Ketika sabar menjadi sadar, peduli menjadi diam maka kamu bebas sekarang.
Ketika Ia kecelakaan hampir merenggut nyawa dan kritis beberapa waktu,suaminya justru tidak peduli dan merawat wanita lain yang hanya demam biasa di rumah sakit yang sama.
Pada akhirnya Liliana menyerah karena tak pernah di anggap dan tak pernah mendapatkan respon balik, sekalipun nyawanya hampir melayang jadi Ia mengajukan perceraian mereka.
Namun Ketika Ia sudah memutuskan menyerah dan bercerai, suaminya tiba-tiba berubah dan ingin mempertahankan pernikahan mereka.
Akankah Liliana berubah pikiran untuk bertahan?
Atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegilaan Bara
"Mau makan siang bersama?"
"Ekhem!"
Baru saja Christopher mengucapkan hal itu Bara langsung berdehem menyita perhatian ketiga orang itu,Lily juga menoleh ke belakang dan menyadari kalau ternyata sejak tadi Bara memang berada di belakangnya.
"Kenapa aku bisa melupakannya", gumamnya menghela nafas.
Bara melangkah berjalan tepat di samping Lily dengan tatapan tajam dan dingin yang tak lepas dari Christopher yang menatapnya dengan cara yang sama.
Christopher mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan dengan Bara yang jelas Ia tau siapa yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis hingga ke luar negeri,"Saya Christopher Walcott teman Bu Lily"
Bara tetap pada ekspresi datar dan dinginnya, Ia merasakan Lily menyikutnya jadi Ia membalas jabatan tangan itu namun tak ada ekspresi bersahabat di wajahnya terlebih ketika menoleh ke sampingnya Lily tersenyum dengan begitu lembut yang jarang Ia lihat."Apa mereka sudah lama kenal?", gumamnya dalam hati sembari menatap tipis ke arah Christopher yang menatap Lily meski sedang berjabat tangan dengannya.
"Bara suami Liliana",balasnya hingga membuat Lily terkejut dan langsung menatap tak percaya ke arah Bara,Ia tidak menyangka Bara akan mengatakan hal itu, bukankah selama ini Bara tidak pernah mengakui siapapun kalau dia adalah istrinya bahkan saat awal-awal pernikahan Ia juga mengatakan tidak akan pernah mengakuinya sebagai istrinya.
"Saya tau,tapi saya juga tau kalau tuan Bara ini akan bercerai dengan Lily",jawab Christopher dengan senyum miring setelah jabatan tangan mereka lepas.
Lily kembali menoleh ke arah Christopher dengan tatapan terkejut,Ia terkejut karena Christopher mengatakan hal itu.
"Anda bercanda saya tidak akan pernah bercerai dengan istri saya selamanya",jawab Bara yang kemudian langsung merangkul Lily hingga tubuh mereka menempel.
"Begitu ya tapi Lily sendiri mengatakan..."
"Cukup! hentikan tuan Christopher",Lily tidak ingin ada keributan di sana terlebih saat ini ada anak kecil di sana.
Tampak urat-urat wajah Bara yang menonjol ketika melihat senyum mengejek dari Christopher ketika Lily berdiri menghadap ke arahnya dan membelakanginya.
"Tuan Christopher saya minta maaf tapi anda harus ingat ada Theo di sini,saya tidak ingin dia melihat orang dewasa yang berselisih paham dan saya yakin anda juga menginginkan hal itu kan,jadi tolong saya tidak bisa menemani Theo saat ini karena saya ada urusan lain,saya janji lain waktu saya akan datang berkunjung untuk bertemu dengan Theo"
Theo bocah kecil itu merengut sedih,Ia menggegam jari-jari Lily dengan erat seolah tidak ingin melepaskannya."Aku ingin bersama Tante Lily,bawa aku bersama Tante kalau begitu",rengeknya.
Christopher mengerti maksud Lily,Ia juga mengerti posisi Liliana saat ini."Tidak perlu begitu tidak enakan Lily,saya mengerti kamu sibuk untuk urusan Theo kamu tidak perlu khawatir dia anak yang baik dan penurut benarkan", ucapnya kemudian menggendong putranya itu dan mencium pipinya yang lucu.
Bara berdecak dalam hati tidak suka dengan ucapan Christopher yang seolah-olah anaknya juga termasuk urusan Lily istrinya,Ia juga semakin panas ketika melihat gurat senyum di wajah Lily yang tampak senang bahkan Ia juga mengusap pucuk kepala bocah itu yang sudah di gendongan,Ia tidak bisa mengakui kalau posisi seperti itu benar-benar membuat mereka terlihat seperti pasangan suami istri yang sedang membujuk anak mereka.
