Sinta Ardila,gadis ini tidak perna menyangka jika ia akan di jual oleh sahabatnya sendiri yang bernama Anita,kepada seorang pria yang bernama Bara yang ternyata seorang bos narkoba.Anita lebih memili uang lima puluh ribu dolar di bandingkan sahabatnya yang sejak kecil sudah tumbuk besar bersama.bagai mana nasib Sinta.apakah gadis sembilan belas tahun ini akan menjadi budak Bara?apakah akan muncul benih cinta antara Bara dan Sinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesya Aqilla putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Hingga keesokan paginya, setelah selesai sarapan, Bara mengajak Sinta berjemur di halaman belakang. Duduk berdua sambil menikmati hangatnya sinar matahari. Bara masih sibuk menimbang diri untuk kasih tahu Sinta.
"Aku ingin bicara sesuatu,"ucap Bara memberitahu.
"Katakan saja, sepertinya tidak terlalu penting ,"
"Sangat penting,tapi janji jangan marah,"pintah Bara yang merasa khawatir.
Sinta menatap dengan perasaan aneh,jelas terlihat wajah Bara seperti orang yang sedang bingung sekarang.
"Apa?"tanya Sinta singkat.
"Sebenarnya kau hamil anakku,"ucap Bara memberitahu.
Untuk beberapa saat Sinta terdiam,ke duanya saling tatap seperti orang yang sedang kebingungan.
"Aku tahu,"ucap Sinta membuat Bara tercengang.
"Maksudmu?"tanya Bara merasa heran.
Aku tahu kalau aku sedang hamil,memangnya kenapa?"Sinta bertanya balik.
"Dari mana kau tahu?"
"Tang aku alami sejak di rumah sakit sampai aku pulang adalah tanda-tanda kehamilan. Waktu itu aku bertanya pada perawat,jadi dia memberi tahu kalau aku sedang hamil. Katanya aku hebat, operasi tumor saat aku sedang hamil muda."
Bara bingung ingin tertawa atau bersedih mendengar ucapan Sinta."
"Makan dan tidurku samapi tidak nyaman sebab aku memikirkan hal ini, bisa-bisanya kau sudah tahu tapi kau diam saja,"ucap Bara merasa jengkel.
"lalu aku harus apa?"tanya Sinta."Memujamu atau aku harus berteriak seperti orang gila? kupikir kau tidak tahu jika aku hamil,jadi aku diam saja sebab kau tidak akan mau menerima anak ini."
"Sinta,aku tidak sejahat itu,"seru Bara.
Mana aku tahu kedepannya seperti apa,"ucap Sinta.
Bara membuang napas kasar,citranya sudah jelek di mata Sinta.
Aku ingin meresmikan pernikahan kita jika kau sudah benar-benar sembuh,"ucap Bara memberitahu.
"Apa kau sudah gila?"
"Aku serius,sejak kau berada di rumah sakit,aku sudah memerintahkan orang untuk mempersiapkan pesta pernikahan untuk kita."
"Bara,rencana apa yang akan kau lakukan?"
"tidak ada rencana,apa salahnya jika aku mengadakan pesta untuk meresmikan pernikahan kita.
"Padahal tidak ada cinta di antara kita,"sahut Sinta.
"Kau saja , aku tidak!"ucap Bara.
"Maksudnya?"tanya Sinta yang merasa tidak mengerti.
Bara menggaruk kepalanya, mendadak ia bingung ingin menjelaskan seperti apa. Haruskah Bara memberitahu Sinta jika ia sudah ada rasa?atau haruskah Bara memberitahu Sinta jika ia sudah cinta?
Benar-benar di luar dugaan, bisa-bisanya aku terjebak dalam permainan yang aku buat sendiri,,"ucap Bara dalam hati.
"Aku tahu apa yang ada dalam pikiran mu,"ucap Sinta membuat Bara semakin salah tingkah.
****
"Minum dulu susunya,"ujar Bara seraya meletakkan segelas susu ibu hamil untuk Sinta.
Dua bulan telah berlalu, kehidupan rumah tangga Sinta dan Bara terlihat semakin membaik. Tidak ada lagi Bara yang kasar, adanya sekarang Bara baik hati dan lemah lembut dalam memperlakukan Sinta.
Dua bilang juga Bara menghindari Sofia dan Irene yang berusaha mendekati Bara yang sama sekali tidak tertarik pada kedua perempuan itu.
Sampai rambutku panjang sebahu, aku akan selalu mengenakan rambut palsu ini,"ucap Sinta yang sedang bercermin.
