NovelToon NovelToon
Sang Pemuas

Sang Pemuas

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."

"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Saat Azura sedang makan tiba-tiba Diego duduk di hadapannya, dan itu membuat Azura menghentikan pergerakan tangannya.

"Ada apa tuan, tolong jangan buat saya dalam masalah saat istri anda tau anda dekat dengan pel*cur seperti saya."ucap Azura dingin.

"Coba katakan sekali lagi tentang dirimu aku tidak akan segan-segan untuk mengenalkan mu pada istriku sebagai wanita ku."ancam Diego.

"Hi... nona manis kau disini juga boleh aku gabung."ucap pria bernama Bayu yang terlihat sangat gagah itu. Pria itu tersenyum manis pada Azura yang juga membalas senyuman itu dengan sangat manis meskipun palsu.

"Silahkan oh iya pasti anda ingin menu yang sama dengan saya lagi bukan, saya akan pesankan langsung pada Abang itu karena ini adalah menu paling spesial dan tidak tercantum di buku menu saat ini."ucap Azura.

"Oh benarkah sebuah kehormatan bagi saya nona biru langit."ucap pria itu sambil tersenyum manis.

Sementara pria yang ada di hadapan mereka sudah ingin meledak jika saja dia berada di tempat lain.

Azura pun bangkit membawa tas miliknya dan berjalan menghampiri pelayan itu sambil mengatakan."Bang saya titip bayar makanan itu, sekarang saya pergi dulu terimakasih."ucap Azura yang langsung bergegas pergi.

Azura pikir tidak ada orang yang mengikuti langkahnya hingga dia tiba di samping mobil nya tangannya digenggam erat oleh Diego dengan tatapan mata tajam dia benar-benar tidak bisa sabar lagi, tapi lagi-lagi Bayu datang menyusul mereka dan Diego yang tidak bisa bersabar pun langsung menghajar Bayu yang juga sigap membela diri meskipun tetap kalah oleh Diego sementara Azura pergi begitu saja dengan mobilnya karena merasa tidak punya hubungan dengan keduanya.

Azura yang kini pulang ke rumahnya pun langsung masuk dan mengunci seluruh pintu dan jendela dia tidak ingin ada penyusup masuk kedalam rumahnya.

Saat itu juga dia langsung mengunci pintu kamar nya, dia mematikan lampu kamar dan bersembunyi di balik selimut tebal itu, dia merasa dirinya sedang tidak baik-baik saja seakan merasakan sesuatu yang akan terjadi malam ini.

Azura berdoa di dalam hatinya semoga tuhan melindungi dirinya yang kini merasa sedang terancam.

Sampai dia terlelap dalam tidurnya dia tidak tau bahwa Diego tengah mengawasi rumahnya, dan setelah memastikan bahwa dia tidak bisa masuk kedalam karena pintu pagar pun digembok dari dalam.

Setelah larut malam Diego melihat pergerakan apapun jadi dia memutuskan untuk pergi.

Hingga pagi hari tiba, Azura baru turun untuk mengeluarkan barang bawaannya di koper besar yang berjumlah dua koper besar dan satu kantung keresek berukuran besar berisi sepatu dan sandal yang ia bawa dari rumah lamanya.

Azura dengan susah payah menyeret kopernya hingga ke lantai atas, dia bahkan tidak membuka pintu garasi itu karena dia mengambil koper itu lewat pintu dapur yang tembus ke garasi rumah nya, dia tidak ingin keluar rumah sebelum jam kuliah tiba.

Hari ini dia masuk siang, jadi paginya dia habiskan untuk merapihkan kamar dan baju yang kini bertumpuk di atas etalase di walk-in closed nya.

Azura yang kini memilah baju yang akan dia gunakan untuk magang dan lainnya dia baru selesai merapihkan sepatu dan high heels dan juga boots dan masih banyak lainnya yang selama ini tersimpan di rumah lamanya.

