Nancy tak menyukai kala sang papa menjalin hubungan dengan Dania yang dikenalkan sebagai calon istrinya. Nancy mencari tahu latar belakang Dania hingga akhirnya ia mengetahui kalau Dania masih berstatus sebagai istri orang! Ketika kebusukannya terbongkar Dania berkilah akan segera bercerai dengan suaminya yang sekarang, Putra Wardhana namun Nancy tak memercayai itu hingga akhirnya Dania dan Putra benar-benar bercerai. Selepas bercerai, Nancy mulai mendekati Putra untuk misi membuat Dania cemburu karena sang mantan suami kini dekat dengannya. Akankah misi Nancy akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya Bersedia
Nancy tentu saja kecewa karena sang papa sama sekali tak mau mendengarkan apa yang ia katakan bahkan ketika bukti sudah ia sodorkan sang papa pun masih saja membela Dania dan mengatakan kalau wanita itu adalah wanita baik-baik? Nancy tentu saja ingin tertawa mendengar semua itu. Mana ada wanita baik-baik yang rela mendekati pria tua seperti papanya dan mengatakan mencintainya kalau bukan karena harta? Nancy datang ke makam mendiang sang mama. Di sana Nancy menangis dan mengadu pada sang mama mengenai kelakukan sang papa.
"Apa yang harus Nancy lakukan, ma?"
Nancy masih terisak selama beberapa saat hingga setelah semua perasaan sudah berhasil ia kendalikan maka Nancy mulai menyeka semua air mata yang barusan tumpah. Nancy menghela napas panjang dan berusaha tegar untuk menghadapi semua ini.
"Aku yakin kalau mama pasti akan membantuku. Maka tolong bantu aku untuk membuat papa gak jadi menikahi wanit itu."
Nancy mendoakan sang mama sebelum ia meninggalkan area pemakaman umum itu dan masuk kembali ke dalam mobilnya. Nancy perlahan melajukan mobilnya namun tiba-tiba saja ada seorang pejalan kaki yang menyebrang dan tidak menengok kanan dan kiri hingga nyaris saja Nancy menabrak orang itu andai kata ia tidak menginjak pedal rem tepat waktu.
"Untung saja aku tepat waktu menginjak rem."
Nancy membuka sabuk pengamannya dan kemudian berjalan keluar dari dalam mobilnya menghampiri orang yang barusan hendak ia tabrak.
"Kamu punya mata kan? Kenapa gak lihat-lihat kalau mau nyebrang jalan?!"
Nancy meluapkan kekesalannya pada orang yang barusan hendak menyebrang jalan ini namun orang itu masih diam dan seperti tak merespon apa yang dikatakan olehnya.
"Maaf karena saya gak melihat-lihat ketika menyebrang jalan."
Nancy memerhatikan orang ini dengan seksama dan sepertinya ia pernah melihat orang ini namun ia lupa pernah bertemu dengannya di mana.
"Sepertinya aku pernah melihatmu."
Pria yang sejak tadi menunduk itu kemudian menatap wajah Nancy.
****
Nancy memerhatikan wajah pria yang ada di depannya dan berusaha mengingat di mana mereka pernah bertemu dan ia ingat sekarang bahwa mereka pernah bertemu di sebuah cafe dekat kantor.
"Kamu karyawan di Artha Property Indo Group kan?"
"Iya, saya bekerja di sana."
Nancy menganggukan kepalanya dan seketika ingatannya langsung tertuju pada kejadian beberapa bulan lalu saat pria ini datang ke cafe bersama seorang wanita yang wajahnya kini tak asing lagi baginya.
"Istrimu namanya Dania Kusumastuti kan?"
Pria itu nampak heran sekaligus terkejut saat mendengar pertanyaan dari Nancy namun kemudian ia menganggukan kepalanya.
"Bagaimana anda bisa tahu?"
"Ah jadi rupanya saya gak salah mengenali orang. Kamu ini pasti Putra, baru saja saya mau menemui kamu."
"Anda mau menemui saya? Kenapa?"
"Masuk ke dalam mobil saya. Ada hal yang mau saya bicarakan."
Putra awalnya agak ragu namun kemudian ia mengikuti langkah kaki Nancy masuk ke dalam mobil dan ia duduk di kursi penumpang bagian depan di sebelah Nancy. Nancy sendiri membawa mobil itu menuju sebuah taman dan berhenti di sana.
"Saya tahu kalau kamu dan Dania sedang dalam proses cerai."
