Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syukuran Rumah Baru
Besokannya sesuai rencana, hari ini akan di adakan acara syukuran rumah baru. Alarich memerintahkan Bastian untuk mengundang keluarga om Lukman. Dan juga para tetangga di sekitar rumah. Sekalian mengumumkan bahwa minggu depan akan di adakan resepsi pernikahan Aleesya dan Alarich. Jadwal dimajukan 1 minggu lebih cepat dari yang di rencana kan.
"Pah kita jadi kerumah Aleesya?" Tanya tante Mira. "Jadilah disana ada pak Arya Dewantara. Kita harus bisa men ji lat beliau, kamu mengerti kan maksud papah?" Om Lukman tengah memakai setelan baju koko lengkap dengan sarungnya.
Tante Mira juga memakai baju muslim panjang lengkap dengan pasmina yang di selendangkan ke kepalanya. Miko juga tengah bersiap. Dia ingin sekali melihat sepupu cantiknya itu.
"Benar pah. Kita harus bisa mengambil hati mertuanya si Aleesya. Biar kita juga dapat bagian ya pah!" Tante Mira semakin mengompori suaminya. "Benar mah, pokoknya mamah harus baik-baikin Aleesya juga. Ingat!" Om Lukman memperingatkan istrinya sebelum pergi.
-
-
-
Di kamar pengantin baru itu Aleesya nampak gugup sekali, bagaimana tidak? Hari ini dia akan bertemu dengan om dan tantenya. Tangannya berkeringat dingin, Aleesya duduk di balkon kamarnya dia menunggu suaminya yang masih di baju.
"Sayang... Istriku yang cantik kok ngelamun sih?" Tanya Alarich yang memeluk istrinya dan menciumnya lembut. "Aku takut mas!" Aleesya menunduk sembari meremas ujung dress muslimnya yang menjuntai panjang di hiasi krystal swarovski itu.
"Lihat aku, ada aku suamimu. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi sayang." Alarich membelai wajah istri tercintanya dengan lembut. "Ada mamah dan papah juga, pengawal juga banyak di luar. Mereka tidak akan macam macam di sini. Percaya sama aku!"
"Tapi mas janji, jangan jauh-jauh dari aku!" Aleesya mengangkat jari kelingkingnya di depan muka suaminya, pertanda suaminya tidak akan ingkar. Alarich tergelak dengan sikap istrinya ini yang polos
"Iya cintaku manisku !" Alarich membalas jari kelingking itu. Dua juga mencium bibir mungil itu sekilas. Dia tidak akan membiarkan Lukman dan Mira menyakiti istrinya lagi.
Disana sudah ada Ustadzah dan beberapa tetangga juga kerabat dari keluarga orang tua Alarich. "Woahh cantik sekali menantu keponanakan tante ini." Ucap Tante Syla yang baru tiba dari Aussie. Dia menginap dirumah orangtua Alarich yang juga kakaknya tante Syla.
Aleesya menyalami punggung tante suaminya ini. Tante Syla juga mengenalkan suaminya om Dorrish dan anaknya, Nathan. "Iya donk tan, Alarich gitu loh enggak salah pilih hehehe!" Jawab Alarich dengan candaan.
Nathan sedari tadi memandang wajah cantik nan teduh istrinya Alarich itu "Cantik sekali. Belum pernah aku melihat wanita secantik ini." Gumam Nathan dalam batinnya
"Ayo sayang tamu tamu udah ada semua kita mulai yah!" Sahut mamah Winda yang baru datang dari dapur menghampiri menantu kesayangannya dan anaknya.
Mereka semua berjalan ke ruang tamu yang cukup luas itu. Alarich tak pernah melepaskan pegangan tangannya dari istrinya. Aleesya sendiri juga masih gugup meskipun om dan tantenya belum datang.
Ketika Ustadzah ingin mulai berdoa bersama, dua orang yang di takuti Aleesya muncul juga. Om Lukman dan tante Mira juga Miko.
"Wah pak Lukman, silahkan masuk. Acaranya baru saja di mulai." Ucap papah Arya mempersilahkan keluarga menantu nya masuk ke dalam.
Aleesya dan Alarich saling memandang. Pegangan tangan Aleesya makin kencang pada suaminya. Alarich mengelus lengan istrinya supaya tidak takut. "Ada aku sayang, tenang yah sayang!" Alarich bicara pelan sekali pada istrinya.
Acara pengajian itu dimulai dengan hikmat. Lukman dan istrinya duduk di dekat pintu masuk Jarak mereka dari Aleesya cukup jauh. Pak Arya juga sedikit memperhatikan Lukman dan Mira. Mereka melirik Aleesya dengan tajam.
"Awas saja kalau kalian berulah pada menantuku. Akan ku patahkan leher kalian !" Pak Arya sedikit geram dengan Lukman dan Mira.
-
-
Selesai acara Alarich mengajak istrinya makan. "Ayo sayang kita makan dulu." Aleesya menurut pada suaminya dia mengikuti suaminya dari belakang. Tangan Alarich tidak pernah lepas dari istrinya.
"Hai Aleesya... Gimana kabar kamu? Tante kangen loh sama kamu. Kamu ini enggak pernah kabarin tante." Ucap tante Mira sedikit menyindir Aleesya.
Aleesya dan Alarich reflek menoleh ke belakang. Alarich menarik tangan istrinya perlahan ke belakang dirinya.
"Aleesya baik-baik saja. Anda tidak perlu khawatir." Ucap Alarich dengan tatapan tak terbaca. Sementara istrinya hanya menunduk dibelakang suaminya. "Aleesya baik tante. Kak Miko mana tante?" Aleesya sengaja mengalihkan pertanyaannya.
"Sombong sekali kamu Aleesya!! Baru jadi nyonya Dewantara saja sudah belagu. Hati-hati loh tuan Alarich. Istri kamu ini pembawa sial. Orangtuanya aja ma-ti cuma dia yang masih hidup." Nyinyir tante Mira sembari menyilangkan tangannya.
"Jaga bicara anda!!! Lebih baik anda pulang jika ingin mengacau disini." tegas Alarich. Omongan tante Mira sangat menusuk jantung Aleesya. Alarich masih menatap tajam tante Mira.
"Kenyataannya seperti itu kok. Dia memang pembawa sial tuan Alarich." tante Mira semakin mengompori Alarich. Tangan Aleesya makin kuat memegang tangan suaminya. "Silahkan anda pergi dari sini." Alarich mengusir tante Mira dari hadapannya.
Mamah Winda datang menghampiri ketiganya. "Hai jeng Mira, waduh ada apa nih? Kenapa pada tegang begitu muka kalian?" tanya mamah Winda.
"Saya rindu saja pada ponakan saya ini jeng Winda, iyakan Aleesya?" tante Mira pura-pura baik lagi di hadapan mamah Winda. "Ii-iya mah kita lagi bicara aja." jawab Aleesya.
"Kita duluan mah, istri Al enggak enak badan." Alarich membawa istrinya ke kamarnya. Juga makanannya yang sudah di ambil sebelum bertemu tante Mira.
Mamah Winda mengangguk pelan. Dia juga mengajak Mira keluar untuk mengobrol. ketika Alarich dan Aleesya menaiki tangga, dari bawah tante Mira melihat pasangan itu dengan tatapan kebencian.