Azura yang memiliki cita-cita bisa memiliki perusahan yang bergerak di bidang design itu sedang berjuang agar suatu saat nanti dia bisa mewujudkan mimpinya.

Dia baru saja selesai beres-beres di jam sepuluh pagi, dan kini dia sedang bergegas untuk bersiap pergi ke kampus.

Dia juga sudah menyiapkan outfit nya yang seperti gadis karir, dengan menggunakan celana hotpants dan juga tanktop berwarna putih dipadukan dengan blazer berwarna senada dengan hotpants yang kini ia kenakan dan tidak lupa boots yang menutup kaki jenjangnya hingga ke lutut dengan tatanan rambut yang Curly dan kaca mata yang bertengger di hidung mancung nya itu sungguh sangat sempurna.

Azura pun langsung bergegas pergi setelah memastikan keadaan rumahnya baik-baik saja. Kali ini dia langsung berangkat ke kampus tidak sarapan pagi di luar karena Azura sudah sarapan dengan secangkir kopi dan Sandwich bola salju buatan nya sendiri.

Saat tiba di parkiran kampus semua yang ada di sana maupun yang baru datang terlihat terpana pada kecantikan Azura yang kini terlihat sangat sempurna dari biasanya.

Termasuk Delon yang kini ditarik oleh Amalia yang kesal karena Delon menatap mantannya itu dengan sangat intens.

Azura melewati pintu masuk yang biasanya sambil tersenyum manis pada satpam yang berjaga hari ini hingga mereka terpana oleh kecantikan gadis cantik itu.

Azura benar-benar tampil beda hingga teman prianya menggoda nya."Hi... sweet heart."ucap mereka hampir bersautan.

Sampai dia masuk kedalam kelas, Leony dan suaminya ternyata sudah ada di sana karena hari ini adalah pengumuman tentang magang.

Semua orang di kelas menatap kagum pada Azura yang kini berjalan menuju bangku miliknya.

Sementara tatapan mata yang tidak bisa di artikan terlihat dari suami Leony yang kini berdehem keras saat seisi kelas dibuat riuh oleh mahasiswa lainnya saat Azura masuk.

"Disini ada amplop pengumuman tentang magang kalian dari beberapa perusahan yang saya sebutkan namanya silahkan maju kedepan."ucap Leony.

"Baik Miss!"ucap mereka serempak.

"Leon, Adisti, Star Alex, Alan, Celsi Rustandi, Amalia Aprilia, Lauren."Satu persatu dari mereka maju kedepan dan mengambil amplop pengumuman penerimaan magang yang disetujui oleh beberapa perusahan.

Dan saat nama Ayudia disebut dia langsung bangkit dari duduknya dan berjalan dengan santainya menuju meja dosen dimana Leony dan Diego sedang menatap kearahnya.

"Ayudia Zunaera, kamu dapat surat cinta dari perusahan xx ameh hanya kamu yang terpilih disana, honey kenapa tidak di perusahan mu."ucap Leony yang membuat Diego terlihat tidak terima karena ternyata Azura tidak akan magang di perusahan miliknya.

"Saya tidak tahu Miss tapi syukurlah masih ada yang mau menerima saya yang tidak secerdas kawan-kawan terimakasih Miss, Mr."ucap Azura yang kini berbalik pergi menuju bangkunya.

Sementara Diego langsung pamit pergi dengan lirikan tajam pada Azura yang kini sedang terlihat sangat bahagia karena tempat magang nya itu bukan perusahan D. Aston Group. Setidaknya dengan begitu dia akan terbebas dari pria itu.

Sementara Amalia begitu bahagia karena dia bisa datang ke perusahan besar itu setiap hari dan bisa bertemu dengan kekasihnya itu.

"Sekarang saya hanya ingin memberikan masukan untuk kalian saat kalian magang nanti, ada yang harus kalian perhatikan dari beberapa poin ini."ucap Leony memberi sedikit bocoran pada mahasiswa dan mahasiswi nya yang akan magang di perusahan milik suaminya itu.