Lihatlah Sinta,dalam dalam waktu dua bulan tubuhnya sudah berisi. Perutnya yang semula datar sudah terlihat membuncit sedikit. Sinta tampil cantik dalam perawatan yang di berikan Bara padanya.
Pesta pernikahan beberapa waktu yang lalu di adakan secara tertutup dan hanya dihadiri sedikit tamu undangan saja.
"Sinta,cepatlah minum susumu,"pintah Bara sekali lagi.
Sinta tidak menjawab, segera ia meneguk habis susu ibu hamil yang di buatkan oleh Bara. Sebenarnya Sinta merasa bosan minum susu tersebut tapi demi kesehatan anaknya, ia harus meminumnya.
"siang ini,ingin makan apa,Hem?"tanya Bara dengan nada yang sangat lembut sekali.
"Apa pun aku makan,"jawab Sinta.
Begitulah jawabannya,setiap kali Bara bertanya.
"jangan menjawab seperti itu,aku bosan mendengarnya,"ucap Bara.
Ketahuilah,aku tidak ingin terbuai oleh sikapmu yang sangat manis ini sebab kau bisa kapan pun menyiksaku,"ucap Sinta dalam hati.
"Hei,,,,"tegur Bara yang mengejutkan Sinta sedang melamun."kenapa melamun?"
"tidak kenapa-kenapa,"jawab Sinta singkat.
"ingin makan apa siang ini?"tanya Bara sekali lagi.
"Aku sedang memikirkanya,"jawab Sinta sama seperti biasanya."Apa boleh aku mengajakmu pergi ke pesta kuliner yang ada di pusat kota sore ini?"tanya Sinta pada Bara.
"Darimana kau tahu kalau ada pesta kuliner di pusat kota?"Bara balik bertanya
"aku melihat berita di sosial media," terlihat sangat ramai dan ada menu dari beberapa negara.
"Ya,kita akan pergi sore ini,"jawab Bara seketika membuat senyum Sinta merekah.
Ada beberapa rahasia yang sedang di sembunyikan oleh Bara, ia tidak tahu bagaimana reaksi Sinta jika mengetahui semuanya.
"selamat pagi,"sapa Chris yang baru saja datang ke rumah Bara.
"kau lagi,hampir setiap Haria kau datang ke rumahku,"kesal Bara.
Chris tidak peduli,ia membawa empat kotak yang berisi makanan.
"titipan dari papa untuk Sinta,jangan lupa di makan nanti siang,"ucap Chris memberitahu.
"Wah, terima kasih."ucap Sinta yang merasa senang.
Setiap kali Chris datang,pria ini akan membawa makanan untuk Sinta.
"Aku akan pergi mandi,kalian mengobrollah dulu,"ucap Sinta kemudian berlalu seraya membawa makanan pemberian Chris
Chris terus memperhatikan Sinta sampai ia masuk kedalam rumah.
"Chris,jangan terlalu sering melakukan hal seperti ini,kau tahu sendiri jika hubungan ku dengan Sinta baru membaik. Jika dia tahu bagai mana?"ujar Bara yang merasa khawatir.
"Aku tidak bisa menolak permintaan papa, setiap aku pulang,papa selalu menanyakan kabar Sinta dan bagaimana ekspresinya setelah mendapatkan titipan makanan. Ayolah Bara,aku juga merasakan hal yang sama sepertimu."
Bara menghembuskan napas kasar, yang tidak di ketahui oleh Sinta jika ia dan Chris adalah sodara kandung yang sudah terpisah sembilan belas tahun lamanya.
Bukan sengaja di buang oleh orang tuanya, melainkan di buang oleh bibi mereka yang tidak setuju dengan pembagian harta warisan beberapa tahun lalu.
"papa mendesakku untuk memberi tahu Sinta tentang siapa dia sebenarnya."aku pusing memikirkanya,"ucap Chris.
"Sinta sedang hamil,tolong beri pengertian kepada papamu, eh, maksudnya kepada papa mertuaku,,,,"Menggelikan,"sahut Chris memotong ucapan Bara.
"Sinta sedang hamil,baru tiga bulan masih tergolong sangat mudah. Jika dia mengetahui rahasia ini sudah pasti dia akan kepikiran, apa kau mau adikmu pendarahan?"
Chris mengusap wajahnya kasar, sejak ia tahu Sinta adalah adik kandungnya, sejak saat itu pula perhatiannya semakin bertambah, firasat Chris memang tidak pernah salah,sejak awal ia melihat Sinta ada perasaan yang cukup dekat namun tak bisa di jelaskan dengan kata-kata.