Dahlia anak yatim piatu yang menikah di usia 23 tahun dengan Roy atas dasar cinta. 2 tahun pernikahan tanpa kehadiran buah hati membuat dahlia direndahkan oleh mertuanya dan selalu dibandingkan dengan cyntia istri dari arya adek kandung roy, karena pekerjaan membuat arya hidup terpisah dengan cyntia sehingga roy yang mengambil alih tugas arya selama kehamilan cyntia, perhatian roy membuat cyntia ingin memiliki roy hingga sengaja membuat kesalahpahaman antara roy dan dahlia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linhakarken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 KMK
Tanpa banyak kata aku langsung masuk ke dalam kamar mas roy, selalu soal kehamilan yang dibicarakan ibu untuk menekanku. Aku masih bertahan dalam pernikahan ini karena cinta dan kasih sayang mas roy terhadapku, jika mas roy sudah membuatku kecewa barulah aku akan menyerah dengan pernikahan kami.
Sore harinya, kami langsung menuju ke gedung pernikahan. Untuk menyaksikan upacara tradisi pedang pora yang dilakukan oleh rekan kerja arya. Cukup menarik, saat melihat arya dan istrinya berjalan dibawah pedang hingga menuju pelaminan, sayangnya wajah kedua mempelai terlihat tidak bahagia.
"Sayang ya mas, dekorasinya sudah sangat indah dan menawan tapi mereka terlihat gak menikmati acara mereka" tunjukku kearah arya dan cintya, padahal aku dan mas roy sangat menikmati suasananya dan hidangannya yang sangat enak, jelas enak kan ibu mertua gak asal pilih, demi pernikahan terlihat megah ibu sampai mengeluarkan dana yang lumayan banyak, entah dari mana uang yang dikeluarkan itu.
"Biarkan saja sayang, kita nikmati saja momen bahagia ini" jawab mas roy merangkul pundakku, ya selama acara aku dan mas roy selalu nempel tak terpisahkan, kami juga meminta tolong fotografernya memotret kami berdua dibawah pohon sakura, sampai kami meminjam pelaminan arya sebagai background seolah kami yang sedang menikah.
Sempat kulihat tatapan iri dari wajah cintya saat dia memandang kearah kami, kusenggol lengan mas roy. "mas pengantin wanitanya ngelihatin kita terus tuh, jangan-jangan dia suka lagi sama mas?"
"Kenapa jadi suka sama mas?mas kan kakak iparnya" mas roy memang gak pernah merespon jika ada wanita yang mendekatinya, karena dia tipe pria setia yang hanya mencintai istrinya yaitu aku.
"Kan awalnya dia yang dipilih ibu buat nikah sama mas"
"Dihati mas hanya ada istri mas yang cantik ini, mas hanya menginginkanmu sayang" mas roy mengangkat daguku lalu mencium bibirku mesra ditengah-tengah tamu undangan. "Sayang kita bermalam dihotel ini ya, kitakan dulu melewatkan malam pertama kita dihotel"
Tanpa menunggu persetujuanku mas roy langsung memesan kamar untuk kami. Sebelum acara selesai mas roy mengajakku menuju kamar yang telah mas roy pesan, aku menunggu di depan pintu keluar karena mas roy berpamitan dengan ibunya.
"Mas sudah bilang sama ibu kalau kita akan meninggalkan acara dan sudah memesan kamar dihotel ini" ucap mas roy menggandeng tanganku menuju lift, karena kamar yang dipesan mas roy berada di lantai atas gedung pernikahan arya. Tapi kenapa aku merasa aneh ya, tumben-tumbennya ibu memberi ijin mas roy dengan mudah saat tahu kami akan meninggalkan acara dan menginap dihotel.
Sesuai dengan dugaanku, sesampainya kami di dalam kamar mas roy sudah merasa sangat ngantuk, hingga mas roy langsung tertidur di atas kasur dengan sangat pulas tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.
Aku langsung menuju kamar mandi dan mengganti pakaian yang lebih santai,baru kemudian aku membantu mas roy melepas bajunya dan mengganti celana yang dugunakan mas roy, agar tidurnya lebih nyaman. Setelah selesai baru kemudian aku berbaring disamping mas roy. "kenapa ya setiap akan berhubungan mas roy selalu tertidur pulas, ada yang aneh dengan mas roy" ucapku pelan menyimpan rasa curiga. Karena rasa lelah dan ngantuk aku memilih untuk tidur dalan pelukan mas roy.
