Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Andika
Kak Lasmi ini Andika adiknya Nayla! Temui aku di sekolah SMA-IT AL-JIHAD penting sekali."
Andika melayangkan pesan WA itu pada Lasmi sahabat kakaknya. Nomornya diam-diam di ambilnya dari HP Nayla. Saat HPnya berbunyi Lasmi langsung memeriksanya. Ada pesan dari nomor baru. Langsung aja di bukanya.
"Andika adiknya Nayla? Kok aku tidak tau ya kalau Nayla punya adik laki-laki." Gumam gadis itu dalam hati.
"Kenapa aku harus menemui kamu?" Lasmi segera melayangkan pesan balasannya pada Andika.
"Pokonya temui aku di sekolah ku, ada hal penting soal kak Nayla, aku tunggu paling lama setengah jam." Lasmi menerima balasan lagi.
Sebenarnya ia sedikit jengkel, namun ini menyangkut soal Nayla sahabatnya. Tidak apalah ia mengalak dari anak yang masih bau kencur ini."
"Oke!" Lasmi melayangkan balasan untuk Andika. Di tekannya tombol send dengan kuat.
Rambut lurusnya bergoyang ketika ia berlari keluar gerbang kampus. Gadis bernama Lasmi itu buru-buru menaiki taksi menuju sekolah Andika. Dengan kecepatan tinggi sekitar lima belas menit taksi itu sudah tiba di depan SMA-IT AL JIHAD. Lasmi turun dengan ragu.
"Sekolah anak ini lumayan juga." Gumamnya memperhatikan dari luar pagar sekolah.
Namun gadis berambut lurus itu ragu untuk masuk ketika ia mamandang ke dalam sekolah. Semua anak SMA putrinya mengenakan hijab dengan baju yang menutupi aurat.
"Sudah sore masih ramai? Apa mereka sekolah sampai sore?" Gumam dalam hati masih bingung.
"Apa kamu Lasmi?" Suara seseorang mengagetkannya. Lasmi sempat terkejut dan menoleh ke belakangnya. Matanya terpana, seorang lelaki tampan dengan senyum maut menghiasi wajahnya. Lesung pipi memperindah senyuman itu. Tanpa perlu bertanya lagi Lasmi sudah tau kalau lelaki itu adalah adiknya Nayla.
"Andika..." Gumam Lasmi terpesona.
"Kenapa? Apa aku terlalu tampan sehingga wajah mu memerah?" Balas Andika seenaknya.
Lasmi merasa pipinya memerah. Kenapa ia harus malu pada bocah ini? Mungkinkah ia juga telah terpesona?"
"Ayok masuk!' Ajak Andika. Lasmi ragu dan akhirnya menolak.
"Aku tidak pakai kerudung, aku malu masuk ke dalam. Apa kalian belum keluar sekolah?"
"Kamu tidak pakai hijab tapi malu sendiri. Sungguh aneh!" Gumam Andika. Lelaki itu mengajak Lasmi berjalan kaki menyusuri jalan. Mau tak mau Lasmi mengikuti Andika berjalan kaki. Hanya beberapa menit keduanya berhenti di dekat gerobak jual es tebu. Andika memesan es tebu dan memberiakannya pada Lasmi.
"Nih minum dulu, kamu capek kan." Andika menyodorkan es tebu itu pada Lasmi.
Lasmi sedikit kesal dengan adik temannya ini. Tadi sewaktu mengirim pesan WA Andika masih memanggilnya kakak, namun setelah bertemu dengannya lelaki yang masih duduk di bangku SMA itu malah memanggilnya 'kamu' ingin sekali di sumpelnya mulut lelaki ini. Namun ia tidak sanggup melakukan hal itu. Perlakuan lelaki ini sungguh manis.
