Bagaimana jika awalnya cowok yang mencintaimu secara ugal-ugalan, Tiba-tiba seperti orang yang asing, seperti keindahan senja yang hilang ditelan gelapnya malam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon My. dark, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rindu Langit
"Apa lagi sih maa... Aku belum lapar.. " Ucap Aura sedikit ketus terhadap mamanya. Melihat mamanya berdiri didepan pintu dan membawa sebuah nampan yang berisi sepiring makanan dan minuman untuk Aura.
"Boleh mama masuk" Ucap Maharani, yang saat ini nyelonong masuk kekamar Aura, walaupun belum dapat persetujuan dari pemilik kamar tersebut. Setelah meletakkan nampan diatas meja, Maharani duduk di sofa yang ada dikamar Aura.
"Sini duduk, " Singkatnya dan menepuk tempat kosong di sampingnya, sebagai tanda mempersilahkan Aura duduk disampingnya.
Dengan wajah datarnya Aura menurut dan melakukan perintah mamanya untuk duduk disamping Maharani tanpa sepatah kata yang dia ucapkan.
"Mama sudah bilang ke Tante Melisa tentang batalnya perjodohan kalian, setelah mama jelaskan mereka setuju dengan semua keputusan ini, dan mereka berfikir ini yang terbaik untuk sementara waktu. " Jelas Maharani tanpa bantahan Ataupun penolakan dari Aura.
"Terserah mama, bukannya tugasku hanya nurut dengan mama yang egois, kemarin aku mati matian nolak mama kekeh dengan perjodohan ini, giliran aku udah bisa nerima mama batalin, kenapa? Karena Cakrawala sudah membaik, dan banyak donatur? Aku anak mama atau barang jaminan sih?" Protes Aura dan hanya mendapat hembusan nafas yang berat dari Maharani.
"Maafin mama sayang, jika menurutmu mama egois, tapi ini demi kebaikanmu juga, demi masa depanmu yang harus dijaga. " Kini raut muka bersalah Maharani tercetak jelas yang terlihat dari tatapan matanya. Kini dia telah bangkit dari tempat duduknya lalu keluar dari kamar Aura.
*
*
*
Pagi itu Aura memulai aktivitasnya seperti biasa, dia pergi kesekolah yang biasanya dengan senyuman ceria kini wajahnya hanya ditekuk masam. Apalagi setelah mengetahui Langit tidak ada disekolah dan tidak mengabarinya sama sekali.
Kini jam istirahat telah berbunyi, tetapi Aura samasekali tidak bangkit dari duduknya, dia membuka ponselnya membuka room chat bersama Langit yang masih kosong sejak kemarin.
Apa dia marah gara-gara aku abaikan pangilannya kemarin. Batin Aura lalu menekan tombol hijau untuk menelfon Langit tapi tak kunjung mendapatkan jawaban, hingga dia mengulangi kembali memencet tombol pangilan.
"Hallo... Ada apa??" Jawaban dari sebrang yang terdengar sangat berisik.
"Kamu dimana? Bolos...??" Tanya Aura
"Kerja ada pemotretan,,, ya udah aku mau take dulu, bye... " Lalu Langit memutuskan secara sepihak.
*
*
*
Kini hari hari berlalu, hubungan Langit dan Aura pun semakin renggang, karena akhir akhir ini mereka jarang ketemu, dan saat disekolah mereka jarang ketemu, karena Langit sibuk mengejar semua tugas yang tertinggal selama dia ikut pemotretan, bahkan jadwal ketemu mereka selalu bertabrakan dan kurang seminggu lagi mereka melakukan ujian akhir sekolah.
Yahhh kini Aura merasa bahwa dirinya menjadi sebuah bayang bayang semu bagi Langit, sebuah bayangan yang tersingkir oleh kehidupan yang terlalu berlalu lalang, waktunya seperti terhenti disuatu titik dimana dia berdiri sendiri ditengah keramaian, sedangkan Langit yang terus berjalan dalam tanpa menolehnya kembali.
"LANGIITTT GUE RINDU....!!!! Suara itu hanya mengema didinding hatinya yang paling dalam, pandangannya kini ikut menyapu jauh dimana pundak yang selalu dia rindukan sedikit demi sedikit mulai menghilang ditelan kerumunan.
.
.
.
"Lang Lo nggak capek apa tiap hari gini??" Ucap Albert yang merasa kawatir terhadap kesehatan keponakan yang 1 itu. Karena beberapa hari ini Langit mefotsir tenaga dan waktunya untuk sekolah dan bekerja. Dan dia juga menyetujui banyak kontrak dengan beberapa Brand untuk menjadi modelnya.
