Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
"Hay bro!!" Elang tersentak saat seseorang menepuk punggungnya dari belakang.
"S*alan ngagetin aja lo!!" Umpat Elang.
"Lagian ngapain celingukan kaya lagi cari maling aja lo!!"
"Emang gue lagi cari maling!!" Ketus Elang.
"Hah!! Seriusan? Mana?" Rayan ikut celingukan ke sana ke mari.
"Berisik lo!! Ngapain lo kesini?" Taba Elang.
"Gue udah janjian sama bini lo" Rayan menaik turunkan alisnya.
Sebenarnya hubungan Bella dan Rayan sudah sejauh apa? Kenapa mereka sering sekali bertemu? Kira-kira begitulah pertanyaan di dalam benak Elang.
"Beneran pacaran lo sama dia?" Jiwa kepo Elang sudah keluar.
"Rahasia!!" Rayan membisikkannya kepada Elang.
"S*alan lo!!" Entah kenapa Elang tidak suka mendengar Rayan akan bertemu dengan Bella.
Rayan meninggalkan Elang yang masih mengumpatnya tak jelas. Rayan tak peduli, yang jelas ia ingin cepat bertemu Bella.
"Lang!! Kamu ngapain sih? Sudah ditunggu di dalam loh!!" Marisa merasa kesal dengan sikap Elang akhir-akhir ini yang terlihat tidak peduli padanya.
"Iya maaf, ayo masuk!!" Elang berjalan mendahului Marisa masuk kembali ke dalam restoran.
Dari kejauhan Elang bisa melihat Bella dan Rayan duduk berdua, sesekali tawa bahagia terlihat di antara keduanya. Selama makan siang pun Elang tidak bisa fokus dengan apa yang di sampaikan kliennya karena beberapa kali elang melirik ke arah Bella.
Hingga Elang melihat kedua insan yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya itu beranjak dari kursinya. Entah apa yang ada dipikiran Elang, saat itu juga Elang pamit meninggalkan jamuan makan siang itu.
"Elang!! Kamu kenapa sih, nggak biasanya kamu kaya gini sama klien loh!!" Marisa memprotes tindakan Elang sambil menyeimbangkan langkahnya dengan Elang.
"Aku harus ketemu Rayan sebentar!!" Jawab Elang.
"Kan bisa nanti Lang!! Nggak enak kan sama klien!!" Marisa masih menyayangkan sikap Elang tadi.
"Rayan!!" Panggil Elang. Saat ini Marisa tau alasan Elang buru-buru keluar dari sana, itu karena Rayan bersama dengan Bella. Hal itu membuat Marisa mengepalkan tangannya, merasa cemburu karena Elang yang mulai menunjukkan rasa pedulinya kepada Bella.
"Apaan??" Jawab Rayan malas. Dia tau pasti Elang akan mengacaukan rencananya dengan Bella.
"Mau kemana lo?" Selidik Elang.
"Bukan urusan lo!!" Ketus Rayan. Sementara Bella masih asik dengan ponselnya, tidak menghiraukan percakapan dua orang pria yang salah satunya adalah suaminya.
"Jelas urusan gue, lo lupa kalau bawa istri gue?" Pernyataan Elang ini tentu saja membuat Rayan tertawa.
"Wow tumben banget lo ngaku punya bini!!" Cibir Rayan.
"Udah deh, kurang-kurangin berdebat nggak penting kaya gini. Cepetan jalan Yan!!" Ucapan Bella mampu menyudahi perdebatan mereka.
Bella berjalan tanpa mempedulikan Elang yang menatapnya tajam. Ternyata sikap acuh Bella itu membuat hati Elang sedikit tersentil karena istrinya sendiri lebih memilih pergi bersama laki-laki lain daripada dirinya.
"Jangan bilang kamu mau ikut mereka lagi seperti waktu itu Lang!!" Marisa menahan tangan Elang.
"Marisa kalau kamu ngga mau ikut nggak papa kok, maaf ya aku pergi sebentar!!" Marisa merasa sakit hati karena di perlakukan seperti itu oleh Elang.
Marisa yang sudah terlampau kesal pada puncaknya berjalan cepat menyusul Elang. Hingga muncul ide g*la di kepalanya.
Marisa sengaja mendorong Bella dari belakang hingga Bella sempat memekik tertahan karena hellsnya patah.
"Aduh Bella maaf aku tidak sengaja. Kakiku tersandung jadi tidak bisa menahan keseimbangan ku" Ucap Marisa.
"Hati-hati dong Marisa!!" Geram Rayan.
"Dasar b*ta!!" Gumam Bella. Sebenarnya Elang tau dengan jelas jika Marisa sengaja mendorong Bella. Namun Elang ingin melihat dulu reaksi Bella seperti apa.
"Nggak papa kan Bell?" Tanya Rayan khawatir. Tapi Bella hanya membalas Rayan dengan anggukan.