Azura sendirian dan beberapa mahasiswa lainnya yang akan magang di perusahan yang berbeda seperti Azura pun hanya mencatat beberapa poin penting karena mereka tidak tau peraturan yang diterapkan di perusahan lainnya itu sama atau berbeda.

...🧸🧸🧸🧸🧸...

Disinilah Azura, di tempat ia menghabiskan waktunya sebelum sore tiba, tempat tongkrongan baru dengan suasana tenang tanpa gangguan dari siapapun.

Sebuah danau yang tidak jauh dari area kampus, tepat di sebuah pohon rindang, Azura berdiri sambil bersandar dan melipat kedua tangannya di dadanya.

Gadis cantik itu menatap lurus pada air yang terlihat jernih namun saking dalam nya air itu sebagian terlihat hijau.

Azura masih anteng menatap air yang bergerak pelan karena tiupan semilir angin tersebut lebih tepatnya riak air yang menyejukkan hati.

Setelah hampir tiga puluh menit dia berada di sana ponselnya berdering, dia pikir yang menghubunginya adalah Rakha tapi nyatanya dia salah.

Entah siapa yang memberitahu nomor handphone Azura pada Diego yang kini menatap nya lekat di layar handphone nya itu.

"Ada apa tuan, darimana anda mendapatkan nomor handphon saya."ucap Azura dingin.

"Tukar surat penerimaan magang mu dengan teman mu yang lainnya aku tunggu di dalam waktu sepuluh menit."ucap Diego tegas.

"Tunggu saja sampai akhir hayat nanti, aku tidak akan pernah melakukan hal itu."ucap Azura yang sudah memutus sambungan telefon dan mematikan ponselnya.

Azura yang sudah tidak mood lagi pun langsung bergegas pergi dengan mobilnya menuju sebuah perusahan dimana dia ditempat kan untuk magang.

Sesampainya di sana dia melihat gedung pencakar langit yang megah, dengan nama perusahan yang tercantum di sana "Bilion group.

Azura yang masih berada di parkiran kantor tersebut, tiba-tiba dihampiri seseorang."Nona ada keperluan apa?"tanya satpam yang berjaga di sana.

"Ah saya adalah mahasiswi yang akan magang di perusahan ini mulai besok pak saya baru menerima surat siang ini untuk penerimaan magang di perusahan ini."ucap Azura.

"Wah nona pasti sangat berbakat dan memiliki kecerdasan tinggi karena tidak semua orang bisa terpilih untuk magang ataupun bekerja secara langsung di perusahan ini."ucap pria paruh baya itu.

"Itulah yang membuat saya heran pak, saya ini tidak sepandai itu."ucap Azura yang kini tersenyum manis.

"Nona jangan merendah kenapa tidak turun untuk mencari tahu lebih dulu, biar saya yang sampai kan surat nya pada atasan saya agar nona bisa langsung diarahkan oleh beliau."ucap satpam yang ramah itu.

"Tidak pak, besok saja saya kembali."ucap Azura.

"Baiklah nona."ucap satpam tersebut.

Azura pun bergegas pergi dari tempat tersebut, dan pulang menuju rumah nya.

Dia terkejut saat melihat bibinya sedang menunggu dirinya di teras rumah nya sendirian bersama kelinci kesayangannya itu.

Setelah Azura memarkirkan mobilnya, dia bergegas menghampiri sang bibi dan memeluknya erat.

Tangis pedih itu kini terdengar begitu lirih dan membuat Azura ikut menitikkan air mata.

"Ada apa bi ayo masuk kedalam, kita bicara disana."ucap Azura yang kini menarik koper sang bibi dan juga menggendong mochi.

