Han Yu, yang dianggap berbakat kini di anggap sia sia setelah membangkitkan akar elemen petir bintang satu dan Spirit War batu retak warna putih. Membuat dirinya menjadi bahan ejekan banyak orang.
Namun, saat batu itu berubah menjadi energi yang memasuki tubuhnya, Han Yu merasakan pencerahan tentang kekuatan luar biasa dari Spirit War batu retak satu langkah menempuh jutaan mil, satu lambaian menghancurkan planet, dan satu pukulan membakar musuh.
Setelah tersadar, Han Yu tertawa bahagia, "Aku akan menjadi Dewa Perang tak terkalahkan!" Namun, orang-orang hanya bisa berkata dengan iba, "Kasihan, seorang jenius yang kini menjadi gila."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Han Yu Vs Beastcaller
Bab 18. Han Yu Vs Beastcaller
Di sebuah gua yang luas dan gelap, terdapat seekor monster yang menyerupai gorila. Namun, tubuhnya lebih ramping dan memiliki dua tanduk di kepalanya.
Yang membuatnya tampak aneh adalah perbedaan mencolok dibandingkan monster gorila pada umumnya. Punggungnya dihiasi sirip seperti sirip ikan, begitu pula dengan lengannya. Selain itu, seluruh tubuhnya dilapisi kulit tebal berwarna putih menyerupai armor perak, seolah berfungsi sebagai perlindungan mutlak yang mencegahnya dari cedera sekecil apa pun. Kuku-kukunya tajam bak cakar elang—sekali ayunan, bisa dipastikan tubuh targetnya akan terkoyak dan tercabik-cabik.
Monster itu tidak lain adalah Beastcaller, makhluk yang selama beberapa hari terakhir telah mengendalikan para monster beruang untuk menciptakan kekacauan di desa—tempat Han Yu menjalankan misinya.
Saat ini, Beastcaller tengah diliputi amarah setelah Han Yu berhasil membunuh Raja Beruang, salah satu boneka terkuatnya.
Bagi monster ini, Raja Beruang hanyalah boneka yang bisa ia mainkan sesuka hati. Kehancuran boneka itu di tangan orang lain membuatnya murka.
Namun, di balik amarahnya, Beastcaller mulai merasakan krisis. Manusia yang tadinya ia anggap lemah dan remeh ternyata memiliki kekuatan luar biasa. Bahkan, pria itu mampu memanggil sosok Naga Guntur Biru—makhluk yang auranya saja sudah cukup untuk membuat jantungnya bergetar ketakutan.
Mau tak mau, ia harus mengakui satu hal: jika kekuatan mengerikan itu menyasar padanya nya, meskipun selamat, tubuhnya pasti akan terluka parah. Dan jika luka itu terlalu dalam, cepat atau lambat, ia akan mati.
Monster itu bisa melihat naga tersebut karena saat mengendalikan Raja Beruang, kesadarannya secara otomatis terbagi dengannya, meskipun jarak mereka sangat jauh.
Dengan pemahaman ini, Beastcaller memutuskan untuk membawa pasukan yang lebih besar dan berencana membunuh manusia itu sebelum ia menjadi ancaman di kemudian hari.
Beastcaller berkata dengan suara berat dan dalam,
"Huh! Sepertinya aku telah meremehkan manusia itu. Jika dibiarkan, dia bisa menjadi ancaman. Karena itu, aku akan mengontrol lebih banyak monster dan menyerang desa itu. Dan jika dia masih bertahan... aku sendiri yang akan membunuhnya."
Tatapannya dipenuhi niat membunuh.
Tidak bisa dipungkiri, kehadiran manusia itu benar-benar mengganggu pasokan makanan yang selama ini diterimanya.
Ya, selama ini, dia mengendalikan monster beruang untuk mengamuk, membunuh, dan membawa mayat penduduk desa sebagai santapannya. Dengan terbunuhnya para monster beruang, itu berarti dia kehilangan pasukan yang bertugas mengangkut makanan untuknya. Hal ini membuatnya sangat marah. Para pelayan setianya kini telah mati.
Namun, ada satu hal yang tidak diketahui oleh Beastcaller—gua tempatnya bersembunyi telah ditemukan oleh manusia yang sebelumnya ia remehkan.
Dan saat ini, manusia itu sedang dalam perjalanan untuk menemuinya.
Saat ini, Han Yu melesat ke arah yang sudah ditentukan, gua tempat Beastcaller berada.
Dia telah membulatkan tekad untuk menyerang terlebih dahulu sebelum monster itu datang dengan pasukannya. Dengan terobosannya ke ranah evolusi tubuh level 5 dan kemampuannya dalam ilmu pedang, dia yakin bisa mengalahkan monster tersebut. Ditambah lagi, dia telah berhasil menggabungkan ilmu pedangnya dengan Domain Ruang dan Waktu, menciptakan kemampuan yang mengerikan. Atau lebih tepatnya, itu bisa disebut sebagai Domain Pedang miliknya.
Han Yu sudah lama ingin menebas kepala monster itu dengan tangannya sendiri, karena dia sudah sangat jengah dengan kelakuan monster itu yang mempermainkan nyawa makhluk hidup seperti mainan. Makhluk seperti itu benar-benar tidak layak hidup di dunia ini. Jika dibiarkan berkembang, ia akan menjadi bencana berjalan yang suatu saat akan menimbulkan bahaya tidak hanya bagi ras monster, tetapi juga ras manusia.
