Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26.
" Alhamdulillah, akhirnya kita sampai juga sayang.” ujar Laila sambil turun dari mobil, sembari membawa tas jinjing berisikan baju Humaira. jadi Laila terpaksa membawa Humaira ke apartemen dewa karna tidak mau di tinggal sama sekali tadi aja waktu di berikan ke pengasuh yang menjaga di sana aja, Humaira tidak mau malah menangis gejer gejer sambil memegangi baju Laila dengan kuat Tampa mau melepaskannya
Dan Sampai akhirnya saat ini Humaira nyaman berada di gendongan Laila sambil merebahkan kepalanya ke dadanya, untungnya Laila meminta jarik buat mengendong Humaira kalo tidak mungkin sudah kesusahan membawa baju balita itu.
Dan seseudah membayar taksi, Laila pun berjalan ke dalam unit apartemen milik dewa. Dan saat sampai di dalam pintu masuk orang orang melihat Laila yang sedang menggendong balita sambil membawa tas yang berisikan baju Ivanka tersebut sambil menggibahi Laila. namun Laila sendiri tidak peduli dengan mereka yang membicarakan dirinya yang penting ia sampai di lantai atas dengan cepat Tampa mendengar ocehan ocehan mereka.
Lalu dengan cepat Laila pun masuk ke dalam lift yang membawa dirinya ke lantai atas. dan setelah pintu terbuka barulah Laila bisa bernafas dengan lega karna sudah berada di depan pintu apartemen dewa Laila pun menjadi ragu antara masuk atau tidak, karena yang ia takutkan Dewa berada di apartemen dan terkejud dengan dirinya yang membawa anak, dan apakah Dewa dapat menerima Humairah dengan baik di apartemen miliknya.
TapuLaila berjanji apapun yang terjadi nantinya, Laila akan tetap mempertahankan Humairah apapun itu.
Dengan mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim"Laila pun menekan pin apartemen tersebut, dan dalam sekejap pintu apartemen terbuka lalu Laila pun masuk kedalam dengan pelan pelan sambil melihat kanan dan kiri serta ke arah dapur.
Dan merasa aman dengan situasi di dalam dengan cepat pun laila membawa Humaira yang tertidur di gendongannya ke dalam kamar, dan meletakan dengan perlahan tubuh Humaira di atas kasur agar tidak terusik tidurnya yang nyenyak.
Lalu meletakan bantal di kanan dan kiri balita tersebut supaya aman. Dan setelah itu Laila pun membersihkan diri di kamar mandi yang berada di luar kamar, dan dengan cepat, takutnya Humaira bangun dari tidurnya dan menangis menjadi dirinya yang tidak berada di samping balita tersebut.
Di lantai bawah apartemen, terlihat seorang pria tampan baru saja turun dari mobil dengan pakaian yang berantakan dan lusuh berjalan masuk ke dalam apartemen tersebut. namun dengan tatapan yang datar serta,pandangan yang menatap lurus ke depan tanpa memperhatikan wanita yang berniat menggoda dirinya dengan pakaian terbuka. lalu setelah itu pun dewan masuk ke dalam lift untuk membawa dirinya ke unit apartemen miliknya.
Dan Tak lama kemudian Dewa pun masuk ke dalam unit apartemennya lalu merebahkan tubuhnya di atas sofa yang berada di ruang tamu itu, sambil memajangkan kedua matanya, karena sudah lelah mencari Laila yang tidak kunjung ketemu, membuat rasa bersalah itu masih ada di dalam hati dewa.
"Unda unda hiks hiks hiks,unda di ana." Suara tangisan anak kecil membuat Dewa pun terbangun dari tidur di sofa, karena tiba-tiba saja dirinya mendengar suara anak kecil menangis di dalam apartemen tersebut, dan suara itu pun makin kencang dan berasal dari kamar Laila.
" Suara tangisan anak siapa itu, dan suaranya pun berasal dari kamar Laila nggak mungkin kan apartemen ini angker dan ada suara anak kecil." lirih dewa,dengan tubuh yang sedikit merinding, namun tangisan tersebut semakin terlihat nyata yang terdengar dari kamar Laila.
Lalu dengan perlahan Dewa berjalan ke arah kamar Laila dengan suara bayi menangis itu berasal,dengan berani dewa pun membuka pintu kamar Laila dengan perlahan,dan setelah pintu itu terbuka kedua mata Dewa pun membesar ketika melihat anak balita perempuan yang Dewa taksir seumuran 2 tahunan, sedang menangis di atas tempat tidur lagi Laila dengan wajah yang memerah karna kebanyakan nangis. namun terlihat lucu saat pipi yang tembem itu membulat dengan sempurna.
Dewa pun berjalan ke arah balita tersebut yang masih menangis dengan kencang, lalu mencoba mengendong balita tersebut dan hal yang tidak terduga sama sekali Humaira langsung mau di gendong oleh dewa dan langsung berhenti menangis karna merasa nyaman dengan dewa yang mengelus punggung balita yang belum dewa ketahui namanya. Dewa pun memperhatikan balita yang mulai tertidur dalam gendongan nya itu dengan tatapan intens, karna dewa tidak familiar dengan wajah balita yang berada di gendongan nya itu namun dewa sendiri lupa, sampai suara Laila membuat dewa terkejutnamun dengan cepat menormalkan kembali raut wajahnya menjadi dingin dan Tampa ekspresi.
