Dia tidak menyangka, kematiannya di sebuah pulau sangat membuat keluarga kandungnya merasa senang.
Saat ini, mereka sedang mengadakan pesta atas kematiannya.
Daniella Wang, yang saat ini telah menjadi arwah gentayangan melihat semua apa yang terjadi di kediaman Wang.
Tawa kedua orang tuanya, ke empat kakak laki-lakinya. Dan juga Ovellia Wang, putri palsu yang di sayangi mereka.
Ketika mereka mendengar tentang kematiannya, mereka hanya berkata;
"Itu akibat ulahnya sendiri, dia yang mencari kematiannya sendiri. Biarkan dia mati jauh-jauh."
Tiba-tiba ada kekuatan dahsyat yang menarik arwah Daniella. Kembali ke masa dia muda. Di mana ketika orang tua kandungnya ingin menjemputnya dari ayah angkatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21
"Daniella tidak ada di apartemennya."
Seperti itulah notifikasi yang mereka baca di masing-masing ponsel mereka.
Mereka berdua tersentak, dan memperhatikan sekeliling. Mungkin ada yang mereka lewatkan.
"Aku ke kamar mandi dulu." Ucap Rey yang kini telah berdiri ingin meninggalkan tempat duduknya.
Yang lain hanya mengangguk.
Ketika dia menuju kamar mandi, dia berpa-pasan dengan salah satu karyawan restoran tersebut.
"Hei, apakah kamu kenal Daniella? Mengapa dia hari ini tidak masuk kerja?" Rey mengambil kesempatan untuk bertanya kepada karyawan itu.
"Oh, Daniella.. Dia bertugas bagian dapur hari ini, cuci piring. Soalnya, kakinya masih sakit. Belum bisa berjalan terlalu lama. Dan masih timpang juga, bisa jatuh nanti minuman yang dia bawa." Dengan polos teman Daniella itu menjelaskan.
"Oh, begitu ya... Terima kasih atas informasinya." Jawab Rey dan langsung memasuki kamar mandi.
Dia hanya sebentar di sana. Ketika melihat situasi yang sepi, dia mengendap-endap memasuki dapur. Dan tidak ada yang memperhatikan. Karena orang-orang sedang sibuk mengurus pesanan pelanggan.
"Daniella, mengapa kamu tidak beristirahat?" Tiba-tiba suara mengejutkan Daniella dari belakang punggungnya.
Dengan cepat dia berbalik dan menoleh. Betapa terkejutnya dia, karena tidak menyangka orang yang menemuinya adalah paman dari Jonas Robert.
"Restoran lagi sibuk-sibuknya. Jadi belum bisa beristirahat." Jawab Daniella dengan polosnya.
Dia tidak tahu pemikirannya berbeda dengan apa yang di maksud oleh Rey.
"Maksud ku, mengapa kamu tidak istrahat di rumah. Kaki mu masih pincang." Dia menunjuk ke kaki Daniella.
"Oh, itu..." Dia kira istirahat beberapa menit dari pekerjaannya. Ternyata istirahat sama sekali tidak pergi bekerja.
"Jika kamu membutuhkan uang, aku bisa memberikannya. Sebanyak yang kamu mau." Rey merasa kasihan akan hidup Daniella setelah bawahannya melaporkan apa yang terjadi selama ini kepada Daniella.
"Tidak, tidak, tidak perlu. Aku masih memiliki uang. Aku bekerja hanya sebagai tanggung jawabmu sebagai karyawan. Bos juga telah menyuruh ku beristirahat. Hanya saja, aku bosan di rumah. Lebih baik bekerja walaupun hanya membantu-bantu." Dalam pikirannya, saat ini dia bekerja bukan karena kekurangan uang. Karena orang tuanya telah memberikan tabungan yang cukup banyak kepadanya.
"Paman Rey, ada apa ya mencari ku sampai ke sini?" Dengan tampang polosnya dia bertanya.
"Em.. Oh, ini... Aku hendak memberikan ini." Dia menyodorkan krem salep ke arah Daniella.
Tentu saja Daniella menerimanya, karena nenek tua itu telah memesan, agar Daniella menggunakannya.
Dan ketika ulang tahunnya, tidak terlihat bekas mengerikan di tangan dan kaki Daniella.
Pagi tadi, Rey Robert telah menerima vidio hasil rekaman saat kecelakaan neneknya terjadi.
Dan bukan hanya di lokasi kejadian itu saja. Tapi rekaman dari mana datangnya Daniella.
Sehingga terlihat rekaman itu, di saat Daniella keluar dari ruang belakang restoran tempat dia bekerja.
Menyusuri koridor beberapa gang dan langsung berbelok menuju ke sebuah toko. Dan itu harus menyebrang gang kecil. Dan di saat itu, neneknya juga keluar dari dalam toko tersebut.
Dan tiba-tiba sebuah mobil berbelok ke arah mereka dan hendak menabrak siapapun yang ada di jalan itu. kebetulan sekali itu adalah neneknya. Dengan reflek Daniella melihat mobil tersebut dan mendorong neneknya agar tidak menyebrang. Yang mengakibatkan dia yang tersambar oleh mobil itu.
Dan ada vidio lain yang memperlihatkan bagaimana Olivia sudah lama berdiri dekat toko itu. Dan ketika dia melihat mobil putih, seperti dia memberikan kode agar segera berjalan.
Tetapi di saat dia kalah cepat dengan Daniella, dia terperanjat. Setelah terjadi kecelakaan, ada rasa kecewa di raut wajah Olivia sampai-sampai dia menghempaskan kakinya ke jalan itu.
"Cari tahu di mana sopir itu." Perintahnya saat selesai melihat semua vidio tersebut.
Bawahannya menggangguku dan pergi.
"Terima kasih paman Rey." Sahut Daniella yang membuyarkan lamunan lelaki itu.
"Tidak apa-apa. Sebaiknya kamu pulang dan beristirahat." Perintah Rey, tanpa dia sadari bahwa Daniella bukan bawahannya dan juga itu bukanlah perusahaan yang dia pimpin.
"Maaf paman, aku tidak bisa seenaknya pulang. Bosku nanti akan memecat ku."
"Heh? Hmm.. Aku akan meminta izin kepada atasan mu." Dia bersikap seperti dia adalah walinya.
"Tidak, tidak, tidak perlu paman. Aku tidak apa-apa. Sebaiknya paman pulang saja." Dia mempersilahkan agar Rey keluar dari tempat cuci piring tersebut.