik-baik saja kan? Mama khawatir, Nak." Anjani memeluk Putrinya dengan erat.
"Maaf karena Deana sudah membuat Mama dan Papa khawatir." ucapnya melerai pelukan.
Al menghapus air mata yang mengalir di pipi putrinya. "Kamu harus jaga kesehatanmu, Nak. Jangan sampai pekerjaan membuatmu lalai dalam mengurus pola makan."
Deana mengangguk. Dirinya menoleh ke arah Maheer, lalu mendekati pria itu dan menariknya ke arah Anjani dan Al.
"Ma, Pa, perkenalkan, dia Maheer. Calon suami Deana."
Maheer tersenyum ramah, dia menunduk hormat.
Wajah Al terlihat datar, sementara Anjani langsung membalas senyuman Maheer.
"Kamu yakin kalau dia ini pantas menjadi suamimu, Nak?"
Deana melirik Papanya dan Maheer secara bergantian. "Tentu, Pa. Mahi pria yang sangat baik, bertanggungjawab, dan pastinya tidak sama seperti Malik. Bahkan dia memiliki seorang anak yang imut sekali."
"Anak?" tanya Al dan Anjani bersamaan.
"Ya, Pa. Mahi dan istrinya sudah berpisah. Nasib kami sama, hanya saja Maheer ditinggal lari oleh istrinya disaat putrinya masih sangat kecil."
Al meminta mereka semua untuk masuk ke dalam rumah Anaya, mereka akan bicara di dalam agar tidak terdengar oleh tetangga.
Mereka semua masuk ke dalam rumah, menikmati suasana hangat dan nyaman. Al dan Anjani duduk di sofa, memandang Maheer dengan rasa ingin tahu.
"Maheer, ceritakan tentang dirimu dan putrimu," kata Al.
Maheer tersenyum. "Saya memiliki putri bernama Emily, usianya sekarang tujuh tahun. Istri saya meninggalkan kami saat Emily berusia dua tahun."
Anjani menatap Maheer dengan simpati. "Pasti sangat sulit bagimu membagi waktu antara pekerjaan dan merawat Emily. Bagaimana kamu menghadapi kesulitan itu?"
Maheer mengambil napas dalam-dalam. "Saya berusaha menjadi Ayah yang baik dan memberikan kehidupan terbaik untuk Emily."
Deana memegang tangan Maheer. "Ma, Pa, De yakin kalau Maheer adalah pilihan yang tepat."
Al dan Anjani saling menatap, kemudian tersenyum.
Al dan Anjani saling menatap, kemudian tersenyum.
"Baiklah, Nak," kata Al. "Kami menerima Maheer sebagai calon suamimu. Tapi, kami ingin mengenalnya lebih dekat."
Anjani menambahkan, "Kami ingin tahu lebih tentang latar belakangnya dan bagaimana dia menghadapi kesulitan."
Maheer tersenyum. "Saya siap menjawab pertanyaan Om dan Tante."
Deana gembira. "Terima kasih, Ma! Pa!"
Al dan Anjani memandang Maheer dengan rasa penasaran.
"Maheer, bagaimana hubunganmu dengan Emily?" tanya Anjani.
Maheer tersenyum. "Emily adalah segalanya bagiku. Saya berusaha menjadi Ayah yang baik dan memberikan kehidupan terbaik untuknya."
Al bertanya, "Bagaimana kamu menghadapi kesulitan sebagai ayah tunggal?"
Maheer menjawab, "Saya belajar banyak dari pengalaman itu. Saya menjadi lebih sabar, bijak, dan menghargai waktu bersama Emily."
Deana menambahkan, "Ma, Pa, Mahi sangat baik dan perhatian terhadap Emily. De sudah melihatnya sendiri."
Anjani tersenyum. "Itu bagus. Kami ingin Emily merasa nyaman dan bahagia melihat kalian bersama. De, jika menurut kamu Maheer adalah pilihan yang terbaik, maka Mama dan Papa merestui hubungan kalian, kami akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."
Deana tersenyum lega begitupun dengan Maheer.
Maheer tersenyum hangat. "Emily suka sekali bermain piano dan menyanyi. Kami sering bernyanyi bersama di rumah. Dia juga suka menggambar dan membuat kerajinan tangan."
Anjani tertarik. "Wah, bakatnya mirip dengan Deana!" ucapnya gembira karena bisa melihat Deana kecil lewat Emily.
Al menambahkan, "Bagus sekali. Kegiatan itu dapat membantu Emily berkembang."
Deana gembira. "Aku ingin melihat Emily bernyanyi!"
Maheer mengangguk. "Aku akan mengajaknya ke sini minggu depan agar Om dan Tante bisa bertemu dengannya secara langsung."
"Tentu, Nak. Kami akan menginap lebih lama disini." sahut Anjani bersemangat untuk bertemu dengan calon cucunya.
BERSAMBUNG
selamat jadian ya maheer deana 🥰
PR besar nih buat deana utk taklukin emily,apa lagi klo emily sdh dihasut si nenek sihir debby
kalah cepat dong si fahri