"Bibi tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi paman mu Yu, rasanya pengorbanan bibi selama ini hanya sia-sia saja wanita itu bahkan menuduh bibi telah mengguna gunainnya karena dia sakit parah tanpa ketahuan penyakit nya."ucap sang bibi yang akhirnya kembali Azura peluk.

"Bibi tidak kurang suatu apapun, bibi cantik dan baik hati yang kurang itu mereka. Mereka kurang waras sebaiknya bibi ceraikan saja sumi seperti itu masih banyak pria yang jauh lebih baik di dunia ini Ayu akan bantu bibi untuk itu."ucap Azura yang terlihat sangat kesal.

Menurutnya semua sungguh keterlaluan setelah pengabdian sang bibi pada suami dan juga keluarga suami dan keluarga madunya yang juga tinggal di rumah yang sama dengan nya.

"Rakha masih ada di tahanan Ayu dia ditahan oleh polisi karena dia menghajar ayah nya sendiri."ucap sang bibi yang membuat Azura shock saat ini.

"Bibi tenang dulu ini minum dulu, ayu akan cari solusinya bibi tenang ya."ucap Azura yang kini terlihat menenangkan sang bibi.

Bibi sebaiknya mandi dan beristirahat Ayu akan siapkan makan malam untuk kita sambil kasih makan mochi."ucap Azura.

Gadis itu pun membawa Monchi pergi menuju dapur dan disimpan di atas pantry dengan satu buah wortel di hadapannya.

Azura pun membuka handphone mencoba untuk menghubungi pria yang dulu menjadi pengacara keluarganya.

Namun bukannya pengacara yang ia hubungi tapi Diego yang kini terlihat sangat marah terhadap nya.

"Ayudia kamu tidak tahu dengan siapa kamu berurusan saat ini tunggu aku sebentar lagi tiba di rumah mu."ucap Diego yang benar-benar sangat marah.

Azura kembali mencoba menghubungi pengacara tersebut tapi lagi-lagi tersambung pada pria itu.

Azura terlihat kebingungan apa mungkin handphone nya sudah disadap oleh pria itu.

Azura pun menghubungi pengacara tersebut dan akhirnya tersambung, Azura mengatakan maksud dan tujuannya menghubungi pria itu, dan dia berjanji akan datang untuk menemui Azura yang ingin berkonsultasi tentang hukum.

Setelah merasa jauh lebih baik sang bibi pun ikut bergabung membantu Azura yang tengah masak untuk makan malam mereka nanti sekalian pengacara yang sudah seperti keluarga nya itu akan makan malam di sana.

Beberapa saat kemudian saat mereka sedang sibuk memasak, sebuah mobil mewah memasuki carport rumah Azura tanpa permisi.

Siapa lagi dia jika bukan Diego yang kini datang dengan tidak sabarnya dan mengetuk menekan bel pintu berulang kali hingga Azura membuka pintu.

Diego langsung menarik Azura dan menahannya di dinding Diego langsung mencium bibir Azura dan rakusnya dan sedikit kasar karena luapan emosi yang tidak terbendung lagi.

"Mau sampai kapan kamu terus membuat ku marah heuh, mana surat pemberitahuan yang kamu dapatkan tadi."ucap Diego yang kini menatap tajam kearah Azura yang kini hanya diam sambil menatap penuh kebencian terhadap pria yang kini bersikap semena-mena terhadap dirinya.

"Apa mau mu Diego Alexander! Aku tidak mengerti, kita tidak memiliki hubungan apapun tapi kamu selalu mengganggu hidup ku!!"ucap Azura yang akhirnya menangis karena sudah sangat jengkel.

"Ayu, ada apa? Siapa yang datang?"ucap sang bini yang kini terlihat sangat kaget saat melihat keponakan nya menangis dan pria yang ada di hadapannya adalah pria yang sama dengan yang ia lihat dari balkon kamarnya Azura saat itu.

"Maaf anda siapa?"

1
Mas Luhah
sangat bagus,,,,,,,


tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/
Roli Yanti
lanjut ceritanya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!