Cinta Di Usia Senja

Linda membuang tasnya ke kursi setelah dia kembali ke rumah ibunya. Dia benar-benar marah, dia tak dapat lagi melakukan hal menyenangkan yang selalu dia lakukan.

Uang yang diberikan oleh ayahnya pun sudah habis dan itu tidak cukup bagi dirinya. Ayahnya benar-benar tidak memiliki perasaan sama sekali karena ayahnya tidak memikirkan dirinya.

Rena menghela nafas, melihat kelakuan putrinya. Dia tahu Linda pasti akan mengeluh karena apa yang dia lakukan tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

“Mama dan kakak ipar berbohong!” Sesuai dugaan, Linda  melakukan protes.

“Mama tidak berbohong padamu, Linda.”

“Mama bohong. Mama berkata Papa tidak akan menghukum Linda lagi jika Linda menjadi anak yang patuh, tapi apa? Papa justru semakin memberikan hukuman pada Linda!”

“Linda, semuanya membutuhkan proses. Seharusnya kau tahu itu. Ayahmu pasti ingin melihat kesungguhanmu jadi berhentilah mengeluh. Kau lihat kakakmu, dia dan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan untuk menarik perhatian ayahmu!”

“Tapi sampai kapan, Ma? Linda benar-benar sudah tidak tahan lagi!”

“Kau harus belajar bersabar supaya kau tahu untuk mendapatkan sesuatu tidaklah mudah.”

“Kenapa Mama jadi seperti Papa yang meminta Linda untuk bersabar?”

“Karena kau memang harus melakukannya, Linda. Kau harus tahu jika apa yang kau inginkan tidak akan kau dapatkan dengan mudah lagi jadi kau harus bersabar untuk mendapatkannya. Kau memang sudah meminta maaf pada ayahmu tapi bukan berarti kau akan langsung mendapatkan apa yang kau inginkan jadi bersabarlah. Tunjukkan pada ayahmu akan keseriusanmu agar dia yakin!” Putrinya terlalu dimanjakan sehingga tidak pernah merasakan kesulitan.

Sekarang dia jadi mendukung Daniel untuk menghukum Putri mereka karena dia sendiri pusing dengan keluhan Linda yang tiada henti. Menantu mereka pun gila dengan harta.

Dion adalah putra satu-satunya yang mereka miliki jadi menantu mereka merasa semuanya nanti akan menjadi milik Dion. Saat Daniel tahu, dia pasti akan semakin murka.

“Kenapa Mama jadi menyebalkan? Seharusnya Mama membantu Linda tapi kenapa Mama jadi menceramahi Linda seperti ini?”

“Mama memberimu nasehat agar kau bersabar, Linda. Dengarkan perkataan ayahmu dan ubah pola hidupmu. Berhentilah menghambur-hamburkan uang ayahmu apalagi dengan menghabiskannya untuk sesuatu yang tidak perlu bersama dengan teman-temanmu,” Tentu saja dia tahu putrinya gemar berfoya-foya bersama para sahabatnya.

 Daniel tidak tahu mengenai hal itu karena Linda begitu pandai mengelabui ayahnya

“Linda benar-benar benci ini!” Linda melemparkan sebuah bantal ke arah televisi. Dia berusaha  menahan air mata agar tidak tumpah.

“Jangan bertindak bodoh dan dengarkan nasehat Mama. Biarkan ayahmu menikah dengan wanita itu. Kau harus tahu, Sandra Harris memiliki banyak uang dan ketika dia telah menjadi ibu tirimu, kau bisa memanfaatkan dirinya untuk mendapatkan uang. Jika kau tidak mendapatkannya dari ayahmu, maka kau bisa mendapatkannya dari dirinya!” Dan mereka berdua bisa menikmati uang milik wanita kesepian itu.

“Ma, apa itu berarti Mama ingin aku memanfaatkan wanita tua itu?” Ibunya memang licik dan sikap liciknya itu dia ajarkan pada putrinya.

“Tentu saja. Dia akan menjadi ibu tirimu jadi kau harus memanfaatkannya. Setidaknya ayahmu tidak menikah dengan wanita miskin yang hanya akan menghabiskan uangnya saja jadi berpikirlah dengan cerdik agar kau mendapatkan keuntungannya. Dia tidak mungkin menolak memberimu uang ketika kau memintanya.”

“Baiklah, yang Mama katakan ada benarnya. Aku bisa meminjam mobilnya untuk pergi bersenang-senang dengan para sahabatku dan aku bisa meminta uang dengannya untuk bersenang-senang!”

