NovelToon NovelToon
Istriku Canduku 2

Istriku Canduku 2

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Contest / badboy / cintamanis
Popularitas:43M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elis Kurniasih

Seorang gadis mandiri yang bernama Permatasari Anindya atau biasa dipanggil Sari, selalu gagal dalam menjalin hubungan.

Namun saat, ia mantap dengan pilihannya, tiba-tiba malapetaka itu terjadi, persis di tengah keraguan pada kekasih pilihannya yang tertangkap basah tengah bersama wanita lain.

Malapetaka yang membawanya pada seorang pria brengsek, yang telah mengikatnya diam-diam. Pria brengsek yang mulai candu akan tubuh Sari.

Siapakah pria brengsek itu? Siapakah pria yang Sari pilih? dan apakah ia akan bahagia?

Simak lagi ya guys
"Istriku Canduku 2"
Part David Sari

sebelumnya "Istriku Canduku" Part Mario Inka.

Novel ini novel dewasa, mengandung unsur 21+
Mohon untuk bijak membacanya 🙏

Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

aku akan kejar, kemana pun kamu bersembunyi

Di London, David geram, rahangnya mengeras, setelah ia mengetahui dari Malik, kalau Sari telah pergi ke Singapura.

“Joni stupid. Udah gue bilang, pantau terus, jangan sampai lolos! Stupid. Ah, shit.”

Ia terus mengumpat dan memarahi Joni, sejak di telepon, hingga saat ini. Ia melempar ponselnya ke sembarang tempat dan meremas kepalanya yang pusing. Pasalnya Joni, yang di tugaskan untuk memantai wanitanya, malah kehilangan jejak. Kini sari pergi ke tanpa tau di mana ia tinggal sekarang. Entah mengapa menghadapi Sari lebih pusing di bandingkan menghadapi bisnis dan segala perkerjaannya. Jika dalam urusan pekerjaan, ia bisa tenang. Tapi jika urusan Sari, ia langsung uring-uringan, kecuali jika kabar baik, senyum itu akan terus mengembang di bibirnya.

Tut.. Tut.. Tut...

Ia meraih lagi ponselnya, dan menelepon Malik.

“Malik urus visa kerja gue ke Singapura. Urus penetapan gue di sana selama satu atau dua bulan ke depan.”

David langsung menutup teleponnya.

Kebetulan sekali, negara itu memang negara yang tak asing baginya. Ia pun menginvestasikan beberapa uangnya di sana, seperti bisnis berlian bersama Brian, teman semasa kuliahnya dulu, juga ada bisnis di bidang properti pusat perbelanjaan. Ia membangun satu buah mall yang cukup besar di tengah kota di sana.

“Kamu, tidak akan bisa lari kemana-mana, sayang.” David mengelus pipi Sari, ia melihat sosok wanitanya melalui telepon genggam Sari yang tertinggal di hotel pada petaka malam itu.

****

Sari sampai di Bandar Udara Internasional Changi, Singapura. Ia menarik nafasnya kasar, saat berdiri di luar pintu kedatangan. Ia masih mengingat isakan tangis sang ibu ketika mengantarnya di Bandara Internasional Abdulrachman Saleh tadi, Ardi pun ikut menangis dan tak kunjung melepas pelukannya.

“Maafkan, Sari, ibu, ayah, Ardi. Sari hanya ingin memulai hidup baru dan melupakan semua yang terjadi di sana.” gumamnya lemah, saat ia menunggu sang teman yang sebenarnya tidak terlalu dekat, tapi cukup baik selama mereka pernah mengerjakan skripsi bersama.

Walau jurusan yang mereka ambil berbeda. Namun, Sari dan Salsabila sering bertemu saat mereka berada lama di rental komputer yang sama, untuk mengerjakan dan memprint hasil tugas mereka. Dan beberapa kali bertemu di setiap event acara kampus.

“Sari...” Teriak Salsa.

Sari langsung menoleh ke sumber suara itu.

“Sa..” Ia melambaikan tangannya.

Merekapun berpelukan.

“Apa kabar, Sar?” Tanya Salsa, ketika pelukan mereka mengendur.

