apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
*******
Selamat membaca 🥰
Mau ingetin, jangan lupa untuk memberi like di setiap chapternya yah. Dukungan kalian sangat penting untuk ku bisa melanjutkan cerita di novel ini.
Pokok nya sayang banget sama kalian, pembaca setia di setiap karya tulisan ku 🫶🫰
*********
Setelah Anin memutuskan untuk menempati rumah peninggalan Eyang sastro untuknya, Anin memutuskan untuk menyewa 2 pembantu sekaligus, 1 sopir pribadi, dan 2 security.
Pagi hari itu Anin tengah berjalan menuruni tangga, dengan setelan kantor yang telah ia pakai.
Sembari pandangan yang telah tertuju pada meja makan. Anin pun duduk dan segera menikmati sarapan pagi nya itu.
"Pagi non Anin." Sapa salah satu pembantu paruh baya, yang tak lain bernama sumi.
Membalas dengan senyuman, dan sapaan yang hangat dari Anin. "Pagi mbok sum, emm... Gimana? Apa mbok sum betah disini?"
"Alhamdulillah saya betah non."
"Syukurlah, kalau sri? Apa dia juga betah?"
"Alhamdulillah sama non."
Anin tersenyum kembali. Sekaligus melanjutkan aktifitas sarapan nya kembali.
Tak lama suara bel rumah nya berbunyi.
Ting tong ting tong
Tangan Anin sempat terhenti dengan aktifitas makanannya.
Dengan cepat mbok sum berlari ke arah pintu, untuk melihat siapa yang pagi-pagi bertamu di rumah nya itu.
Cek klekk
Suara pintu utama terbuka.
Mbok sum terlihat bingung. Dan kini mbok sum bertanya pada 2 perempuan yang tak ia kenal itu. "Maaf, nona dan nyonya ini siapa yah?"
"Saya pemilik rumah ini." Jawab wanita paruh baya yang tak lain adalah mamanya Adriel. Dengan kasar wanita itu mendorong tubuh mbok sum untuk menyingkir. "Minggir!"
Sontak Mbok sum pun terdiam. Dan tak mampu berbuat apapun lagi.
Sedangkan Nita ikut mengekor di belakang mamanya.
"Anin! Anin! Keluar kamu." Teriak mamanya Adriel.
Mendengar teriakan dari sang mertua, Anin tersenyum penuh siasat. Dan segera melangkah kearah ruang tamu, dimana kini mama mertuanya itu berteriak layaknya orang gila.
"Hay ma, gimana kabar mama?" Sahut Anin dengan senyuman di bibir manisnya.
Pandangan Anin terarah pada Mbok sum. "Oh iyah mbok, tolong buatkan minuman untuk tamu saya ini."
"Baik non." Jawab mbok sum.
Mbok sum pun berlalu pergi dari tempat itu.
"Hay Nita!" Sapa Anin pada sang adik ipar.
Tak seperti dulu, Nita yang akan berkata kasar. Hingga mengatai Anin wanita jalang. Kini Nita mendadak menjadi wanita pendiam di depan Anin.
Masih dengan gaya visualnya, Anin meminta untuk mertua dan adik ipar nya itu duduk. "Apa kalian akan tetap berdiri? Silahkan duduk, jangan sungkan. Tapi... Jangan anggap ini rumah kalian." Ujar Anin.
Dengan kasar mertua dan adik iparnya itupun duduk di atas sofa yang berada di ruang tamu.
Anin ikut duduk di sofa depan mereka. Sambil melipat kan kedua tangannya, Anin bertanya pada kedua wanita itu. "Apa kalian tidak ada kerjaan, sampai bertamu ke rumah orang pagi-pagi seperti ini?"
Mertua nya tersenyum remeh. "Apa kau pikir sekarang kau menang?"
"Nggak! Kata siapa? Aku merasa belum menang sama sekali." Jawab Anin dengan tegas dan terkesan memperlihatkan raut wajah tenang.
"3 tahun menghilang, dan sekarang kau kembali. Tentu itu semua pasti kamu sudah membuat rencana yang matang untuk menghadapi kehancuran mu."
Belum sempat Anin menjawab, mbok sum datang dengan membawa minuman.
Anin menatap kearah mbok sum, dan berkata. "Mbok sum, tolong bawa kembali minuman itu. Seperti nya minuman itu tidak pantas untuk tamu yang tidak bisa berterima kasih."
Mbok sum seperti tak ingin ikut campur dalam urusan majikannya itu. Dan kini mbok sum langsung menuruti ucapan Anin.
Mertuanya menatap penuh kebencian kearah Anin. "Kau tau sedang berhadapan dengan siapa?" Sentak mama mertua nya.
"Hem, aku tau."
