Aku Richie, pria jomblo tampan, kaya raya yang tak mau menikah. Ayah ku memaksa aku menikahi Alya, gadis cantik yang sabar, tegar dan keras hati.
Entah sejak kapan Alya mencintai ku aku tak tahu. Aku sangat membenci nya, Aku ingin ia hidup tersiksa bersama ku.
Ku pikir, menghadirkan Farah, sebagai kekasih bayaran untuk merusak rumah tangga ku akan membuat ia pergi dan minta cerai dari ku.
Tapi Aku salah. Aku justru terperangkap oleh drama yang ku buat sendiri.
Kehadiran Mario yang sangat tergila-gila pada istri ku membuat hati ku tak rela melepaskan Alya.
Benih-benih cinta yg mulai tumbuh di hati ku, justru membuat aku menderita.
Aku tak yakin, Alya sanggup bertahan dari godaan Mario.
Haruskah ku biarkan cinta Alya direbut oleh Mario yang berpredikat play boy?
CUSSSS,, BACA NOVEL NYA !!!
Jangan lupa, pantau juga karya ku yang lain y 🤗
SUBSCRIBE, LIKE, KOMEN,VOTE ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ Jika kamu suka y 🤗
Bantu support with GIFT Biar Author tetap semangat ❤️❤️❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MALAM PENGANTIN YANG TERTUNDA
Malam sudah mulai larut.
Ayah pun sudah masuk ke dalam kamar nya sedari tadi untuk beristirahat.
Sedangkan Alya, telah lebih dulu meluncur ke dalam kamar meninggalkan ku yang masih ingin menikmati udara malam di teras rumah.
"Tuan, apa anda belum tidur?" mendadak suara Leon mengejutkan ku dari belakang punggungku.
"Aku belum mengantuk. Mulai malam ini aku akan tidur sekamar dengan Alya. Kau pasti tau, aku tak kan bisa tidur jika ada dia di samping ku." keluh ku pada Leon.
Leon mengerutkan dahi nya sejenak.
"Apa anda butuh sejenis obat agar bisa tidur tuan?" tanya Leon penuh perhatian.
Sejenak aku tercenung. Ide Leon boleh juga. Mana tau aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus bertengkar dulu dengan Alya yang mulai malam ini akan tidur sekamar lagi dengan ku.
Bayangan malam pengantin yang berakhir dengan pisah ranjang selama beberapa minggu, saat ini membuat ku mulai lelah. Berebut kasur, bantal dan selimut hingga berakhir dengan pisah kamar. Aku tak akan membiarkan sikap kekanak-kanakan itu terjadi lagi.
Aku akan berusaha lebih sabar dan membiarkan Alya berbuat sesuka hati nya sampai Ayah kembali berangkat ke luar negeri.
"Kurasa ide mu bagus juga. Bawakan aku obat tidur kesini." ucap ku tersenyum senang.
Tanpa ku perintah dua kali, Leon bergegas pergi mengambilkan ku obat tidur.
Tak lama kemudian, Leon kembali membawakan ku sebutir obat dan segelas air putih.
"Ini tuan." Leon menyodorkan obat dan air putih itu pada ku.
Tanpa memperhatikan sama sekali, aku bergegas menelan obat itu dengan segelas air putih yang diberikan Leon pada ku.
Setelah mengembalikan gelas air putih itu pada Leon aku pun memantapkan hati ku untuk berangkat tidur.
"Aku akan segera tidur. Pastikan, kau bangun kan aku besok pagi sekali. Aku tak mau ayah memarahi ku karna bangun kesiangan." aku berpesan pada Leon sebelum masuk ke dalam kamar.
Didepan pintu kamar Alya yang dulu nya adalah bekas kamarku saat bujangan.
Aku sesaat ragu untuk langsung menerobos masuk tanpa mengetuk pintu. Aku selalu ingat setiap kali masuk ia akan menjerit kaget dan memarahi ku.
Tuk...tuk..tuk...
Aku mengetuk pintu kamar itu pelan.
Krieet...
Tanpa mengulang ketukan, pintu kamar langsung di buka Alya yang menyambut ku dengan wajah tanpa senyuman.
Tanpa bicara ia segera meninggalkan ku di ambang pintu dan bergegas naik ke tempat tidur kemudian menarik selimut, berbaring menutupi tubuh nya dengan selimut itu.
Aku mendengus kesal melihat sikap nya yang tak mempedulikan kehadiran ku. Tapi aku masih ingat, aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menyulut pertengkaran dengan nya.
Ku kunci pintu kamar dan segera tidur di atas sofa yang ada di kamar. Hukum karma mungkin sedang berlaku pada ku. Awal malam pengantin, aku melakukan hal yang serupa pada nya. Aku menyuruh nya tidur di sofa tanpa bantal dan selimut.
Detik dan menit terus berlalu. Ku lihat Alya sudah mulai tertidur karna tak terdengar sedikit pun suara dari nya. Hanya aku sendiri yang sulit memejamkan mata.
Tubuh ku rasa nya tak nyaman. Entah kenapa, aku merasa begitu panas dan gerah walaupun baju tidur yang ku kenakan sudah ku lepas, aku merasa berkeringat dan ada sesuatu yang menyerang tubuh ku.