"Sayang kamu kenapa nak,bunda udah datan..." Tiba-tiba saja suara Laila yang baru datang terhenti saat melihat Dewa yang sedang menggendong Humaira dengan nyaman. Dan yang bersamaan kedua mata dewa dan Laila pun bertemu, lalu dengan cepat Laila memutuskan pandangannya ke arah lain guna menghindari tatapan tajam dari dewa, yang mengintimidasi dirinya, membuat Laila begitu takut dengan tatapan dingin serta tajam dari dewa seakan-akan Laila melupakan kejadian yang menimpa dirinya Karena Dewa sendiri.
Melihat balita tersebut sudah tidur kembali di dalam gendongan nya, Dewa pun dengan pelan-pelan meletakkan belita tersebut di atas kasur milik Laila, lalu memberikan bantal di kanan dan kiri agar balita tersebut aman agar tidak terjatuh.
Dan dengan tiba-tiba tangan Laila ditarik oleh Dewa keluar dari kamar tersebut dan membawanya ke ruang tamu. Membuat Laila yang melihat itu pun terkejut dengan sikap Dewa yang lebih lembut dari sebelumnya, karena biasanya kalau Dewa memiliki tangannya pasti dengan kasar, namun berbeda dengan kali ini yang dapat Laila lihat dengan mata kepalanya sendiri, Dewa memperlakukan dirinya dengan lembut seakan takut rusak barang kesayangannya.
Laila sendiri masih berdiri dengan kepala yang menunduk,Tampa melihat tatapan tajam dari dewa yang masih mengintimidasi dirinya. sedangkan dewa sendiri lagi duduk di kursi sofa dengan kaki yang di silangkan sambil melihat Laila yang masih diam dengan kepala yang menunduk ke lantai,dengan pandangan yang masih dingin dan tajam ke arah laila.
"Bisa kamu jelaskan siapa Balita tersebut yang kamu bawa ke sini." Tanya Dewa dengan suara yang dingin, begitupun dengan wajahnya yang datar tampa senyuman sama sekali di wajah tampannya.
Sedangkan Laila yang ditanya itu sama Dewa pun menjadi bimbang antum mengatakan hal tersebut kepada dewa, apakah pria itu dapat menerima Humaira atau sebaliknya, itulah yang menjadi pikiran Laila sejak ia membawa Humaira ke apartemen pria itu.
"Kenapa diam nggak bisa menjawab, atau jangan-jangan itu anak kamu sama pria lain, sebelum saya menikahi kamu?"lontar dewa dengan tegas namun dengan intonasi suara yang rendah,Tampa membentak laila, karena Dewa hanya ingin mengetes kejujuran dari Laila, karena sebenarnya Dewa sudah tahu kalo laila tidak mungkin mempunyai anak di luar sana dengan pria lain karena dia sendirilah yang sudah mengambil kehormatan Laila semalam.
Sontak apa yang dikatakan Dewa membuat laila merasa marah, Dan Laila pun langsung mendongakkan kepalanya ke atas guna melihat Dewa dan membantah ucapan pria itu yang menuduhnya mempunyai anak di luar dengan pria lain.
"Kenapa Anda bisa berpikir seperti itu, kalau saya mempunyai anak di luar sana dengan pria lain sebelum anda menikahi saya! apa anda punya bukti kalau saya perempuan yang tidak benar, yang suka menjajahi tubuh saya kepada pria hidung belang." Hardik Laila dengan pentas kepada dewa dengan pandangan mata yang menang serta kedua bola matanya yang sudah berkaca-kaca, karena sakit hatinya dituduh oleh Dewa sebagai perempuan yang tukang menjajakan tubuhnya pada pria di luar sana, padahal ia tidak benar sama sekali yang dikatakan Dewa.
Dewa sendiri yang melihat kedua mata Laila yang berkaca-kaca menjadi bersalah atas pertanyaan untuk yang dilontarkan tersebut, padahal ia hanya ingin memuji kejujuran dari Laila, namun malah membuat wanita yang berada di hadapannya tersebut menangis karena ucapannya,Yang menghina harga diri laila.
Membuat Dewa mengutuk dirinya dalam hati, karena menyesal mempertanyakan hal tersebut kepada Laila.
Lalu dengan cepat Dewa pun memeluk tubuh Laila yang sudah bergetar menahan tangisan, akibat dirinya, dan Laila sendiri yang tiba-tiba terkejut akibat Dewa yang memeluk dirinya dengan erat, lalu mencoba mendorong tubuh pria tersebut, namun tidak berhasil karena tenaga Laila dan Dewa jelas jauh berbeda, Dewa yang begitu kuat dan laila yang sudah tidak ada tenaganya untuk melawan Dewa pun akhirnya membiarkan pria tersebut memeluk dirinya dengan erat sembari mencium pucuk kepalanya yang berbalut hijab, dan meletakkannya di dada bidang dewa, dan dapat Laila rasakan jantung Dewa yang berdebar dengan kencang saat itu juga.
Lalu dengan pelan pelan dewa melepaskan pelukannyanamun masih menyisakan jarak di antara dia dan Laila. setelah itu Dewa menatap kedua mata Laila dengan intens, mengabsen setia wajah dari Laila dengan sedekat ini. Bibir yang tipis dan berwarna merah jambu hidung bangir yang kecil namun mancung alis yang tebal dan tertata rapi bola mata yang besar serta bulu matanya lentik menambah kecantikan dari wanita tersebut, membuat Dewa terpesona. mengapa baru ia sadari saat ini, istrinya begitu cantik ketika ia memandangi dengan dekat.
....