NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Putra Seorang Mafia

Suamiku Ternyata Putra Seorang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Mafia / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: mommy jay

Zhafira kiara,gadis berusia 20 tahun yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah.
Kini dia dan ibunya tinggal di rumah heru yang tak lain adalah kakeknya.
Dia harus hidup di bawah tekanan kakeknya yang lebih menyayangi adik sepupunya yang bernama Kinan.
Sampai kenyataan pahit harus di terima oleh zhafira kiara, saat menjelang pernikahannya,tiba-tiba kekasihnya membatalkan pernikahan mereka dan tak di sangka kekasihnya lebih memilih adik sepupunya sebagai istrinya.
Dengan dukungan dari kakeknya sendiri yang selalu membela adik sepupunya,membuat zhafira harus mengalah dan menerima semua keputusan itu.
Demi menghindari cemooh warga yang sudah datang,kakek dan bibinya membawa seorang laki-laki asing yang berpenampilan seperti gelandangan yang tidak diketahui identitasnya.
Mereka memaksa zhafira untuk menikah dengannya.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? apakah zhafira akan menemukan kebahagiaan dengan pernikahannya?
Ikuti kisahnya selajutnya ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 21

Nadia terdiam, haruskah dia mengatakan tentang eric pada zhafira.

"Maksud ku, kamu harus hati-hati, zha. Sebab di sini banyak fansnya eric. Dan perlu kamu tahu, mereka tidak suka jika melihat eric dekat perempuan lain. " tutur nadia, menjelaskan.

"Apa berarti wanita yang bernama Arabella, juga termasuk fansnya, eric?"

Nadia pun mengangguk, sebagai jawabannya. "Dan perlu kamu ketahui, jika Arabella memang mencintai eric. namun sayang, eric sama sekali tidak menanggapi perasaannya Arabella." ujarnya memberitahu.

"Kenapa bisa begitu, jika aku lihat Arabella itu cantik, begitu pun dengan eric. Menurut ku mereka pasangan yang serasi."

Nadia menghela nafas. " Yang aku tahu jika eric, tidak suka dengan wanita, zha."

Zhafira terkejut. "Apa maksud, mu? Jangan-jangan eric, tidak normal." celetuk zhafira.

Nadia mengangkat bahu acuh, sebenarnya dia juga tidak tahu apa yang menyebabkan eric tidak suka dengan wanita.

Zhafira segera mengganti pakaiannya, dia hanya menggunakan jaket milik eric untuk menutupi tubuhnya.

Sedangkan untuk bagian bawahnya, zhafira mencoba mencucinya meskipun noda nya sangat susah di hilangkan.

Setelah selesai mereka pun segera, pergi menuju ke kelas lagi.

Koridor kampus sudah mulai sepi, zhafira dan nadia segera mempercepat langkahnya. untung saja, dosen belum masuk ke dalam kelas.

Pelajaran kedua, pun telah selesai. semua mahasiswa pun berhamburan keluar dari kelas untuk pulang.

Di parkiran, zhafira nampak bingung. sebab tidak mengetahui arah jalan pulang ke rumah eric.

"Zha,mau bareng enggak pulangnya?" sahut, nadia menghentikan mobilnya.

Zhafira nampak terdiam, sebenarnya dia ingin pulang bersama nadia.Tapi sungguh, dia tidak mengetahui arah jalan untuk pulang.

"Tidak nadia, sebentar lagi jemputan ku sampai." bohong zhafira.

Nadia pun mengangguk, dan tanpa curiga percaya pada perkataan zhafira. "Ok, kalau begitu aku duluan, ya."

Zhafira menghembuskan nafas, untung saja nadia mempercayai perkataannya.

Zhafira pun memutuskan untuk berjalan kaki, mencoba mengingat jalan yang dia lalui saat berangkat tadi.

Mata zhafira memperhatikan setiap arah jalan, namun sayang dia benar-benar tidak bisa mengingatnya.

Zhafira memutuskan untuk duduk di sebuah halte bus, dia pun melihat kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.

Ketika sedang menikmati suasana jalan yang ramai, tiba-tiba saja zhafira di kaget kan dengan suara klakson motor.

Zhafira memegangi dadanya, yang berdebar karena terkejut. "Eric." gumam, zhafira.

"Naik." titah Eric, dingin.

Zhafira belum merespon, apa yang di katakan oleh eric.

"Naik, cepat." Untuk kedua kalinya, eric berbicara dengan meninggikan nada bicaranya.

Seketika zhafira pun terperanjat, segera dia pun menghampiri motor eric dan menaikinya.

Eric menghela nafas, saat melihat zhafira kesusahan naik ke atas motornya. dia pun turun dari motor dan dengan begitu ringan, menaikan tubuh zhafira ke atas motornya.

Zhafira mematung, saat menyadari perlakuan eric yang membuat hatinya berdebar. apalagi sekarang, mereka beradu tatap sangat dekat.

Eric menatap lekat wajah cantik zhafira, yang berada dekat dengan wajahnya.