“Itu baru Putri Mama. Pikirkanlah keuntungannya lalu nikmati hasilnya!”

Linda mengangguk dan tersenyum. Seandainya waktu itu mereka tahu lebih cepat jika kekasih ayahnya adalah wanita tua kaya raya yang kesepian itu, mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi padanya tapi belum terlambat karena dia akan membiarkan ayahnya menikah.

Linda memutuskan untuk menghubungi ayahnya karena dia ingin ayahnya pulang untuk makan malam bersama. Kali ini dia tidak akan keberatan walaupun ayahnya mengajak wanita tua kaya itu.

“Ada apa, Linda? Jika kau menghubungi Papa hanya untuk mengeluh, maka lupakan!”

“Bukan begitu. Linda hanya ingin mengingatkan Papa untuk tidak lupa jika malam ini kita akan makan malam bersama. Papa juga boleh membawa kekasih Papa pulang.”

“Baiklah,” pasti ada maksud terselubung tapi dia ingin melihat apa yang direncanakan oleh Putra dan putrinya meskipun Sandra tidak bisa datang.

“Linda dan kakak ipar yang akan menyiapkan makan malamnya jadi jangan sampai Papa tidak pulang.”

“ Papa tidak seperti dirimu, Linda. Tidak perlu khawatir, Papa pasti akan pulang untuk makan malam bersama dengan kalian.

“Baiklah, Linda menantikannya,” Linda kembali tersenyum. Dia benar-benar akan merencanakan semuanya dengan baik. Sekarang saatnya kembali untuk menyiapkan makan malam dan dia akan menghubungi kakak iparnya supaya datang membantu dirinya.

Daniel menghubungi Sandra setelah berbicara dengan putrinya. Tidak bertemu dengan Sandra membuatnya merindukan wanita itu. Rasanya tak sabar hari esok segera datang agar dia dapat bertemu dengan Sandra di acara pernikahan Jefri.

“Daniel,” mendengar suaranya saja sudah membuat pastinya begitu bahagia.

“Apa yang sedang kau lakukan. Aku tidak mengganggu waktumu, bukan?”

“Tentu saja tidak. Kau tidak mengganggu sama sekali. Bagaimana kabarmu dan bagaimana hubunganmu dengan putra-putrimu,” setelah makan malam yang tak menyenangkan mereka lewati, entah seperti apa hubungan Daniel dengan Putra dan putrinya.

“Tidak perlu khawatir, Sandra. Hubungan kami baik-baik saja. Walaupun ada maksud terselubung tapi mereka sudah bersikap baik.  Mereka bahkan merestui hubungan kita.”

“Benarkah?” Rasanya tak ingin percaya karena restu itu diberikan begitu cepatnya.

“Tentu saja benar. Malam ini mereka mengajakku makan malam bersama. Mereka juga meminta aku untuk membawamu. Aku ingin lihat apa sebenarnya yang mereka inginkan dari sikap mereka yang tiba-tiba saja berubah dalam satu malam.”

“Mereka Putra dan putrimu, Daniel. jangan menaruh curiga seperti itu pada mereka.”

“Memang seharusnya tidak tapi sikap mereka yang berubah secara tiba-tiba tentu saja harus aku curigai apalagi mantan istriku campur tangan dalam masalah ini.”

“Apa kau tidak bisa berbicara baik-baik dengan mantan istrinya, Daniel? Seharusnya kalian berdua bekerja sama untuk mendidik putra-putri kalian walaupun sudah sedikit terlambat karena usia mereka yang telah dewasa.”

“Aku sudah melakukannya, Sandra. Apa yang terjadi dengan Putra dan putriku memang sepenuhnya kelalaianku karena aku selalu memanjakan mereka dengan uang dan sekarang aku harus bersikap keras walaupun sudah terlambat seperti yang kau katakan.”

“Tidak, tentu saja tidak terlambat. Asalkan kau konsisten untuk bersikap tegas, maka mereka akan berubah,” mendidik anak-anak memanglah tidak mudah karena dia sudah merasakannya walaupun Jefri tidak lahir dari rahimnya.

“Kau benar,” Dapat berbagi dengan Sandra membuatnya semakin yakin untuk tidak menghentikan hukuman yang diterima oleh Putra dan putrinya begitu cepat. Nanti malam, dia akan melihat apa yang akan terjadi nanti malam.