NovelToon NovelToon
Rahasia Puteri

Rahasia Puteri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Janda / Selingkuh / Bullying di Tempat Kerja / Mengubah Takdir / Wanita Karir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: SangMoon88

Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya memunculkan sifat yang berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

Flash back Puteri ON

Setelah hubungannya kandas bersama Nino, Puteri memulai hidup baru, Ia diterima bekerja disalah satu perusahan yang bergerak dibidang konsultan lingkungan. Puteri yang sebelumnya tidak mempunyai pengalaman bekerja di kantoran, mampu beradaptasi dengan cepat. Bahkan bosnya mengagumi cara kerjanya Puteri.

Karirnya bisa dibilang lebih mulus dibandingkan kisah cintanya. Bagaimana tidak, belum habis masa percobaannya selama 3 bulan, ia sudah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi, juga sebagai pegawai tetap.

Puteri yang memang mewarisi kecerdasan dari Alm. Ayahnya, sangat beruntung dalam hal karier. Berkat ketekunannya, ia bisa mengangkat harkat dan derajat keluarganya, mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

********************

Puteri merasa ia harus menebus kesalahannya di masa lalu, kala ia mengabaikan keluarganya demi seorang pria bernama Rahman, bahkan sepatu adiknya yang jebol, ia tidak bisa membelikannya karena uangnya sudah keburu habis diporotin pria itu.

Maka ia pun meminta adiknya agar melanjutkan kuliah. Adiknya sangat senang sekali, mendengar hal itu. Pasalnya ia tidak pernah menyangka bahwa ia bisa kuliah, mengingat hubungannya dengan sang kakak tidak terlalu baik semenjak kepergian Ayah.

Puteri berpesan, bahwa ia mempunyai 1 syarat yang harus dipenuhi adiknya itu sebagai imbalan karena mau membiayai kuliah, sang adik lantas terdiam sejenak sebelum bertanya apa syaratnya.

"Teteh cuma minta kamu harus belajar yang rajin, kamu harus bisa jadi orang sukses, tunjukan pada semua, walaupun kita sudah tidak mempunyai ayah, tapi kita masih bisa membuat beliau bangga dengan menjadi orang hebat, jujur dan berdedikasi tinggi!" Ucapnya sambil menepuk pundak sang adik.

"Kamu masih ingat dihari beliau meninggal, beliau sempat berpesan apa sama mamah?, beliau mengatakan bahwa, uang untuk membeli sepatu ada di ayah!! namun beliau tidak pernah sempat, untuk membelikan kamu sepatu itu secara langsung, karena Allah mempunyai rencana lain. Yang artinya, Ayah begitu memikirkan anak-anaknya dan tidak ingin melihat mereka kecewa, hingga beliau memilih untuk menanggung itu sendiri, sampai di akhir hidupnya."

"Setelah kepergian beliau, bukan hanya kamu yang bisa membeli sepatu baru dari uang peninggalannya, tapi juga memberikan rumah untuk kita, seperti pembicaraan beliau dengan mamah, kala beliau bertanya, "nikah 20 tahun sudah punya apa bu??", "ya punya anak aja 2", jawab mamah dengan polosnya. Ternyata hal itu menjadi pertanda, bahwa beliau memikirkan kehidupan kita setelah beliau pergi, memberikan hunian yang lebih layak untuk kita bukan?? kita sudah punya rumah sendiri, tidak perlu mengontrak lagi.!!!"

"Kini saatnya kita berjuang untuk mewujudkan keinginan beliau, melihat anak-anaknya menjadi orang hebat, sukses namun tetap menjadi orang jujur. Teteh berjuang untuk keluarga ini termasuk membiayai kuliah kamu, dan kamu juga harus berjuang dengan kuliah dan belajar yang rajin, agar kita sama-sama bisa membuat almarhum bangga, karena kita masih bisa bangkit walaupun beliau sudah tidak mendampingi kita."