Saat membuka mata kulihat mas roy memandangku "Maaf ya mas tertidur lagi" mas roy memelukku lebih erat hingga tubuh kami menempel. "Mas mau ngapain?"
"Kita lakukan yang semalam tertunda sayang" jawab mas roy mulai melakukan aksinya, hingga membuatku terlena oleh sentuhannya dan membangkitkan ga*rah kami berdua.
Tok...tok...tok... "Roy...antarkan ibu pulang, cepat karena ibu ada pertemuan dengan grup arisan ibu, cepet roy..!!!!!" ah...suara itu lagi, kenapa ibu selalu merusak momen panas kami, suasana yang tadinya panas langsung hening dan kami saling menatap.
Mas roy menundukan wajahnya "Maaf ya sayang, kita lanjutkan dirumah ya. Mas harus ngantar ibu dulu" aku tahu mas roy itu anak yang berbakti dengan ibunya, sejak mas roy memaksa menikah denganku saat itu juga mas roy menjadi patuh dengan ibunya, mungkin karena rasa bersalah hingga mas roy gak mau membuat ibunya kecewa lagi dengannya, hingga selalu membuatku dinomer duakan.
"Kebetulan aku juga harus berangkat kerja mas, setelah mandi aku akan minta pak karyo kesini buat ngantar aku pulang lalu aku akan berangkat kerja. Mas pulanglah, ibu sudah nungguin mas di depan" kurapikan baju yang kukenakan karena sudah hampir terlepas dari badanku, lalu aku langsung turun dari kasur menuju kamar mandi tanpa menoleh ke arah mas roy.
Ku pandang wajahku di cermin kamar mandi "Miris banget nasip pernikahanmu dahlia, walau kalian selalu romantis dan mesra tapi kalian gak pernah berhubungan selayaknya suami istri, mau dibawa kemana pernikahan kalian dahlia" ungkapku pada diri sendiri melalui cermin, tanpa air mata dan tanpa ekspresi. "tapi mas roy sangat mencintaiku itu saja sudah cukup bagiku" jawabku sendiri.
Ku ambil hp dari dalam tas, lalu menghubungi pak karyo. "Halo pak, bisa jemput saya dihotel angkasa? Saya tunggu di lobi ya pak"
Setelah menghubungi pak karyo aku langsung turun dengan membawa tas, yang berisi pakaian yang semalam kami gunakan.
Dengan langkah tegap dan berwibawa aku menuju mobil yang dikendarai pak karyo lalu masuk ke dalam mobil. "Kita langsung menuju rumah ya pak, pak saya minta tolong jangan laporan ke kakek soal saya yang pulang dengan pak karyo pagi ini" pintaku agar kakek gak mengetahui jika aku pulang tanpa mas roy.
"Pak karyo jangan kemana-mana ya, saya mau bersiap dulu nanti tolong antarkan saya ke kantor" pintaku agar nanti begitu aku siap gak perlu mencari pak karyo lagi. "Siap non" jawab pak karyo kembali masuk kedalam mobil.
"Sudah siap, waktunya kita kerja dahlia, fokus saja dengan perusahaan ayah, waktumu tinggal 1 tahun, Semangat!!!" seperti biasa aku selalu menyemangati diri sendiri melalui cermin. Ku ambil tas kerjaku yang berisi perlengkapan perang, yah setidaknya dikantor aku bisa ketemu mbak anita yang udah seperti kakaku dan pak daniel teman debatku. Setelah setahun ini sikap pak daniel semakin tegas.
"Kita berangkat sekarang pak" ungkapku saat berada di dalam mobil. kuletakan tas kerjaku di samping tempatku duduk, lalu memandang ke arah samping melihat kendaraan yang melewati kami, hingga tiba di depan kantor. "terimakasih ya pak" ucapku sebelum aku turun dari mobil dan melangkah masuk kedalam kantor.
"Pagi mbak anita" sapaku sebelum masuk kedalam ruang kerjaku. "Cepat masuk, pak daniel sudah datang" jawab mbak anita tanpa basa basi. Alamak pagi-pagi udah harus menghadapi pak daniel, yang sudah di pastikan akan memberikan banyak dokumen lagi.
"Dahlia..!!! Jam berapa ini kamu baru datang hah!!! Sebagai pemimpin kamu harus memberikan contoh untuk karyawanmu, ingat waktuku disini hanya tinggal 1 tahun, dan hari ini saat bertemu klien kamu yang harus menghadapi mereka, sedangkan saya hanya akan mengamati perkembanganmu"
"Hahhh.....tapi pak saya belum siap"