Kazuya tak pernah merasa lebih bersemangat selain saat diterima magang di perusahaan ternama tempat kekasihnya bekerja. Tanpa memberi tahu sang kekasih, ia ingin menjadikan ini kejutan sekaligus pembuktian bahwa ia bisa masuk dengan usahanya sendiri, tanpa campur tangan "orang dalam." Namun, bukan sang kekasih yang mendapatkan kejutan, malah ia yang dikejutkan dengan banyak fakta tentang kekasihnya.
Apakah cinta sejati berarti menerima seseorang beserta seluruh rahasianya?
Haruskah mempertahankan cinta yang ia yakini selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiiiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Keputusan
"Jadi gimana, Uyeekk?" Tanya Eyrine ikut frustasi.
Masalahnya sedari tadi mereka sedang mencari-cari perusahaan yang akan mereka apply untuk tempat magang.
"Belum dapet juga." Kazuya sedang rebahan di karpet depan televisi pun terlihat tak kalah frustasi. Pasalnya mencari tempat magang ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Banyak perusahaan besar yang membuka lowongan magang untuk mahasiswa namun tak semua masuk kualifikasi mereka. Dari lokasi, jurusan, dan sebagainya.
"Yinnn, tolong lempar itu dong." Kazuya yang masih rebahan terlihat menunjuk bungkus snack makanan ringan yang berada di samping Eyrine. Dirinya sungguh malas gerak untuk bangkit mengambilnya.
Mereka berdua kini sedang berada di apartemen Kazuya. Sejak pukul 10 pagi tadi Kazuya sudah merecoki waktu tenang Eyrine untuk membantu dirinya mencari tempat magang. Sehingga seperti ini lah kondisinya, Eyrine yang rumahnya lumayan jauh dari apartemen Kazuya rela datang kesini.
"Males! Lo aja yang bangun, deketan dari lo kok daripada posisi gue." Eyrine tak kalah malas untuk bergerak.
"Ya Allah, yinnn! Lo kan posisinya duduk lebih mudah gerak daripada gue." Bujuk Kazuya, menjadikan posisi dirinya yang sedang rebahan alasan.
"Gada hubungannya kalikkkk! Lagi pula gue kan disini sebagai tamu, nggak boleh disuruh-suruh." Balas Eyrine angkuh. Pokoknya dua manusia itu saling memperdebatkan kondisi masing-masing. Sudah sangat lumrah kondisi ini terjadi jika mereka berdua sedang bersama. Persahabatan mereka berlangsung lama sepertinya karena ada ikatan emosi yang sama-sama meluap.
"Tai lo! Lo mah bukan tamu gue. Mana ada tamu bentukannya kayak lo begini. Dateng-dateng langsung masak ke dapur, ngabisin stok makanan anak kos, yang punya tempat malah nggak di kasih, cuman disisain snack micin doang." Maki Kazuya. Setengah niat ia akhirnya bangkit dari rebahannya. Mengambil makanan ringan yang sudah diincarnya tadi.
"Salah lo juga kali! Sibuk neror gue dari pagi. Gue kan baru bangun tidur, Yekk! Belum sempet makan, boro-boro sarapan minum air putih juga nggak. Demi siapa ini? Demi eloooo! Udah wajar dong gue ngasih gue asupan makanan sebagai balas budi." Sewotnya tidak mau kalah.
Mereka berdua memang sudah begitu dekat seperti keluarga. Jadi tidak akan ada kata tersinggung meskipun saling adu mulut melemparkan kata kasar seperti ini. Lagipula keluarga Eyrine lah yang merawat Kazuya di rantauan ini. Sudah menganggap Kazuya seperti anak mereka sendiri. Kedua orang tua mereka pun sudah saling mengenal, dan beberapa kali bertemu untuk menjalin silaturahmi.
"Makanya, jadi perempuan kok bangun siang. Rezekinya keburu di patok ayam." Kazuya meniru ucapan yang sering didengarnya dari sang mama ketika di rumah ia suka bangun siang. Meskipun jujur dirinya sendiri pun tidak tau apa hubungannya ayam dan rezeki dan makna dari kalimat tersebut.
"Dahh... udahh. Pusing gue denger omelan lo! Udah kayak bunda gue aja." Eyrine mengibaskan tangan memberi tanda Kazuya untuk menghentikan omong kosongnya. Sudah cukup ia mendengar itu di rumah. Jangan membuat telinga cantiknya ini berdengung mendengar itu lagi disini.
"Tapi, Yin. gue bingung deh, mau apply perusahaan yang mana. Jujur dua rekomendasi yang udah kita temuin tadi kurang cocok sama gue deh kayaknya."
Kazuya sudah mengganti topik. Rasanya kini terlihat serius, sambil pandangannya fokus menatap layar leptop. Tangannya pun tak kalah sibuk menggulir mouse menggerakkan kursor. Dan sesekali berhenti untuk mengambil snack lalu memasukkan kedalam mulutnya.
"Atau lo mau gabung di perusahaan yang gue apply aja, yin? Walaupun posisi yang dibutuhin cuman satu sapa tau aja itu rezeki elo, kan." Eyrine memberikan solusi.
"Nggak ada cerita begitu, ya! Elo udah dari lama ngincer perusahaan itu, lagipula lo emang cocok di sana. Udah itu untuk lo, biar gue cari tempat lain." Kazuya terlihat tidak setuju dengan usulan Eyrine.