"Jangan sampai usaha dan lelahnya selama ini sia-sia, dengan melihat hidup kita jadi berantakan selepas kepergian beliau, itu akan membuat beliau bersedih!."

Mendengar penuturan kakanya, Krisna tanpa sadar meneteskan air mata, ia lalu memeluk sang kakak, hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.

"A, kita sama-sama terjebak dengan duka mendalam dan larut dalam perasaan masing-masing, teteh terluka dan sangat kehilangan, begitupun kamu dan mamah!. Seharusnya kita saling menguatkan, bukan larut dalam duka masing-masing, ayah pasti sedih disana, setelah pengorbanan beliau untuk kita, namun semua berubah setelah beliau pergi, seperti tidak ada artinya. Ayah akan sangat bahagia bila melihat keluarganya hidup akur dan harmonis layaknya seperti masih ada beliau, karena bagaimanapun, yang pergi hanya raganya, namun kenangannya akan selalu ada di hati dan pikiran kita."

Krisna mengangguk, membenarkan kata-kata kakaknya. Mamah yang sedari tadi hanya melihat kedua anaknya mengobrol akur, ikut meneteskan air mata, beliau pun menyadari pasalnya sebagai orang tua tunggal, beliau tidak bisa merangkul putra putrinya, dan justru ikut larut dalam dukanya sendiri, dan benar kata Puteri, harusnya kita bangkit dan berjuang bersama, saling support dan menguatkan.

Mamah kemudian mendekat dan ikut memeluk kami, kamipun menangis bahagia, dan aku merasa bahwa ayah ada ditengah-tengah kami, tersenyum bahagia menyaksikan ini.

Memang benar tidak semua orang mudah untuk mengungkapkan perasaannya, termasuk mereka bertiga, seandainya saja bisa lebih awal mengungkapkannya, mungkin mereka tidak perlu merasakan hawa panas didalam rumah seperti di neraka.

Akhirnya Krisna pun melanjutkan pendidikannya Kuliah di sebuah kampus yang cukup ternama di kota itu. Puteri juga semakin fokus dengan kariernya, hingga suatu hari ia bernazar.

"Ya Allah, aku bernazar.. Jika aku mendapatkan pacar lagi, aku ingin serius menjalani hubungan dengannya, sampai ke jenjang pernikahan, aku sudah tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti di masalalu. Aku meminta ridho-Mu atas nazarku, semoga apa yang ku niatkan dengan baik, Engkau memberikan yang terbaik pula untukku."

Flash back OFF

************************

POV PUTERI DAN HERMAWAN

Kala itu sepulang kerja ia bertemu dengan teman semasa SMP, bernama Gono. Kebetulan hubungannya dengan Gono cukup dekat, karena Gono sempat menjadi kekasih dari sahabatnya yang bernama Nova.

Gono yang kala itu juga baru pulang kerja, berpapasan dengan Puteri saat hendak masuk ke sebuah mini market. Awalnya Gono sempat tidak mengenali Puteri yang kini penampilannya lebih modis dan feminim.

Dengan rambut panjang hitam curly sepinggang, menggunakan blouse putih berenda, dipadu padankan celana kulot hitam dengan sepatu heels nya, sedang berjalan keluar dari sebuah mini market yang berada didekat kantornya.

Merekapun menyempatkan berbincang-bincang sambil ngopi di mini market itu, sampai Puteri curhat mengenai kisah cintanya yang selalu kandas.

Gono yang memang mengenal Puteri dari dulu, saat Puteri berpacaran dengan Riyad kala itu, tau bahwa Puteri adalah wanita yang baik dan setia, maka ia pun berinisiatif mengenalkan Puteri kepada teman kerjanya yang bernama Hermawan.

Hermawan yang memang bisa dibilang anak baik-baik bahkan belum pernah berpacaran, apalagi melakukan hal yang aneh-aneh seperti dulu Puteri lakukan, membuat Puteri sedikit minder karena masa lalunya, namun ia mencoba menerima tawaran Gono, ia hanya berpikir jika memang Hermawan adalah Jodohnya, maka Allah pasti akan memberi petunjuk untuk hubungan mereka.