Merasa kecepatannya masih kurang, Han Yu segera mengaktifkan 500 jalur meridian dalam tubuhnya. Seketika itu juga, 500 jalur meridian tersebut menyala dengan terang, membentuk pola yang mirip dengan bintang-bintang di langit. Spirit War Batu Biru muncul di belakang punggungnya, bersinar terang dan berubah menjadi segumpal energi yang menyelimuti tubuhnya. Armor batu biru yang berkilau seperti kristal pun terbentuk, di saat sama petir biru juga berderak dengan liar menyelimuti tubuhnya.
Bahkan, armornya menciptakan fluktuasi energi yang menyebabkan udara di sekitarnya terdistorsi, membuat area sekitar bergetar. Tidak hanya itu, energi petir yang terakumulasi dalam armornya mampu meledakkan bebatuan kecil di sekitarnya hingga menjadi abu dalam sekejap.
Saat dia melesat dengan kecepatan tinggi, seolah-olah di sekelilingnya terbentuk pusaran badai petir yang membawa kerusakan di sepanjang jalan, meski skala kerusakan tersebut kecil karena dia belum mengerahkan kekuatannya sepenuhnya. Semua itu murni berasal dari sifat alami kekuatan elemen petir, yang kini kualitasnya telah meningkat.
Han Yu bisa merasakan resonansi elemen petir yang mengalir melalui armornya. Hal ini memungkinkan dia untuk mengontrol dan mengendalikan elemen petir dengan lebih sempurna daripada sebelumnya.
Pedang Sembilan Penjuru miliknya kini diselimuti oleh petir biru yang sangat kuat. Setiap tebasannya mampu menghancurkan dan membakar objek hingga menjadi abu, jika objek itu lemah. Jika objek tersebut memiliki ketahanan yang lebih tinggi, meskipun tidak menjadi abu, objek itu pasti akan mengalami kerusakan fatal. Untuk benda mati, tentu saja. Namun, untuk makhluk hidup, tebasan itu bisa menyebabkan luka parah, bahkan mengarah pada kematian.
Selain itu, berkat semangat bela diri dan pencerahan dalam hati pedangnya, Han Yu dapat menciptakan seratus energi pedang dengan satu pikiran.
Hal ini memungkinkan Han Yu untuk mengendalikan dan mengarahkan energi pedang ke segala arah. Energi pedang itu seolah-olah hidup, membantu Han Yu menebas musuh-musuhnya dengan presisi dan kekuatan yang luar biasa.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan satu setengah jam, Han Yu tiba di sebuah gua yang sangat besar.
Dari arah luar, dia bisa merasakan aura yang sangat familiar seperti yang dia rasakan terakhir kali saat melawan Raja Beruang. Dan tidak lain, ini adalah aura dari monster Beastcaller.
Sementara itu di dalam gua, Beastcaller yang saat ini sedang duduk bermeditasi dan memejamkan matanya, tiba-tiba langsung membukanya. Perlu diketahui, bagi seekor monster yang memiliki level tinggi, mereka memiliki cara khusus tersendiri untuk berkultivasi, menyerap energi Qi dari langit dan bumi, serta meningkatkan kekuatan mereka.
Kembali Ke Cerita.
Saat ini, mata monster menyipit dengan tajam, karena dia merasakan aura dari seorang manusia yang sangat familiar. Aura dari seorang manusia yang tidak akan pernah dia lupakan.
Detik berikutnya, aura membunuh yang sangat luar biasa meletus dari dalam tubuhnya. Matanya sangat tajam, penuh oleh api amarah yang seolah bisa membakar lawannya hidup-hidup.
Dia segera bangkit dari duduknya. Kekuatan dari seekor monster level 6 tahap menengah langsung menyebar dengan liar di area sekitarnya. Auranya bahkan membuat area sekitar bergetar hebat, terdistorsi oleh tekanan yang begitu dahsyat.
Niat membunuh yang dikeluarkannya bahkan membuat hewan-hewan berlevel rendah yang ada di sekitarnya gemetar ketakutan, karena itu menyebar sampai keluar gua.
Di sisi luar, Han Yu yang merasakan kekuatan dari monster yang ada di dalam seketika raut wajahnya langsung berubah sangat serius. Dia tahu jika yang dia lawan kali ini adalah monster dengan level yang sangat tinggi.
Dan pasti tidak akan mudah untuk membunuhnya. Namun, tidak ada rasa takut sedikit pun yang ada di matanya, yang ada hanyalah semangat juang yang semakin berkobar di dalam hatinya dan tekadnya menjadi semakin membaja untuk mengalahkan monster tersebut.
Han Yu bergumam pada dirinya sendiri.
"Meskipun monster ini ada di level 6 dan auranya sangat kuat, lalu kenapa?"
Kata-kata itu terus menggema di dalam pikirannya. Dirinya yang beberapa hari ini terus tumbuh dalam pertarungan hidup dan mati telah mengubah temperamennya menjadi 180 derajat.
Dan mentalnya saat menghadapi musuh yang lebih kuat, bukannya takut, namun malah semakin menjadi-jadi. Dia menganggap lawan kuat tersebut sebagai batu loncatan baginya untuk melampaui batas kekuatannya.
Tidak ada guru lain yang lebih berharga kecuali pengalaman. Hanya dengan pengalaman, dia bisa mengerti di mana titik lemahnya. Hanya dengan pengalaman, dia bisa tumbuh dan berkembang. Hanya dengan pengalaman, dia bisa menentukan sikap saat menghadapi cobaan yang lebih besar.
semangat terus kak author, semoga sehat selalu, biar bisa up terus💪🏻💪🏻💪🏻