Lasmi menerima es tebu itu dan meminumnya karna ia memang merasa haus. Namun ia sedikit risih karna lelaki ini membawanya duduk di pinggir jalan seperti anak SMA yang pacaran alias cabe-cabean. Ialah, kan Andika memang masih SMA. Namun dirinya kan sudah duduk di bangku kuliah. Aduh, harga dirinya terasa sedikit terluka.
Lalu sekarang apa?" Tanya Lasmi meneguk es tebu di tangannya. Ia menantang wajah Andika karna tidak ingin ciut dari anak SMA di depannya. Andika tersenyum melihat ekspresi itu, lesung pipi menghiasi senyjmnya.
"Lalu apa kamu sudah punya pacar?" Mata Lasmi terbelalak dan ia terbatuk. Es yang hampir sampai di tenggorokannya spontan keluar. Andika tertawa kecil, gaya lelaki itu memang cool. Tapi sebenarnya ia sopan dengan para gadis. Jarang sekali ia menggoda para cewek, bahkan hampir tidak pernah. Namun, kali ini ia ingin usil dan jahil.
"Lupakan! Aku hanya bercanda." Katanya kemudian memasang wajah serius.
"Anak ingusan ini apa maunya sih!" Gumam Lasmi dalam hati. Ia merasa sudah di taklukkan oleh anak SMA bahkan adik dari sahabatnya sendiri.
"Ceritakan pada ku apa sebenarnya yang terjadi pada kak Nayla. Kenapa dia berubah agak aneh." Gumam Andika kini dengan mimik serius. Lasmi mengatur nafas.
"Kamu sahabat kak Nayla, ceritakan semua pada ku jangan sampai bohong, jika kamu bohong maka kamu akan Menyesal." Sambung Andika lagi. Lasmi sedikit terkejut mendapat ancaman dari anak ingusan ini. Ada juga rasa takut di hatinya untuk menutup-nutupi. Lagian Nayla tidak pernah menyuruhnya untuk menutupi semua ini.
"Sebenarnya Nayla di khianati oleh Fandy, dan Fandy lah yang membatalkan pertunangan mereka."
"Tuh kan benar, aku sudah menduganya. Lanjut lagi."
"Fandy ternyata sudah lama pacaran dengan teman dekatnya Nayla bahkan sebelum Nayla dan Fandy tunangan. Hanya itu yang ku tahu."
"Oh pantasan aja kak Nayla galau. Oke! Terima kasih sudah mau datang ke sini." Gumam Andika.
"Oke, tunggu di sini aku akan mengantar mu pulang." Gumam Andika lagi tanpa menunggu persetujuan Lasmi. Lelaki itu bergegas pergi. Lasmi menghela nafas dan menampar-nampar kecil kepalanya.
Tidak lama kemudian Andika sudah datang dengan mengendarai sepeda motornya. Tampan sekali ia di atas motor dengan helm di kepalanya.
"Nih! Pakai helm." Gumamnya melempar helm ke arah Lasmi. Helm yang baru saja di pinjamnya dari seorang teman. Lasmi menerimanya dan memakainya.
"Ayok cepat naik! Di antar ke kampus atau ke rumah?"
"Ke rumah saja."
Lasmi naik menuruti perintah Andika. Ia duduk menyamping dan tidak sengaja sedikit menempel ke tubuh Andika.
"Letakkan tas mu di antara aku dan kamu, geser sedikit ke belakang, kita tidak muhrim." Gumam Andika membuat wajah Lasmi memerah dan merasa malu. Bukankah seharusnya lelaki malah senang ketika gadis yang di boncengnya menempel padanya? Atau bukankah biasanya lelaki sudah suka menancap gas dengan tiba-tiba demi agar tubuh gadis yang di boncengnya menyentuhnya? Euu tidak semua lelaki begitu. Andika berbeda, bukan berarti dia tidak menyukai wanita, apalagi cantik. Dia suka, namun itulah salah satu prinsip yang ia pegang.
"Oke! Kita berangkat! Kirimkan alamat rumah mu ke HP ku." Gumamnya lagi dan satu menit kemudian motor itu meluncur dengan tenang.