"Tidak apa yang ku pikirkan"
"Baiklah Tante,tapi lain kali Tante harus datang menemui Theo dan bermain dengan Theo ya"
"Baik,janji"dengan manis Lily memberikan kelingking nya di hadapan bocah itu kemudian di balas dengan kelingking nya juga,hal itu membuat Christopher begitu bahagia karna Ia melihat sosok malaikat pada Lily yang benar-benar terlihat begitu baik dan tulus.
"Belum pernah aku menemukan wanita sesempurna ini,dia terlalu sempurna"
Pada akhirnya Christopher membawa putranya pergi dari sana meninggalkan Bara dengan Lily yang masih memperhatikan mereka yang berjalan menjauh.
Lily tersenyum sedih,dulu Ia selalu bermimpi akan mempunyai anak-anak yang lucu bersama Bara,Ia juga selalu membayangkan mereka akan merawatnya bersama-sama."Tapi itu semua tidak akan pernah terjadi", gumamnya lirih dalam hati.
"Apa kalian begitu dekat?"
"Bukan urusan mu"
Lily akan melangkah pergi dan mengabaikan Bara,namun tangannya langsung di cekal dan di tarik dengan cukup kuat hingga Ia langsung mendarat di dada bidang Bara sampai mereka tidak mempunyai jarak lagi.
Ia mendongak menatap wajah tampan idaman semua wanita itu,"Kenapa kau bertanya hal itu,ada apapun hubungan kami itu semua bukan urusan mu"
"Kenapa?kau adalah istri ku,jadi itu sudah menjadi hak ku untuk mengetahui dengan siapa saja istri ku dekat"
"Haha istri?sejak kapan kau mengakui ku sebagai istri mu dan sejak kapan kau harus mengetahui dengan siapa saja aku dekat,kau sendiri bisa dekat dengan siapapun yang kau mau",kesal Lily dengan tawa sarkasnya.
"Ingat kita sudah akan bercerai!"
Bara tak bereaksi apapun wajahnya tampak begitu dingin dan matanya yang tajam tetap seperti biasanya meski sebenarnya dalam dirinya saat ini berbanding terbalik.
"Aku sudah mengatakan kalau aku tidak akan pernah menceraikan mu,apa kau lupa perjanjian pernikahan kontrak itu bahwa pihak kedua tidak bisa mengajukan cerai"
"Tapi apa kau lupa satu minggu lagi perjanjian pernikahan kontrak itu berakhir",balas Lily tersenyum menyeringai.
"Itu hanya sebuah kertas yang tidak sah dan tidak penting"
Bara semakin menarik Lily ke dalam dekapannya seolah membuktikan ucapannya kalau Ia tidak akan pernah melepaskannya,jangan salahkan Ia egois sekarang karna Ia tidak ingin menyesal kedepannya.
"Kau gila!"
"Ya memang aku gila Lily",ucap Bara dengan suara yang berat hingga hampir terdengar seperti bisikan kemudian begitu saja tiba-tiba menggendong tubuh Lily ala bridal style tidak peduli banyak orang yang memperhatikan dan seperti apa Lily berusaha melepaskan diri karna tenaga mereka sama sekali tidak terbanding.
"Lepaskan aku!!kau ingin membawa ku kemana sialan!!tolong!!"
"Lepaskan aku!!aku senang di culik!!"
Lily terus berteriak dan berusaha melepaskan diri,bahkan kakinya terus Ia hentak-hentakkan agar Bara melepaskannya tapi Bara bahkan sedikitpun tidak keberatan sama sekali.
Tidak ada yang mendengarkan Lily mereka seakan yakin meski tidak mengenal kalau keduanya adalah pasangan.
***
"Kemana kau ingin membawa ku pergi lepaskan aku Bara!!"
Di dalam mobil Lily tidak bisa berhenti berteriak pada Bara yang benar-benar Ia lihat seperti orang yang berbeda, terlebih saat ini jalan yang Ia lihat bukan jalan yang sama seperti jalan kembali pulang.
Bara menghubungi sekretarisnya,"Will pergilah ke mansion ku dan beritahu papa dengan mama kalau beberapa Minggu ke depan aku dan Liliana akan tinggal di Vila bagian Utara"
Setelah selesai mengatakannya Bara langsung menutup telepon karena Lily yang berusaha merebut ponselnya.
Hingga setelah cukup lama perjalanan Lily akhirnya menyerah dan berhenti mengamuk,"Dasar pria jahat"ucapnya membuang wajah ke luar.
"Aku tidak akan pernah melepaskan mu sampai kapanpun,tapi aku janji aku akan menebus semua kesalahanku seumur hidup"
Bersambung...
klaupun balikan lagi jgn semudah itu biar dia sengsara dulu baru d maafkan