Senyum mengembang di kedua bibir gadis itu.

“Alhamdulillah baik, kamu juga apa kabar, Sa.”

“Alhamdulillah, aku juga baik.”

“Yuk, kita ke flat aku!” Salsa mengajak Sari untuk menaiki mobilnya.

“Sa, maaf ya aku ngerepotin.” Ucap Sari saat masih berada di mobil kecil Salsa.

Salsa menggeleng. “Sama sekali engga, Sar. Lagi pula kita kan juga lagi kerjasama bisnis.”

Ya, Salsa dan Sari memang bekerja sama untuk membesarkan bisnis kuliner Salsa. Sejak ayah salsa meninggal, ibunya tak lagi bisa mengurus restorannya di Singapura karena ia masih mengurus adik-adaiknya yang berkuliah di Sumatera Barat.

Salsa membuka restoran dengan menu masakan padang, ia juga membuka menu lain seperti gado-gado, dan sekarang ia menggaet Sari, karena Sari mahir membuat rujak cingur dan rawon. Salsa pernah merasakan masakan khas jawa timur itu, ketika merayakan skripsi mereka yang di nyatakan lulus oleh dosen bersama teman-teman yang lain. Kedua masakan khas itu di buat oleh tangan Sari sendiri, dan rasanya sangat enak. Beruntunglah Sari, karena selalu membantu sang ibu memasak sedari kecil.

“Aku mau ada varian berbeda di restoku, Sar. Mudah-mudahan semakin banyak pengunjungnya.” Kata Salsa lagi.

“Aamiin, aku juga mau coba sesuatu di bidang yang lain, Sa.”

Salsa tersenyum dan menggeleng. Ia sedikit banyak tahu tentang Sari, karena sebelum datang ke negeri ini, Sari dan Salsa intens berkomunikasi.

“Nah, ini flat aku. Kamu bisa tinggal di sini kapanpun, sesukanya. Yang penting nyuci sama setrika baju kerjain sendiri.” Ledek Salsa.

“Ya iyalah, masa aku ngga tau diri banget, udah numpang terus baju minta di cuciin.”

Keduanya tergelak, lalu Salsa memberi tahu segala yang ada di dalam flat itu kepada Sari.

“Kamu tinggal di sini sendirian, Sa?”

Salsa mengangguk.

“Sebelumnya, aku di sini sama bapak, terus gantian sama ibu. Bapak sama ibu bergantian kesini karena adik aku kan masih pada sekolah, kasian kalau di tinggal semua. Terus paska meninggalnya bapak, aku bener-bener di lepas sendiri di sini. tapi banyak karyawan aku juga kok yang tinggal di flat ini.”

Sari mengangguk. “Hebat kamu Sa.”

“Ah, sama kamu juga hebat, Sar. Harusnya udah jadi desainer terkenal ya, gara-gara pria bule itu. Ah sudahlah, ngga usah di bahas. Maaf ya, Sar.”

Sari menggeleng. “Tidak apa, Sa. Aku sudah berdamai dengan keadaan.”

Salsa menghampiri Sari dan memeluknya dari samping. “Semua akan baik-baik saja, Sar. Semangat.”

Ia mengepalkan tangannya ke atas.

“Semangat.” Sari tersenyum dan melakukan hal yang sama seperti Salsa.

****

Rama sudah berdiri di depan pintu rumah Sari. Sekali lagi ia meyakinkan diri bahwa hubungannya dengan Sari harus di perjuangkan. Sejak kejadian Rama versus David waktu itu, Sari tak pernah mengangkat telepon darinya, membalas pesannya pun tidak. Sari benar-benar ingin menjauh dari dua nama itu, Rama dan David.

Tok.. Tok.. Tok..

Rama mengetuk pintu rumah Sari.

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumusalam.” Teriak teguh dari dalam.

Ceklek.

“Loh, nak Rama?” Teguh bingung dengan kehadiran mantan tunangan putrinya.

“Malam, yah.” Senyum Rama.

