Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 30
Tuplak tuplak tuplak
Drap drap drap
" Dimana Paduka?"
" Di kamar Paduka Grand Duchess."
Seorang wanita, tingginya sekitar 160 cm turun dari kudanya dengan terengah-engah. Dia baru saja memacu kudanya tanpa istirahat sama sekali. Dan kini wanita itu pun berlari menuju ke kamar Roxane karena ada yang harus segera ia sampaikan kepada Leoric.
" Sebenarnya ada apa Dame Rose begitu tergesa-gesa seperti itu? Ah iya sudah lama juga tidak melihat beliau."
" Iya ya benar juga, terakhir sudah 3 bulan yang lalu. Entah untuk apa dan dimana Dame Rose ditugaskan."
Dame adalah sebutan untuk kestaria wanita. Dan Dame Rose merupakan satu-satunya ksatria wanita yang dimiliki oleh Alburs. Meskipun tubuh Dame Rose masuk dalam kategori kecil dan pendek keimbang ksatria Alburs yang lain, namun kemampuan berpedangnya tidak perlu diragukan lagi.
Dame Rose berhasil menguasai ilmu pedang di usianya yang baru 15 tahun. Seperti yang dikatakan beberapa orang tadi, mereka tidak pernah tahu keberadaan Dame Rose karena tugas yang diberikan Grand Duke sungguh sangat rahasia. Dan komandan pasukan ksatria Levin sebagai atasan Dame Rose pun juga tidak mengetahui keberadaannya selama tiga bulan terakhir ini.
" Saya menghadap Paduka Grand Duke Leoric Alburs Carrington, hosh hosh hosh."
" Semuanya keluar."
Oland, Melba, Sonya langsung keluar dari kamar Roxane. Mereka sudah paham, jika sang Grand Duke memerintahkan itu berarti ada hal yang harus dibicarakan tanpa boleh ada yang tahu.
" Saya turut bersedih atas apa yang menimpa Paduka Grand Duchess."
" Hmmm ya, terimakasih Rose. Sudah 2 hari ini dia belum juga mau melihatku."
Suara Leoric bergetar, tangan pria itu menggenggam erat tangan Roxane yang dingin. Wajah Roxane begitu damai saat ini. Ya Roxane bukan terlihat seperti orang yang tengah kehilangan kesadarannya, dia hanya seperti orang yang tengah tertidur. Tapi Leoric tidak suka itu. Dia ingin Roxane segera bangun.
" Apa belum ada kabar dari para ksatria soal pencarian pendeta?
Pertanyaan Dame Rose hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Leoric. Dam Rose sungguh sangat menyesal mendengar hal itu. Melihat wajah Leoric pun Sebenarnya dia tidak tega untuk menyampaikan kabar ini.
Itu sebabnya Dame Rose tidak mengirim pesan seperti biasanya. Jika biasanya ia hanya akan menggunakan elang hitam untuk mengantarkan pesan, namun untuk berita kali ini dia harus datang sendiri untuk menyampaikannya.
" Ada apa Rose, kau datang dengan terburu-buru pasti ada sesuatu yang mendesak bukan? Katakanlah."
" Maaf Paduka, apa yang Anda katakan memang benar adanya. Ini soal Kaisar, Baginda Kaisar Rowan, beliau akan menyebutkan bahwa Paduka sebagai pemberontak dalam festival pembentukan negara yang akan dilakukan sepekan lagi. Dia menggunakan alsan tentang penolakan lamaran terhadap Putri Lilian. Dan, Baginda menarik Pendeta Agung Arhen ke sisinya."
" Hahahah memang bangsat bajingan orang itu. Dipikirnya aku takut apa? Ya, biarkan saja, kalau benar dia mau berperang dengan Alburs maka akan aku hadapi. Panggilkan Levin, minta dia kemari secepatnya."
" Sesuai perintah Anda Paduka."
Leoric membuang nafasnya kasar. Dia bukannya takut dengan tantangan perang dari Rowan si sialan itu. Hanya saja mengapa harus di saat Roxane terbaring tidak sadarkan diri begini.
Tapi sebagai seorang pemimpin Leoric tidak boleh bersikap lemah. Ada ratusan nyawa yang berada di bawah kepemimpinannya. Dan hal yang pertama ia pikirkan selain keselamatan anak dan istrinya adalah keselamatan rakyatnya.
Mungkin Duchy Alburs tidak terllau banyak memiliki warga, namum hal itu tidak menjadikan Leoric lalai. Jika perang pecah, maka pihak pertama yang paling dirugikan adalah rakyat kecil.
" Ungsikan, bersihkan dulu lokasi ini sebelum Kaisar gila itu mengirim para prajuritnya."
TBC
.