Rasa aneh yang membuat ku bergelora sendiri dan sulit untuk ku lawan. Seperti nya ada yang salah dalam tubuh ku. Aku seakan memendam suatu gairah yang tak biasa yang mulai menyerang di seluruh tubuh ku. Pikiran ku melayang teringat obat yang di berikan Leon pada ku. Jangan-jangan dia salah kasih obat.
Aku terus mencoba untuk bertahan, tapi rasa itu sulit untuk ku bendung. Apalagi saat melihat Alya yang sudah tertidur nyenyak di ranjang dengan posisi menelentang hingga selimut nya tersingkap. Gaun tidur tipis yang ia kenakan tampak jelas menonjolkan lekuk tubuh nya yang menggoda.
"Mengapa dia suka sekali tidur dengan memakai gaun setipis itu?" Batin ku jadi terguncang.
Hasrat ku kian lama sulit di bendung. Pertahanan ku bobol sudah. Harga diri yang selama ini ku agungkan, runtuh di bawah pesona Alya yang selama menjadi istri ku belum pernah ku sentuh sama sekali.
"Alya!" Aku mendesis dan menceracau memanggil nama nya saat tanpa ku sadari telah berada di atas tubuh nya yang tidur nyenyak di atas ranjang.
Bobot tubuh ku yang berat, membuat Alya cepat terbangun dan hendak menjerit tatkala membuka mata nya. Aku segera membungkam mulut nya dengan telapak tangan ku.
"Jangan teriak, nanti ayah bangun." pintaku dengan wajah memelas.
Mata Alya tampak melotot memandangiku.
"Aku butuh kau malam ini. Aku tak bisa menahannya lagi Alya. Biarkan aku menyentuhmu." ujarku dengan nada bergetar.
Tubuh ku pun ikut gemetar menahan gejolak dalam dada ku yang terus menghantam butuh pelampiasan. Keringat dingin tampak mengucur di seluruh tubuh ku yang bertelanjang dada.
Tanpa mempedulikan reaksi Alya yang ingin memberontak, aku pun melumat bibir nya dengan rakus. Reaksi obat yang di berikan Leon membuat ku menggila.
Tanpa memberikan celah sedikit pun pada Alya untuk bisa melepaskan diri dari kungkungan ku. Aku menikmati malam pertama ku dengan Alya dalam keadaan lupa diri.
Berulangkali aku menggempurnya tanpa kenal lelah. Aku mengabaikan rintihan dan jeritan Alya yang makin lama makin pasrah karena mengimbangi permainan ku yang seolah sulit untuk ku tuntaskan begitu saja karena pengaruh obat yang di berikan Leon pada ku.
Malam itu pun menjadi malam pengantin yang buruk bagi ku dan Alya. Pertama kali bercinta layak nya pasangan suami istri tanpa ada rasa cinta, menurut ku.
Itu lah malam yang sangat ku sesali, karena setelah itu, rasa cinta ku pada Alya mulai semakin dalam menggerogoti perasaan ku. Aku mulai takut kehilangan Alya. Aku telah jatuh dalam pelukan Alya. Kusadari, aku telah jatuh cinta pada Alya.
Saat Leon mengetuk pintu kamar ku di pagi hari, aku hanya berteriak pada nya dari dalam kamar.
"Jangan ganggu aku! Aku masih ngantuk!" teriak ku dari dalam kamar melupakan pesan ku semalam pada nya.
"Tapi tuan...," kalimat Leon menggantung di udara saat wajah ku muncul tiba-tiba di hadapan nya.
"Sst... Alya masih lelah. Katakan pada Ayah, aku dan Alya tidak sarapan pagi ini bersama nya." ucap ku pelan dari balik pintu yang ku buka sedikit agar Leon tak bisa mengintip ke dalam kamar.
"Tapi...," Leon masih saja berdiri di hadapan ku penuh kebimbangan.
Aku mendelik tajam karna ia belum juga pergi seolah ada yang ingin ia katakan.
"Apa kau mau ku tendang?" tanya ku kesal melihat sikap nya.
"Tidak tuan, saya cuma mau memastikan bahwa Anda baik-baik saja. Sebab semalam saya telah salah kasih obat pada anda." jawab Leon dengan raut wajah memucat.
"Dasar bodoh! Lain kali jangan aku yang kau kasih obat itu. Berikan saja ke Alya, biar sama-sama enak!" umpat ku merasa jengkel mengingat kejadian semalam yang tak ada respon dari Alya.
"Hah?" Leon tampak terkejut mendengar ucapan ku.
Blam...!
Usai bicara pintu kamar ku tutup kembali dengan kasar, menyisakan Leon yang tercengang di depan pintu kamar.
Entah apa yang di pikirkan Leon tentang sikap ku hari ini, bodo amat. Aku hanya ingin memandang wajah istri cantik ku yang tidur nyenyak dengan perasaan berbunga-bunga.
.
.
.
BERSAMBUNG
Akhirnya, di BaB 21 author bisa melepaskan keresahan hati Richie yang sudah tertunda 20 BaB🤭
Para readers ku mana nih suara nya 🤔🤔🤔
Jangan ketinggalan Up nya tiap hari .
Novel Author rutin up tiap hari lhooo🥴
jangan lupa mampir ke novel author yg lain