Kazuya ingin berusaha tidak selalu bergantung kepada sahabatnya itu. Tidak juga ingin mengambil alih hak Eyrine. Sudah banyak yang dikorbankan Eyrine untuknya. Mana mungkin ia tega untuk seegois itu. Ya! Memang betul yang dikatakan Eyrine belum tentu juga perusahaan akan menerima Eyrine atau Kazuya, tidak tau siapa yang terima. Tetapi kan, posisi yang dibutuhkan satu orang saja jika misalkan hanya satu pelamar pasti akan lebih berpeluang untuk terima. Tidak enak juga jika ia ikut-ikutan daftar ternyata ia terima dibandingkan Eyrine. Walaupun probabilitasnya kecil, karena diliat dari segala aspek tentu lebih unggul Eyrine.
"Yakan siapa tau rezeki lo disana, yin. Serius nggak papa loh. Sapa tau juga perusahaan berubah pikiran jadi nerima dua orang." Eyrine berkata penuh semangat.
"Pokoknya nggak!!" Keukeuh Kazuya. "Gue kepikiran apa gue minta rekomendasi sama abang gue aja ya. Tapi setelah gue pikir-pikir kayaknya abang gue pasti nyuruh magang di perusahaan tempatnya kerja."
"Ya nggak papa, dong. Lagian itukan bukan sepenuhnya make orang dalam, lo tetep ikut prosedur recruitment nya." Eyrine berusaha memberikan pengertian akan ide Kazuya. Berpikir jika Kazuya tidak ingin menerima karena takut dikatakan menggunakan orang dalam.
"Bukan masalah itunya, mblogg!" Kesal Kazuya. "Lo nggak inget abang gue kerja dimana?"
"Inget!" Jawab Eyrine lantang. "Di Raharjo group kan? Perusahaan besar terkenal Indonesia yang bergerak di industri—"
"Dahhhh.. dahh.. Nggak usah dilanjutin," Henti Kazuya cepat. Bukan itu yang dimaksudnya. "Lokasi perusahaannya, Eyrine pinter yang gue maksud!!!" Greget Kazuya.
Memang sedari awal yang Kazuya pikirkan perusahaan tempat abangnya bekerja. Bukan maksud ingin mengeksplorasi jabatan sang kakak yang bertaut usia 10 tahun lebih darinya itu. Ia hanya ingin meminta rekomendasi dan konsultasi kepada abangnya tersebut, walaupun sudah Kazuya yakin bahwa abangnya tersebut merekomendasikan di perusahaan tempatnya bekerja. Bukan apa-apa, Lokasi tempat abangnya itu bukan berada di lokasi tempat tinggal mereka. Keluarga Kazuya yang tinggal di sumatera, sedangkan abangnya kerja di Yogyakarta. Jauh 'kan? Sedangkan Posisi Kazuya saat ini berkuliah di ibu kota Indonesia yaitu Jakarta.
Lokasi tersebut lah yang menjadi keraguan Kazuya. Iya masih belum bisa untuk jauh-jauh dari Jakarta ini. Selain ia malas jika harus di suruh tinggal bersama abangnya itu, alasan lain tentu dirinya tidak bisa ldr jauh-jauh dari mas Nio nya.
Ngomong-ngomong mengenai mas Nio....
"EHHH, YINNN!!!" Dengan grasak-grusuk Kazuya bangun dari posisi rebahannya. Mana sambil berteriak heboh, mengagetkan Eyrine.
"Apaaan, nyettt!!!" Eyrine menatap Kazuya penasaran.
"Gimana kalo gue apply tempat perusahaan mas Nio kerja, ya?" Tiba-tiba ide itu muncul dikepalanya ketika mengingat sang kekasih. "Seru kali ya kerja sambil pacaran." Cengirnya. Sudah terlihat senyam-senyum membayangkan.
"Lo yakin?" Ragu Eyrine.
"Emang kenapa?"
"Ya nggak apa-apa, sih. Tapi kata gue mending lu konsultasi tanya dulu sama bang Aro deh." Eyrine sedikit tidak yakin dengan pilihan Kazuya tersebut.
"Emang perlu? Ntar gue di bilang gunain kekuasaan pacar lagi," Kazuya merasa tidak mau jika nanti orang-orang menuduhnya hal tersebut. "Apa gue daftar diem-diem aja ya, ntar kalo udah terima baru deh ngasih tau mas Nio. Biar suprise."
Kazuya mendadak semangat. Diambilnya lagi leptop yang berada didepannya. Fokus mencari informasi tentang perusahaan tempat Aronio bekerja.
"Tapii, yekkk. Kata gue serius deh mending lo ngomong ke bang Aro." Eyrine masih terlihat ragu dengan keputusan Kazuya tersebut. Dirinya punya firasat tidak enak.
"Enggak, yinnn. Benar deh, keknya enggak perlu ngasih tau dia dulu." Keukeuh Kazuya dengan keputusannya.
"Serah lo, dehh! Yang tau hubungan lo sama bang Nio ya elo, jadi apapun keputusan lo pasti lo lebih paham." Final Eyrine.
"Makasih Eyinn udah perduli sama hubungan gue. Gue doain juga lo sama pak Brian langgeng-langgeng deh plus semoga cepet go publik biar menggemparkan satu fakultas. Nanti langsung jadi hari patah hatinya cewe-cewe feb." Goda Kazuya.
"Ide buruk! Nggak dulu deh untuk sekarang-sekarang ini. Gue masih sayang muka dan nggak kuat mental." Eyrine sampai bergidik membayangkan namanya jadi trending topik bahan omongan satu fakultas. Cukup dirinya jadi bahan omongan maba 'si kakak galak saja' itupun lebih dari cukup.
•••