"Sekali lagi maafkan aku Bella. Aku benar-benar tidak sengaja" Raut wajah Marisa berubah menjadi sendu.
Bella tidak menanggapi ucapan Marisa. Ia lebih memilih diam, menjinjing sepatunya dan kembali berjalan ke mobilnya. Tapi baru saja selangkah Bella merintih kesakitan.
"Awww!!" Bella menjinjitkan satu kakinya.
"Kamu kenapa Bella?" Rayan menahan tangan Bella.
"Tidak papa!!" Bella kembali berjalan dengan sedikit tertatih.
Tapi tiba-tiba Bella merasakan tubuhnya melayang padahal dia sadar tak punya sayap. Bella terkejut setengah m*ti karena ternyata tubuhnya berada di gendongan Elang. Bahkan Bella bisa melihat wajah Elang dari samping dengan sangat jelas.
"Apa yang kau lakukan, turunkan aku!!" Bella sedikit memberontak namun tidak merubah posisinya sedikitpun.
Elang membuka pintu depan mobilnya yang ternyata telah ia sebelumnya. Mendudukkan Bella di sana dengan posisi kaki Bella masih menggantung di luar. Bella tambah terkejut saat Elang mulai berjongkok di bawah kakinya. Memegang bagian memar di pergelangan kaki Bella.
"Apa lagi yang kau lakukan, lepaskan!!" Bella menyentak tangan Elang yang memegang kakinya.
"BISA DIAM TIDAK!! SEKALI SAJA SAJA TIDAK KERAS KEPALA BISA KAN!!" Bentak Elang dengan tatapannya yang menyeramkan. Entah bagaimana caranya bentakan Elang membuat Bella langsung diam seperti anak kucing yang penurut.
Elang kembali memeriksa pergelangan kaki Bella. Menekan di salah satu sisinya yang lebam.
"Aww sakit!!" Suara Bella sedikit manja. Tidak seperti Bella yang biasanya.
"Tahan sebentar saja" Elang sudah menurunkan nada bicaranya yang sempat naik beberapa oktaf.
Marisa yang melihat momen manis suami istri itu semakin terbakar cemburu. Wanita yang masih berstatus sebagai kekasih Elang itu menghentakkan kakinya kesal, kemudian pergi meninggalkan mereka begitu saja.
Sementara Rayan masih sabar menunggu Elang memeriksa kaki Bella. Walau sebenarnya Rayan merasa cemburu dan tidak di anggap, tapi Rayan sadar jika itu bukan kapasitasnya. Apalagi Elang adalah suaminya.
"Sudah, coba berdiri!!" Tanpa rasa risih dan tanpa perdebatan seperti biasanya, Bella menerima uluran tangan daei Elang untuk membantunya berdiri.
"Awww masih sakit!!" Bella terhuyung ke depan tepat di pelukan Elang. Ternyata kaki Bella belum kuat untuk berdiri.
"Mau ke rumah sakit saja?" Tanpa mereka sadari posisi mereka masih saling menempel dan saling berpegangan. Seperti pasangan pada umumnya.
"Tidak, aku mau pulang saja. Biar di urut Bi sumi saja" Dulu Bella juga pernah terkilir dan Bi sumi yang mengurutnya hingga sembuh.
"Ya sudah ayo pulang saja. Mobilmu biar di sini, nanti aku suruh orang untuk mengambilnya!!"
"Hemm" Bella mengangguk, kemudian naik lagi ke dalam mobil.
"Yan sorry kayanya istri gue butuh istirahat deh. Maaf ya kalian jadi ngga bisa jalan untuk hari ini!!" Elang menepuk bahu Rayan lalu memasuki mobilnya.
"Iya Lang santai aja, kalau gitu gue pergi dulu ya Bell?" Rayan tersenyum pada Bella namun raut wajahnya tidak bisa berbohong. Rayan jelas sangat ingin berada di posisi Elang saat ini, namun apa daya? Ia sadar posisinya saat ini.
"Iya Yan, maaf ya kita nggak jadi pergi" Ucap Bella menyesal. Sementara Elang terlihat jengah dengan keduanya. Apalagi saat mendengar Bella berbicara dengan lembut kepada Rayan.
"Nggak papa Bella, kita bisa pergi lain kali. Aku pergi dulu!!" Rayan berjalan menjauh ke arah mobilnya.
Rayan masih bisa melihat Elang dan Bella dari dalam mobilnya. Rayan menatap dalam wanita yang di cintanya itu sedang di rawat oleh suaminya. Dengan melihat itu saja, Rayan merasa jarak antara dirinya dengan Bella sudah semakin jauh tak tergapai.
"Gue yakin sebenarnya lo ada hati sama Bella Lang. Tapi itu semua tertutup sama keegoisan lo. Semoga lo nggak menyesal karena terlambat menyadari perasaan lo!!" Gumam Rayan masih menatap pasangan suami istri itu.
-
-
-
-
-
-
Happy reading, semoga suka dan jangan lupa tinggalkan jejak mu😘😘