Setelah bertukar nomor ponsel, mereka pun memutuskan untuk mengakhiri pertemuan kala itu. Gono mengatakan jika ia akan berbincang dulu dengan Hermawan, jika ia setuju, makan Gono akan memberikan nomor Puteri kepadanya. Puteri kemudian pamit dan melajukan kendaraan inventaris dari kantornya, dan Gono pun pergi menggunakan motor maticnya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba ada nomor asing yang menghubungi Puteri. Puteri yang sedang fokus pada pekerjaannya, tidak mengenali nomor yang sedang menelponnya itupun mengacuhkannya, hingga sebuah pesan muncul dari nomor yang sama.

"Assalamualaikum, maaf apa benar ini dengan Puteri??"

Puteri lalu mengambil ponselnya, dan membuka isi pesan dari nomor tak dikenal itu, ia sempat mengerutkan dahi, bertanya-tanya siapa kiranya yang baru saja mencoba menghubunginya.

"Waalaikumsalam, benar!!! Maaf ini siapa ya??"

"Aku Hermawan, temannya Gono, maaf kalau lancang tadi sudah nelepon kamu!"

"Oh iya, maaf aku gak tau itu kamu, jadi aku gak angkat, soalnya aku lagi ada kerjaan, jadi aku abaikan telepon dari nomor yang gak dikenal!"

"Iya gak apa-apa, maaf udah ganggu ya!!

Puteri kemudian menelepon balik Hermawan, karena merasa tidak enak sudah mengabaikan teleponnya tadi, dan mereka pun mengobrol. Setelah intens berkomunikasi lewat telepon, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu.

********************

Mereka sepakat bertemu di sebuah cafe, pukul 1 siang untuk makan siang bersama, dan Hermawan meminta Puteri jangan membawa kendaraan agar ia bisa mengantar Puteri Pulang.

Puteri kemudian pergi menggunakan taxi online, kala itu ia menggunakan atasan berwarna peach yang dipadu padankan dengan blazer bermotif bunga-bunga, dan menggunakan celana jeans berwarna blue black juga sepatu kets terlihat sangat anggun dengan rambut panjang curlynya yang terurai.

Puteri datang lebih awal kemudian ia memutuskan untuk ke toilet dulu, sekedar merapikan makeup minimalisnya. Setelah selesai ia pun memilih meja outdoor yang berada di samping jendela.

5 menit kemudian Hermawan datang dengan menggunakan kaos berwarna biru dan celana jeans blue black yang dipadu padankan dengan sepatu kets membuatnya terlihat rapi namun casual.

Mereka memang belum mengetahui wajah dari masing-masing, namun mereka bisa saling mengenali satu sama lain.

Hermawan mendekati Puteri dan bertanya dengan sopannya.

"Maaf, apa kamu Puteri??"

"Ah iya, kamu pasti Hermawan, silahkan duduk!!!" Jawabnya berdiri sambil memberikan tangan bersalaman.

Mereka pun duduk dan kemudian memesan makanan. Puteri yang sedari awal berusaha bersikap normal, ia meminta izin kepada Hermawan, apa ia keberatan jika Puteri merokok dihadapannya, dan Hermawan tidak mempermasalahkan itu, karena ia pun merokok.

Sambil menikmati hidangan, mereka bercakap-cakap, saking asiknya tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 3 sore.

Hermawan kemudian bertanya kepada Puteri, apa acara Puteri selanjutnya setelah dari cafe. Puteri yang memang sedang tidak ada acara hari itu mengatakan yang sebenarnya, kemudian Hermawan memberi saran bagaimana jika kita menonton bioskop.

Puteri tidak keberatan dengan sarannya. Merekapun pergi dari cafe kemudian dilanjutkan ke sebuah bioskop yang berada di dalam mall, yang tidak jauh dari cafe tempat mereka makan tadi. Mereka memilih film dengan genre horor, karena kala itu film nya sedang booming sekali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!