Teguh mempersilahkan masuk pria yang penampilannya kian kusut. Pasalnya, Rama kini semakin larut dalam kesedihannya, tak jarang ia mabuk, hingga larut malam dan masih berada di sebuah klub. Tak jarang pula Anita di buat kesusahan karena Sofia meminta agar Anita menjemput dan mengantar putranya pulang. Rama sering pulang dalam keadaan mabuk. Lalu, keduanya akan berakhir di ranjang. Namun, tidak seperti sebelumnya, biasanya Rama selalu lembut dalam penyatuan mereka, tapi kini tidak lagi. Ketika Rama sadar bahwa yang berada di kungkungannya adalah Anita, ia langsung mengasarinya, hingga Anita merintih dan memohon untuk menyudahi penyatuan itu. Anita semakin membenci Rama, dan kini semakin menjauhi pria itu.

“Sari sudah tidak lagi di sini. Dia bekerja di Singapura.” Ucap Teguh, saat Rama menanyakan keberadaan Sari.

“Sejak kapan, Yah? di mana Sari tinggal? Boleh Rama meminta alamat Sari di sana, Yah?” Tanya Rama bertubi-tubi.

Teguh menggeleng, walau ia tahu alamat sang putri. Namun, sari berpesan agar tak memberi tahukan alamatnya kepada Rama dan David.

“Ayah, Rama mohon, Yah. Rama ingin memperbaiki hubungan Rama dengan putri ayah. sungguh Rama sangat mencintai Sari, Yah.” Ucap Rama memelas. Namun Teguh tetap tak memberikan informasi itu.

Rama pulang dengan langkah gontai. Alih-alih datang ke kota ini untuk memperbaiki hubungannya, malah ia mendapatkan kabar buruk, kabar bahwa Sari tak bisa lagi di jangkaunya. Ia menggunakan segala macam cara untuk merayu Ardi agar mau buka suara untuk mencari tahu alamat Sari tinggal di sana. Namun, semua keluarga Sari bungkam. Ia harus memutar otak untuk mendapatkan cara, agar bisa menyusul Sari ke sana.

Di, London. David pun melakukan hal yang sama, ia terus mengerahkan beberapa orang suruhannya agar mengetahui jejak Sari.

“I will chase, wherever you hide.” Ujar David, sambil menyesap wine di gelas yang ia pegang, bersamaan pandangan yang tertuju pada jendela yang menyuguhkan pemandangan malam kota London.

1
Siti Sopiah
Nina kan dah SMA tak kan tak tahu bahasa inggris sedikitpun.
Siti Sopiah
baru sekarang q merasa lega bila Thor menyebut soal sholat.
Siti Sopiah
haduh. kau MMG cari naas lah Sari bodoh tau
Siti Sopiah
sari sari .gak tahu apa hari dh pagi.memang tak pernah sholat subuh ya.atau tak pernah sholat sama sekali?
Siti Sopiah
kebanyakan mimpi kamu Ram.memang dah siap mati
Sarina Hendri
Kecewa
Sarina Hendri
Buruk
Siti Sopiah
nah itu baru BPK yg betul.
Sintia Dewi
nah si david mau nikahin sari deh bsok ini wkwkwkwk/Joyful/
Sintia Dewi
ayahnya sari itu polos lugu atau gimna yah udh tau anaknya pergi karna tu orang (rama ) ngapa ngomong dah sari udh ke singapura/Sweat/
Tirrr
Lumayan
Anonymous
keren
sri Anita asri
Luar biasa
onlyme_raa13
GUYYSS SOORYY BANGET YAA, AKU MAU PROMOSIIN KARYA TERBARU AKUU, BARUU 2 EPS SI TAPI PLIS BANTU LIKEE BIAR AKU SEMANGAT BIKIN NYAA/Frown/
Dewi Ambarukmi Ambarukmi
bikin mewek... aku suka alur cerita penulisan, gaya bahasa, semuanya bagus.... good job author... terus berkarya..... semoga diparingi sehat, banyak rejeki, juga ide yg selalu mengalir...
IG elis.kurniasih.5: aamiin,, makasih kak
total 1 replies
Soraya
Lumayan
Soraya
kasihan Sari
Soraya
polos boleh tp jgn bodoh
Soraya
mampir thor
Diana Resnawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!