"Iya saya dan Dania memang sedang dalam proses cerai. Saya berusaha membujuknya untuk tidak bercerai dengan saya namun dia tetap saja menolak dan tetap ingin bercerai dari saya."
****
Nancy makin penasaran dengan rumah tangga Putra dan Dania selama ini, karena ia tak mau membuang waktu maka ia segera saja menanyakan pada Putra semua yang selama ini ia ingin tanyakan.
"Apakah benar kamu suka KDRT dan keluargamu memerlakukan Dania dengan buruk?"
"Saya gak pernah melakukan KDRT pada Dania. Saya sangat mencintai dia dan soal keluarga saya yang melakukan hal buruk pada Dania juga itu semua gak benar."
Nancy memindai wajah Putra dan melihat sorot mata pria itu dan ia melihat bahwa Putra memang jujur dan tak menutupi apa pun hingga Nancy yakin bahwa Dania memang wanita ular yang sengaja mengincar papanya.
"Kamu tahu alasan kenapa dia menggugat cerai kamu?"
"Dia bilang saya gak memberikan apa yang ia minta."
"Jelas kamu gak bisa memberikan apa yang dia minta, kamu kan cuma staf biasa di kantor. Dia itu wanita mata duitan yang sedang mengincar papa saya."
Putra nampak terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Nancy barusan seolah pria itu tak percaya dengan apa yang dikatakan olehnya.
"Kamu gak percaya dengan apa yang saya katakan? Saya perlihatkan nih pada kamu bukti kedekatan papa saya dengan istri kamu selama ini."
Maka Nancy pun sengaja memperlihatkan foto kemesraan papanya dengan Dania pada Putra dan membuat Putra geram bukan main.
****
Putra merasa dihianati oleh Dania dan ia juga rupanya ditipu mentah-mentah selama ini. Putra merasa bahwa pengorbanannya selama ini sia-sia untuk memperjuangkan wanita yang bahkan sama sekali tak mencintainya. Raut penyesalan menghantui dirinya, ia merasa sudah bodoh bisa tertipu begini oleh Dania.
"Saya tahu ini gak mudah buat kamu, tapi saya menawarkan sesuatu untuk membantu kamu."
"Memangnya anda siapa? Kenapa bilang bisa bantu saya?"
"Kamu gak tahu saya siapa? Saya adalah Nancy Susilo Atmadji, Presdir Artha Property Indo Group."
Mata Putra seketik terbelalak mendengar pengakuan Nancy barusan, selama ini ia memang tak pernah bertemu langsung dengan presdir karena ia hanya staf biasa dan hanya mendengar bahwa presdir perusahaan adalah seorang wanita.
"Dan saya menawarkan kamu untuk bisa membalas rasa sakit hati ini pada Dania."
"Apa yang anda bisa lakukan untuk bantu saya?"
"Segera ceraikan Dania dan nikahi saya."
Putra makin terbelalak dengan ucapan Nancy barusan, Nancy nampak tenang sekali ketika mengatakan hal itu dan ia mengatakan pada Putra bahwa ia tak punya banyak waktu untuk memberikan Putra waktu untuk berpikir mengenai kesempatan ini.
"Waktumu gak banyak, segera pikirkan penawaran saya."
"Kapan saya harus kasih jawaban?"
"Besok."
"Besok?!"
"Iya besok, kamu temui saya di ruangan saya dan berikan jawabannya."
****
Nancy nampak tak bisa tidur semalaman karena menunggu hari ini tiba, hari di mana Putra akan memberikan jawaban atas permintaannya kemarin untuk menikahinya sebagai aksi balas dendam pada Dania. Nancy tak pernah segugup ini sebelumnya dan ia sejak tadi tak bisa fokus pada pekerjaannya.
"Kenapa sih aku harus gugup begini?"
Nancy menarik napas dalam-dalam dan berusaha menetralisasikan degup jantungnya hingga akhirnya sosok yang sejak tadi ia tunggu muncul juga bersama sang asisten pribadi.
"Bu, ini ada pegawai yang mau bertemu dengan anda katanya dia sudah buat janji."
"Iya, dia memang orangnya. Kamu bisa pergi dan tinggalkan kami berdua."
"Baik, Bu."
Maka selepas asisten pribadi Nancy pergi hanya ada mereka berdua di dalam ruangan ini dan Nancy merasa gugup namun ia memaksakan diri untuk tetap tenang di depan Putra.
"Jadi bagaimana jawabanmu?"
"Saya bersedia."