Kini tatapan Anin berubah menjadi tajam. Tak sehangat tadi. "Apa kau pikir aku datang kembali hanya untuk hancur?"
"Menurut mu kau akan tetap hidup ketika berubah dengan ku?"
Tawa Anin mencuak begitu saja. Hingga air matanya keluar dari kelopak mata indahnya. "Ah, kau sangat lucu. Tapi... Putri dan putra mu itu lebih lucu."
Nita tersentak, dan menatap kearah Anin.
"Apa kau ingin mama tau kelakuan mu?"
Wajah Nita mendadak berubah pucat pasih. Keringat dingin pun hadir di pelipisnya. Bahkan tangannya ikut memperlihatkan respon kegugupan dalam dirinya sekarang.
"Anin! Kau pikir sudah tau semua tentang ku?" Sahut mama mertua nya.
"Kau ingin aku menyebutkan semua tentang mu?" Tantang Anin.
Tawa singkat kini hadir di bibir mama mertua Anin. "Baiklah! Anggap kau tau tentang ku, bahkan kau sudah memberi tahu pada putri ku tentang semua yang telah aku lakukan selama ini."
Nita tersentak. "Ma-ma sudah tau?" Tanya Nita, dengan nada gugup.
"Menurut mu, ada yang bisa kau dan Adriel sembunyikan dari mama?"
Nita terdiam.
Kini tatapan wanita paruh baya itu terarah kembali pada Anin. "Tapi Anin, apa selama ini kamu tidak mencari tau, nasib dari orang yang berurusan dengan ku?"
"Mati, mereka semua kau bunuh dengan tragis." Jawa Anin.
"Kau tidak takut? Kau bisa saja jadi yang selanjutnya."
"Untuk apa aku harus takut? Apalagi dengan wanita tua seperti mu, bahkan seseorang yang sudah tidak mempunyai harta sama sekali." Sahut Anin.
Tak mudah membuat mama mertuanya itu diam.
Kini mertua nya itu malah tersenyum penuh siasat. "Seperti nya Adriel si anak nggak berguna itu memang nggak becus dalam menangani jalang sepertimu. Tapi setelah ini, seperti nya harus aku sendiri yang membuat mu sadar, kalau pentingnya pikiran di otak manusia."
Setelah mengatakan itu, mama mertuanya berdiri dan beranjak pergi dari rumah Anin begitu saja.
Sedangkan Nita seperti hewan peliharaan, yang akan mengikuti kemana mamanya pergi.
Anin bergumam, dengan posisi yang sama. "Bukan aku yang akan hancur, tapi dirimu yang harus hancur. Apapun caranya, tujuan utama ku hanya ingin membuatmu hancur."
*****
(Di depan rumah Anin)
"Kamu dan kakak mu itu memang sama-sama parasit yang nggak berguna." Ucap mama pada Nita.
Nita hanya terdiam. Seperti orang yang tengah ketakutan. Kepalanya terasa berat untuk ia dongak kan. Fikirannya teringat akan tadi malam, saat mamanya memergoki nya dan Adriel berbicara di dalam mobil.
******
(Tadi malam)
Adriel hendak membuka pintu mobil nya, akan tetapi di halau oleh Nita. "Jangan kak! Mama..."
Perlahan tangan Adriel memberi ketenangan pada Nita. Sembari berucap. "Kakak tau semuanya, sekarang kamu tenang, dan ingat! Jangan bilang pada mama tentang semua yang kamu ketahui. Kita lanjutkan lagi obrolan kita nanti."
Nita mengangguk paham.
Mobil Adriel pun pria itu buka.
Adriel dan Nita langsung ke luar dari mobil itu.
Mamanya tersenyum pada kedua anak nya."Dari mana kalian? Mama mencari kalian, dan ternyata kalian di dalam mobil. Apa kalian mau keluar?"
"Emm... " Ucapan Nita seperti orang yang tengah ketahuan mencuri.
Dengan cepat Adriel, menyelak. "Nita tadi nya mau ngajak aku keluar, tapi nggak jadi karna aku sedikit lelah."
Mamanya mengangguk paham. "Benarkah? Mama harap kalian sedang tidak membohongi mama." Ucapnya.
"Mana mungkin kami berani membohongi mama." Sahut Adriel. "Angin malam tidak baik untuk kita, bukan kah sebaiknya kita masuk kedalam saja?" Imbuh Adriel.
Mereka pun masuk kedalam apartemen.
Mamanya tersenyum penuh siasat, karna tanpa sepengetahuan Adriel. Ternyata mamanya telah memasang CCTV didalam mobilnya.
Dalam hati mamanya berucap. 'Mungkin bukan sekarang, tapi nanti mungkin aku harus membunuh kedua anak nggak berguna ini.'
Bersambung.
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