Kini Langit hanya mengelengkan kepalanya lalu dengan santai melahap makan siang yang telah disiapkan oleh para staff, "Laki-laki akan dihargai kalo banyak duit" Ucapnya datar lalu meneruskan aktivitas mengunyahnya.
"Lo anak konglomerat Anjirrr... Tanpa kerja hidup mu udah enak, makan tidur sampai terberak berak juga bakalan aman sampai tujuh turunan dan tanjakan." Sela Alice yang mendengar ucapan Langit. "Lo kenapa putus cinta? Sama cewe yang kemarin kan cari lagi ellah, Lemah banget jadi cowok." Ucapnya lagi dengan ketus.
"Yang kaya bapak Gue bukan Gue." Saut Langit
"Laki-laki keluarga Ambarest itu bego bego yaa, udah ada bisnis tingal jalani malah mau repot repot kerja kayak gini, nggak om Albert nggak Langit sama aja,Andai gue cowo udah ogah gue merasakan kesusahan idup, maunya ongkang ongkang kaki dan dilayani para dayang" Ucap Alice yang lupa ingatan bahwa dia adalah anggota keluarga Ambarest.
"Terus Lo ngapain disini TUAN RATUH? Lupa sama istana yang dibangun oleh bapakmu?? Ucap Langit sambil melempar kerupuk yang dibungkus plastik kemuka Alice.
"Awwwwwh... Sakittt bangkeeee...!!! Ucap Alice sambil memanyunkan bibirnya dan melemparkan balik kerupuk kemuka Langit.
Kini Albert hanya terkekeh melihat percakapan random dua keponakannya yang jarang sekali akur.
"Emang beneran itu perjodohan dibatalkan " Tanya Albert yang kepo dengan asmara Langit. Dan Langit hanya mengangukan kepala.
"KENAPA" ucap Alice tak kalah hebohnya. "Jadi Lo sekarang jomblo lagi??? Yeeeeyyyy...!!! Ucapnya Girang.
"Tauk... Mungkin udah ada donatur yang lebih besar, kan mantannya sekarang jadi donatur utama di CAKRAWALA." ucap Langit datar. dan kini malah menjadi bahan tertawaan Alice dan Omnya.
"Ohhh... Jadi ini tadi maksudnya dari kata kata mutiara ( Laki-laki nggak bakal dihargai kalo nggak punya duit ) " Ucap Alice sambil terkekeh.
"Apaan sih ngeledek muluul Lo dari tadi" Ucap Langit yang samakin kesal.
"Yaelllaahh, gitu aja ngambek, itu mah mudah kali tinggal bilang ke bokap Lo suruh jadi donatur utama kan gampang nggak perlu galau, lemah amat bukk.. " Ucap Alice dengan gaya Centilnya.
"Males Gue nggak mau dimanfaatkan dalam segi apapun, kalo cinta yaa tanpa embel-embel apapun mau bisnis atau perjodohan saham. " Potong Langit
"Tapi kemarin keliatan banget Aura bucin sama Lo, masa gue aja dicemburuin sama dia om, " Kini Alice mengadu sama Albert juga.
Kini Albert yang jauh mempunyai pemikiran dewasa hanya tersenyum geli menangapi ocehan kedua keponakan itu.
"Diaa jomblo akut mana paham perasaan Gue" Ejek Langit terhadap Albert.
"Ihhh gue takut Lo kayak om Albert, trauma pekara cinta terus ngejomblo seumur hidup" Ucap Alice sambil bergidik ngerii.
"Annjj**nngg...nggak bakal gue terlalu tampan untuk trauma." Ucap Langit sambil menjitak kepala Alice. Kini Alice hanya mangaduh kesakitan lalu menjambak kembali Langit.
"Lagian kemarin alasan pertamanya apa kamu disuruh putus sama Aura, nggk mungkin kan tiba-tiba dibatalkan gitu aja kalo nggak fatal. " Tanya Albert penuh selidik.
"Ketahuan ciuman dan gerpe gerpe didalam kamar Aura, dan ternyata ada cctv yang langsung tersabung ke mamanya. " Ucap Langit polos dan menjadi bahan tertawaan kembali oleh Alice dan Omnya.
"Yaa iyaalllahh suruhhhh putus, bisaa hancur masa depan anak orang ketemu orang mesum kayak kamu. Ucap Albert sambil terkekeh.
" Ituu wajar kali om kayak nggak pernah aja" Potong Langit.
"Yaa... Wajar kalo nggak ketauan, jaman sekarang siapa coba yang belum pernah ciuman" Ucap Alice polos dan mendapatkan pelototan mata dari dua lelaki yang ada di depannya.
"Emmmbbbb Gue ke toilet dulu byeee....!!! Kini Alice sudah melarikan diri dari tatapan yang mengerikan.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN, SUBSCRIBE DAN VOTE YA READERS, ANYEONG