"Merepotkan." gumam eric, segera memalingkan wajahnya ke lain arah.

Zhafira pun terlihat salah tingkah, dengan dengan keadaan di antara mereka.

Eric kembali naik ke atas motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Eric." pekik zhafira yang terkejut, langsung memeluk pinggang eric erat.

Eric tersenyum miring, mendengar teriakan zhafira yang ketakutan.

Tanpa mereka ketahui jika dari arah belakang, ada dua orang yang memperhatikan mereka dari dalam mobil.

"Ternyata benar, dia masih hidup. Dan siapa wanita yang bersamanya?" ucap seseorang yang sejak tadi memperhatikan eric.

"Aku tidak tahu, sebaiknya kita harus laporkan tentang hal, ini." sahut orang yang satunya lagi.

Mereka pun melajukan mobilnya, perlahan mengikuti eric dan zhafira dari belakang dengan hati-hati.

Tak membutuhkan waktu lama, mereka pun tiba di rumah eric. terlihat penampilan zhafira yang sangat kacau.

Rambutnya zhafira menjadi berantakan, karena terkena angin. bahkan saat naik motor, zhafira tidak memakai helm.

Dengan hati yang kesal, zhafira pun segera masuk ke dalam rumah tanpa bicara sepatah kata pun pada eric.

Melihat hal itu, membuat eric pun hanya acuh saja.

Sebelum eric masuk ke rumah, dia mengedarkan pandangan ke luar gerbang.

Dapat dia lihat, jika ada mobil asing yang terparkir di luar gerbang.

Eric pun tersenyum menyeringai. " Pasti kalian terkejut, karena aku masih hidup."gumam eric,pelan.

Segera dia masuk ke dalam rumah, tidak ingin sampai orang yang mengawasinya menyadari jika dirinya sebenarnya sudah tahu.

Sesampainya di ruang tamu, eric di sambut oleh orang kepercayaannya, Kendrick.

"Di luar ada mobil yang sedang mengintai rumah ini. Aku yakin, mereka mengikuti ku dari kampus. Aku ingin, kamu cari tahu siap mereka." ucap eric, tegas dan dingin.

Kendrick mengangguk patuh. "Baik king. Saya akan segera mencari tahu, siapa mereka. "

Kendrick pun pergi dari ruangan itu, meninggalkan eric yang sejenak diam merenung.

"Sampai kapan mereka akan mengejar ku. Sebenarnya apa yang mereka inginkan dari ku." gumam eric di dalam hati.

Sedang hanyut dalam lamunan, tiba-tiba saja Louis datang dan duduk di samping eric.

"Ada apa, eric? Apakah ada masalah?" Louis menatap eric, yang terlihat kesal.

"Tidak apa-apa." jawab, eric ketus.

Louis terkekeh, melihat eric yang terlihat kesal kepadanya.

"Apa mereka mengikuti mu lagi? " Louis mulai menebak kegelisahan eric.

"Dari mana kakek, tahu?"

"Kakek tidak sebodoh eric. Meskipun kakek sudah tua, tapi kakek tahu jika sejak tadi ada orang yang mengikuti mu dengan zhafira, sampai ke depan gerbang."

Eric terdiam, ternyata kakeknya juga mengetahui, jika dirinya di ikuti oleh seseorang.

Eric mengehela nafas. "Sebenarnya aku lelah hidup seperti ini, kek. Apa yang mereka inginkan dari, ku." ujarnya,pelan.

"Maafkan kakek, Eric. Seharusnya kakek, tidak melibatkan mu dalam hal ini. "

Eric tersenyum kecut. "Sebenarnya aku sudah lelah, kek. Tapi aku juga ingin mencari, orang yang sudah mencelakai kedua orang tua, ku." ucapnya,penuh dengan amarah.

Louis menepuk pundak Eric. "Kakek mengerti Eric. Namun sekarang kamu jangan lengah, sebab mereka akan mencari tahu siapa zhafira."

"Sudah kakek peringatkan, jika mereka akan mencari kelemahan mu untuk menghancurkan mu."

Eric terdiam, apa yang di katakan Louis memang benar. kini bukan hanya memikirkan dirinya saja, karena dia yakin jika musuhnya kini sedang menyelidiki siapa zhafira sebenarnya.

Lagi-lagi Eric, menghela nafas kasar. dia pun meminta saran pada Louis.

"Sekarang aku harus bagaimana kek? " Menatap Louis, lekat.

"Sepertinya kalian harus pindah sementara ke tempat lain. Jika kalian tetap di sini, maka kemungkinan besar, orang tadi akan menunggu kamu lengah eric."

Eric terdiam, masih mendengarkan perkataan Louis.

"Dan sebaiknya, kamu jujur saja pada zhafira. Jika sebenarnya kamu adalah putra seorang.... " Perkataan Louis terhenti, saat mendengar suara gelas yang jatuh.

"PRAAANG... "

"Siapa di sana? " sahut eric, dengan nada dinginnya.

1
unknown
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!